Bella bangaun dengan cara yang paling tidak biasa baginya. Ada emosi manis yang terselip di benaknya yang tidak bisa dilupakan dengan mudah. Tentu saja hal itu terkait dengan apa yang ia perbuat dengan Blair tadi malam. Dia yang belum pernah melakukan hubungan intim dengan seorang pria akhirnya melakukannya. Sungguh hal yang paling indah yang belum pernah ia rasakan selama ini. Pengalaman menakjubakn karena melakukannya dengan pria yang setia dan juga mencintainya sekaligus mulai merasuki hati Bella.
"Blair..." bisik Bella yang baru bangun dari tidurnya. Dia agak takut jika ditinggal oleh Blair ketika membuka mata, tapi pria itu tidak melakukannya. Blair tetap di sisinya dan menemaninya sampai ia membuka mata di pagi hari. Sangat menyenangkan mendapati pria itu ada di sisinya, meski rasanya dingin.
"Selamat pagi, Bella."
"Hai," jawab Bella. Dia menyadari jika hanya memakai piyama yang belum terkancing dengan rapi.
" Kurasa aku harus berpamitan sekarang karena aku tidak membawa sun cream. Ayahmu juga sebentar lagi akan menengokmu." Blair melihat Bella yang merona. Dia tahu jika gadisnya sangat puas. "Lagi pula, aku ingin melakukannya di kantor jadi aku tidak ingin membuatmu kelelahan pagi ini."
Bella merasa malu, tapi ia masih mengangguk. "Dasar, nakal. Hati - hati,'' ucap Bella.
Blair pun menghilang dalam sekejap karena ia bergerak dengan kecepatan tinggi, dan Bella masih ingin mengingat kembali apa yang terjadi padanya tadi malam. Dia meraba seluruh tubuh yang ia rasa bekas sentuhan Blair. Tanpa tahu jika sebenarnya mereka berdua tidak pernah benar - benar bercinta. Dan tentu saja tidak ada apapun yang tertinggal selain tanpa merah yang Blair buat agar delusinya nampak nyata.
"Kenapa badanku tidak merasa sakit atau kelelahan?" ucap Bella. Padahal yang ia dengar dari Trisa, ketika seorang gadis pertama kali melakukan hubungan intim maka tubuhnya akan seperti kelelahan seolah sudah berlari bermil - mil. Tapi ia merasa tidak ada yang terjadi padanya. Padahal ia ingat jika Blair sama sekali tidak jinak tadi malam.
"Apa Blair yang membutaku pilih dengan cepat?" guman Bella.
Hanya itu yang bisa Bella pikirkan untuk menjelaskan kondisi tubuhnya yang baik - baik saja setelah semalaman bercinta dengan Blair. Tidak hanya, ia tidak merasa lelah, tapi ia juga merasa sangat segar.
"Jika demikian aku akan sering - sering melakukan hal ini dengan Blair, sebab rasanya sama sekali tidak buruk."
Sesuai yang di ucapkan oleh Blair, ayahnya ternyata datang untuk menemuinya. Pria tua itu pamit akan pergi ke London dan menemui putranya. Hanya saja ia berpesan pada putrinya untuk tidak terpengaruh oleh semua gosip yang mungkin muncul. Seperti yang diketahui jika media sangat ingin melihat profil dari kekasih Blair. Mereka memburu berita tentang Bella sampai hal terkecil. Paparazi berusaha mengorek masa lalu Bella dengan bertanya pada teman - temannya. Memangnya siapa yang tidak penasaran dengan orang yang mampu menaklukan hati pria dingin itu.
"Bella, ayah akan menengok kakakmu di London. Kau baik - baik saja kan?" tanya James.
Bella mengagumi kepekaan seorang vampire yang bisa menebak kedatangan seseorang yang mendekat. Padahal mereka vampire tapi bisa mendeteksi siapapun yang akan datang.
"Tentu saja ayah, aku akan baik - baik saja," jawab Bella. Apalagi ada Blair, jadi apa yang akan ia takutkan.
"Syukurlah, kuharap kau tidak terpengaruh dengan kabar apapun yang menyangkut tentang Blair sebab yang ayah tahu dia sangat bersih tanpa ada sejarah bermain - main dengan wanita."
"Aku tahu ayah, " ucap Bella sambil tersenyum. Dia adalah wanita yang paling mengenal Blair jadi mana mungkin ia tidak tahu jika Blair tidak akan mendekati wanita yang tidak ingin ia jadikan vampire. Apalagi seumur hidupnya dia hanya menantikan kelahiranya kembali.
"Kurasa kau sudah dewasa sekarang Nak. Ayah bangga padamu. Kau melalui rasa sakit dan mengubah kesalahan di masa lalu menjadi sesuatu yang baik." James melihat putrinya yang tersenyum penuh cinta, dan berbinar. Dalam hati ia sangat bahagia karena memang tidak ada yang bisa ia berikan pada sang putri selain harta. Dan kini Blair memberi cinta pada putrinya.
Bella tahu ayahnya mengungkit masalah Bryan. Demi apapun dia sangat malu jika mengingat kebodohannya kala itu. Entah apa yang ada di otaknya sampai ia bisa dimanfaatkan dengan begitu buruk oleh pria yang tidak memiliki apapun selain wajah yang bagus.
"Asal ayah tahu, aku sangat malu jika mengingatnya."
James tergelak, putrinya yang dulu keras kepala dan enggan menerima kata salah sekarang sudah mulai menerima jika ia bersalah. Rupanya putrinya memang banyak berubah setelah berpisah dari Bryan, apalagi sekarang ia berhubungan pria selevel Blair. James merasa jika Bella mulai menyadari tanggung jawab dan beban yang ia tanggung saat menjadi kekasih pria terkenal dan buruan para wanita.
"Aku percaya kau akan baik - baik saja. "
Percakapan mereka menjadi percakaan paling dewasa dan paling santai yang pernah Bella rasakan. Ayahnya tidak lagi mengintrogasi atau mempertanyakan segala tindakannya. Sangat berbeda dengan ketika ia masih menjalin hubungan dengan Bryan, di mana Bella akan meminta sesuatu yang pastinya akan dia hadiahkan pada Bryan. Dan James tanpa henti berkotbah tentang sikap pria yang mencintai gadis untuk menyadarkan putrinya. Namun pada akhirnya ia yang mengalah.
Terkadang James ingin menyuruh seseorang memberi pelajaran pada Bryan, akan tetapi ia tahu jika melakukan hal itu akan menyakiti hati putrinya. Sehingga ia akan menunggu momen ketika ia sadar jika Bryan hanya memanfaatkannya. Sebab tak sedektikpun Bryan lolos dari pengawasan anak buah James yang ia suruh mengawasi Bryan. Dan di saat itu pula James mengetahui tentang perselingkuhan dari Bryan dengan wanita bernama Ceris. Hatinya sakit melihat pengkhianatan Bryan, tapi ia sadar jika putrinya harus menanggung rasa sakit. Dia tidak bisa terus hidup dalam dunia dongeng.
***
Setelah perbincangan itu, Bella kembali lagi ke kantor Blair dan meneruskan magangnya. Dia segera disambut dengan pelukan hangat dari Kristy dan Lilian. Keduanya nampak bangga melihat Bella adalah orang yang berhasil menaklukan Blair. Yah walaupun mereka juga tahu jika Bella bukan gadis sembarangan karena ia adalah putri dari salah satu pengusaha juga.
"Kau ,mendapatkan tangkapan yang bagus Bella," goda Kristy.
"Kau amazing, girls. Padahal banyak sekali gadis yang berusaha untuk mendekati si dingin Mr Blair tetapi mereka hanya pergi dengan kekecewaan semata."
Bella menanggapi godaan mereka dengan senang. "Itu karena aku beruntung."
"Bella, untuk pertemuan dengan klien nanti, aku harap kau yang terpilih karena akan membahas iklan. Dan salah satu di antara mereka adalah penggemar gila Blair."
Bella sebenarnya tidak terlalu ingin berkonfrontasi dengan semua wanita yang ingin mendekati Blair. Dia ingin tetap sweet dan hanya akan menunjukkan taring ketika ada yang berusaha membuat masalah dengannya.
"Aku tidak seposesif itu. Kurasa mereka akan membeku ketika Blair menatapnya dingin. Kalian tahu benar seperti apa Blair."
Kedua gadis itu saling berpandangan. Mereka lupa jika Blair adalah gunung es yang tidak akan mencair jika tidak dengan keinginannya sendiri. Apalagi dengan tatapannya yang menakutkan.
"Ya, Kurasa kami melupakan bagian itu."
Ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan perkiraan Bella. Blair justru membawanya ke manapun ia pergi. Di rapat yang diadakan di restorant, Bella ditatap penuh rasa iri oleh dua model yang bekerja sama dengan perusahaan Blair. Mereka pun berusaha memperlihatkan siapa yang paling menarik perhatian Blair.
"Mr Blair, aku ingin bersulang dengan anda karena kesepakatan kita tidak memenuhi jalan buntu."
Rahana mencoba untuk merayu Blair, dia menyodorkan minuman di depan Bella dengan tujuan agar Bella cemburu. Akan tetapi Blair menerimanya dan memberikan pada Bella.
"Minumlah Bella, aku hanya minum gelas yang kau berikan."
Bella ingin sekali tertawa melihat wajah ddari Rahana. Wajahnya nampak memerah karena malu. Dia mengepalkan tanhannya di bawah meja untuk menahan emosi.
"Maaf nona Rahana, karena rapat sudah selesai maka kami harus pergi karena Mr Blair ada jadwal lain beberapa menit lagi.
"Oh tentu saja. Senang bekerja sama dengan anda. " Direktur agensi artis segera berdiri.
Balir dan Bella pun ikut berdiri dan menjabat tangan direktur agensi dan juga dua artis itu lalu segera pergi. Dari sini mereka bisa melihat jika berita iru benar adanya. Blair memperlakukan Bella dengan penuh kasih sayang. Tidak seperti gunung es yang biasa ia tunjukkan pada siapapun.
Bahkan di luar ruang rapat, Blair memperlakukan bella seperti sebuah benda yang sangat berharga. Dia bahkan menempelkan tangannya di punggung Bella tanpa ada niat untuk melepasnya, bahkan ketika rapat sedang berjalan atau di dalam lift. Dan Bella tidak keberatan akan hal itu. Baginya sikap Blair menandakan jika ia sangat diinginkan oleh pria itu.
"Blair, kau tadi sangat kejam terhadap mereka."
Blair mendengus, dia sama sekali tidak memiliki urusan untuk menjaga perasaan dari wanita manapun yang memiliki perasaan terhadapnya. Perasaan yang ia perdulikan bahkan untuk selamanya adalah Isabellanya. Hanya dia dan tidak ada yang penting selain dirinya.
"Mereka tidak penting. Memangnya apa yang mereka lihat dariku jika tidak kekayaan dan fisikku semata. Mereka bahkan tidak tahu aku adalah vampire. Berbeda denganmu yang sama sekali tidak perduli dengan semua yang aku miliki. "
Bella menganggap apa yang Blair katakan masuk akal. Bella memang sama seklai tidak tertarik pada Blair pada awalnya karena ia merasa trauma, namun begitu ia tahu jika Blair adalah seorang vampire yang merupakan kekasihnya beberapa ratus tahun yang lalu, ia menjadi sangat terharu. Fakta jika Blair menunggunya terlahir kembali adalah hal yang paling romantis yang pernah ia dengar.
"Baiklah, kau menang. Aku juga tidak suka kekasihku dilihat dengan penuh nafsu oleh wanita lain. Mereka terlihat seperti aku yang merebutmu, padahal yang terjadi sebaliknya. Merekalah yang berusaha mengambilmu dariku."
Blair tersenyum tipis." Itu baru gadisku."
Di malam hari, Blair menjemput Bella yang akan menemaninya ke pesta yang diadakan oleh rekan kerja Blair. Bella mengenakan potongan bahu terbuka dengan permata yang yang menggantung di bahunya di mana menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Sedangkan roknya memiliki model mermaid yang menampilkan kaki panjangnya yang indah.
Blair baru saja akan menoleh tapi ia sudah dibuat terpesona dengan Bella. Dia memang sangat cantik seperti boneka barbie yang bersurai golden red. Wajahnya yang seolah memang sangat sesuai dengan surainya menjadi daya tarik yang indah. Padahal Isabella nya dulu tidak memiliki kecantikan seperti itu. Dan Blair merasa beruntung Isabella nya memiliki wadah yang bagus di reinkrnasinya.
'Kurasa aku harus memberinya delusi lagi.'
Akan sangat aneh jika Blair tidak bernafsu pada Bella. Oleh karena itu, jalan satu - satunya adalah memberi Bella delusi panas sehingga ia merasa bahagia. Walaupun sebenarnya Blair sama sekali tidak sabar ingin mengubah Bella menjadi vampire.
Tbc