Disorot

1808 Words
Beberapa hari telah berlalu sejak pemberian bunga Blair pada Bella yang menghebohkan. Sebagai ayah, James tidak keberatan jika putrinya memiliki hubungan dengan pria yang minim skandal dengan perempuan. James justru Blair adalah tangkapan bagus sang putri. James sendiri awalnya putus asa dan tidak mengira Bella akan mendapatkan seorang CEO hebat, setelah pilihannya pada Bryan. Sejujurnya James bangga putrinya mampu memilih Blair yang memiliki nilai plus yang tak dimiliki oleh CEO di Manhattan pada umumnya, yaitu terkenal dingin dan membuat artis atau model negeri ini menjadi nampak gila karena mengejar - ngejarnya--- tapi dia bukan marathon wanita. Justru wanita di luar sana yang berlomba menaklukannya. Beberapa di antara mereka bahkan membuat skandal yang mengatakan jika mereka hamil dengan Blair atau mengatkan sedang memiliki hubungan diam - diam dengan Blair, yang langsung ditangani oleh Publik Relation BANT Corp. Blair tidak mengijinkan siappaun membuat skandal dengannya dan ia tidak akan segan - segan menghancurkan siapapun yang ingin membuat gara - gara dengannya. Tidak ada yang tahu jika Blair bukan manusia biasa yang bisa meniduri wanita dengan mudah. Kekuatannya terlalu kuat meski dalam kondisi normal, tapi ketika ia b*******h maka tubuh wanita yang akan ia tiduri bisa jadi akan remuk dan tewas jika ia tidak sengaja menyentuhnya karena terlalu b*******h. Oleh karenanya Blair menahan diri dari Bella. Dia ingin gadis itu siap menjadi vampire sebelum menidurnya. Namun jika hal itu terlalu memakan waktu yang lama, ia berniat menemukan kaum penyihir yang sudah punah untuk membuat tubuh Bella kuat mengatasi kekuatannya. Itu hanya rencana jangka panjang, Blair tahu itu terlalu cepat untuk meminta Bella menjadi vampire. Blair ingin Bella memintanya sendiri untuk menjadi vampire. *** Cresent berkunjung ke kastil Blair yang berada di puncak tebing di mana air terjun mengalir. Dia melipat tangannya di depan d**a dan melihat Blair dengan rasa penasaran akan semua yang temannya lakukan pada Bella. "Jadi kau sekarang mendekatinya dengan cara seperti manuisa normal?" tanya Cresent yang meminum sesuatu dari gelasnya. Minuman itu jelas bukan minuman biasa. Blair menyangga tubuhnya dengan tangan yang menyandar di bingkai jendela. Dia tersenyum tipis mengingat kebersamaan dengan Isabella terulang karena ia terlahir kembali. "Ya, aku sadar jika tidak bisa menunjukan d******i pada Bella seperti para vampire atau warewolf lakukan untuk mengklaim pasangannya. Bella sekarang adalah manusia. Bukan salah satu dari mereka meski nantinya akan menjadi salah satu bagian kita," ucap Blair. "Baguslah jika kau sadar." Blair menatap Cresent yang hanya melihat ke arah pemandanga luar jendela. pria yang terkesan misterius tapi juga murni ini memiliki kemampuan meramal yang menakjubkan. Bisa jadi ia sebenarnya tahu apa saja yang harus dilakukan agar kisah cintanya dengan Bella bertahan selamanya. "Apa kau masih bermain rahasia - rahasiaan padaku Cres, aku ingin tahu apa ramalan antara aku dan Bella," ucap Blair. Temannya ini sangat suka menyembunyikan sesuatu darinya, padahal dia ingin sekali mengetahui kisah cintanya bersama dengan Bella. Jadi ia bisa menyingkirkan semua penghalang. "Lebih baik kau menjalani sebaik mungkin hubungan kalian. Aku tidak bisa membocorkan hal itu hanya karena kau takut menghadapi masalah." Sesuai yang blair duga jika Cresent sama sekali enggan mengatakan tentang kisahnya bersama dengan Bella. "Kau tidak setia kawan sekali." Cresent terdiam, bukannya ia tidak mau mengatakannya tapi ketika ia mencoba melihat alur percintaan Blair dan Bella, semuanya menjadi gelap. Setelah itu yang muncul setelah bayangan gelap adalah Bella yang tersenyum dan bergandengan tangan dengan seseorang. Seseorang yang ia rasa bukan Blair karena surai Blair tidak panjang. Temannya itu tidak pernah memiliki model surai panjang. Ini merupakan misteri bagi Cresent dan membuatnya menebak - nebak apakah Blair bertransformasi menjadi vampire yang lebih kuat atau entahlah. Oleh karena itu Cresent tidak bisa mengatakannya pada Blair karena ia takut Blair memburu semua pria bersurai panjang. Keheningan Cresent yang diam menjadi hal yang membosankan bagi Blair. Waktu sudah malam dan sudah waktunya untuk mengunjungi kekasih hati. Ia ingin mengajak Bella ke luar mansionnya dan menjadi pasangan normal untuk semalam. "Jika kau tetap diam maka aku akan pergi sekarang Cres. Bella sudah menantiku." "Pergilah, " ucap Cresent. Blair tersenyum tipis dan bergerak cepat menuju ke mansion Bella. Dia yang memiliki gerakan begitu cepat tidak akan terlihat oleh manusia biasa. Dan tentu saja dalam sekejap ia akan tiba di kamar Bella. Meski sikapnya tidak sopan karena tidak bertamu seperti manusia normal, tapi Blair belum bisa bertemu dengan James. Hubungan antara Bella dan dirinya terlalu cepat untuk membuatnya menemui James. Bella yang memilih untuk membaca buku mata kuliahnya tidak menyadari jika Blair sudah berada di belakang tubuhnya. Dia menggoda bella dengan menaruh teko kristal berisi jus buah di meja sisi kanannya. Tek. Suara yang beradal dari samping menarik perhatian gadis itu. Bella menoleh ke kanan dan menemukan jika ada jus buah di meja. Dia tidak menggrubisnya karena mengira jika Leo yang melakukannya. Bella memfokuskan diri lagi ke bukunya. Tek. Kali ini Blair menaruh kacang almond di samping jus tadi. Bella pun menghentikan aktivitas membaca bukunya dan mulai mencari Leo. Akan tetapi yang tidak ada siapapun di balkon kamarnya. Bella pun berdiri untuk memeriksa siapa yang datang ke kamarnya. Sesuai pengalaman kemarin - kemarin bangsa warewolf juga memiliki kegemaran menyambangi kamarnya tanpa ijin. Itu membuatnya sebal dan ingin menulis peringatan jika tidak menerima tamu warewolf, atau meminta warewolf menjauh dari tempatnya. Bella sudah pernah menemui dan berbincang dengan mereka, dan itu bukan pengalaman yang menyenangkan. Sayangnya ide itu akan terdengar konyol dan bisa saja Trisa menganggapnya gila. Dia juga akan melakukan hal serupa jika berada di posisi Trisa. Mengetahui jika Blair seorang vampire saja membuatnya tidak percaya sampai ia melihat sendiri Blair yang berwujud seorang vampire. Beruntung ia tetap tampan. Set. Untuk sekarang, Blair membwa bunga mawar yang sangat besar. Bunga itu mendadak muncul di sisi meja yang terdapat jus dan kacang almont. Bella kini yakin jika ada mahkluk yang bukan manusia ada di kamarnya. "Siapaun itu, keluarlah," ucap Bella. Bella benar - benar ketakutan karena dia tidak ingin warewolf maupun vampire selain Blair yang datang ke kamarnya. Ketika ia mendekat ke arah bunga mawar yang nampak mahal, akhirnya Bella tahu siapa yang datang. Aroma tubuh Blair sangat khas dan ia bisa mengenalinya. Senyum pun terbit di bibir Bella. Sebuah ide untuk membalas kejahilang Blair muncul di benaknya. Dia akan mengerjai Blair dengan mengusik kelemahan Blair. "Baiklah, jika kau tidak mau keluar maka aku akan___ " Bella tidak melanjutkan kata - katanya. Dia hanya menggerakkan tangan dan mencoba untuk membuka kancing baju pakaian rumah yang ia kenakan. Bella tahu benar jika Blair sangat kuno. Dia tidak mau menyentuhnya sebelum menikah. Keputusan yang jarang sekali dibuat oleh para pria jaman sekarang. Yang mana membuat Bella menaruh rasa hormat lebih pada Blair. Kreet.... Karena Blair masih belum menunjukkan dirinya, Bella nekat membuka pakaian atasnya sehingga menyisakan bra dalam. Dia melempar pakaian itu dan berpose menantang. Namun Blair masih tidak menunjukkan dirinya. "Hoo masih belum mau muncul? baiklah..." Bella berniat membuka bra agar memaksa Blair muncul, Blair langsung menunjukkan dirinya. Ia tidak bisa membiarkan Bella telanjang di depannya atau dia akan kehilangan pengendalian diri. Hal itu berpotensi untuk membahayakan Bella. "Bella stop," ucap Blair kalah. Bella terkikik, dia sendiri bahkan tidak percaya jika Blair begitu kolot sehingga enggan menidurinya sebelum ia menikah. Lagi pula siapa yang mau benar - benar membuka Bra.Dia hanya menggoda Blair semata. Yah walauoun jika hal itu terjadi, Bella tidak keberatan. Mungkin sudah waktunya melepas keperawanannya. Bella menyipit melihat Blair yang memalingkan wajah dan membelakanginya. Bella semakin bersorak kegirangan dan makin semangat menggoda Blair. "Kenapa? bukankah aku cantik?" tanya Bella yang semakin memprovokatif Blair. Sedangkan Blair justru mundur selangkah demi menjaga libido nya tetap tenang tak terusik. "Bella apa yang kau lakukan ini berbahaya. Bukannya aku tidak mau tapi aku sangat kuat hingga bisa meremukkan benton tanpa sengaja, apalagi ketika bercinta denganmu, jadi tolong jangan membuatku lepas kendali." Bella menganga takjub. Meski itu benar namun ia merasa sangat penasaran seperti apa stamina Blair. ''Wow meremukkan beton, itu luar biasa. lalu apa yang harus kita lakukan? apa kita tidak akan ... Yah kau tahu maksudku kan?" Bella justru melepas celana hot pantnya. Dia benar - benar ingin melihat Blair yang berwajah stoick kelimpungan. Blair menggeleng putus asa. Rupanya Isabellanya menjadi nakal di kehidupannya yang kedua. "Kecuali jika kau mau menjadi vampire sepertiku. " Bella membeku, ternyata apa yang dikatakan oleh Raymond benar adanya. Blair akan menyuruhnya menjadi vampire untuk bisa menjadi pasangannya. Sebuah ide yang sama sekali tidak terpikirkan olehnya. "Apa itu bearti aku akan kehilangan sifat asliku dan menjadi pemburu darah?" tanya Bella. Dia melupakan aksi menggodanya pada Blair dan duduk di sofa. Dia membayangkan dirinya berjalan - jalan di malam hari dan memikat pria sebelum ia meminum darahnya. Bella memucat jika akan menjadi makhluk seperti itu. Bella yang duduk tanpa mengenakan pakaian lengkap membuat Blair merasa tidak nyaman. Pria itu masih berusaha untuk tidak menatap Bella dan mencari bathrobe untuk menutup tubuh Bella. Dan Bella merasa bersalah karena sudah menggoda Blair tapi ia tidak akan kapok. "Itu sulit diputuskan. Aku masih menikmati hidupku sebagai manusia." "Aku bisa menunggumu sampai kau siap Bella, tapi aku sarankan untuk tidak terlalu lama. Karena wajahmu akan menua dan kau tidak mau menjadi vampire tua kan?" tanya Blair. Bella cemberut, "Aku masih sangat muda, tapi menjadi vampire bisa aku pikirkan untuk beberapa tahun ke depan. Akan tetapi apa kita bisa berpuasa selama itu?" tanya Bella. Blair tersenyum, dia ikut duduk di sisi Bella. "Jika kau mau aku bisa memberimu kepuasan. Jadi tenang saja." Bella sama sekali tidak tahu maksud dari Blair sampai ia menemukan dirinya di ranjang dengan Blair yang berada di atas tubuhnya. Pria itu memulai mengayun sebuah tindakan untuk menuju ke suatu kegiatan yang lebih panas. Hati Bella ikut terbakar rasa yang menyenangkan saat kulit Blair yang dingin, lidahnya yabg hangat mulai menyebar ke tempat yang pria itu inginkan. Bella yang belum pernah merasakan hal itu menjadi luluh dalam alunan yang Blair mainkan pada tubuh dan emosinya. Dia tidak bisa menyangkal kehebatan Blair dan mengutuk mengapa Blair tidak melakukannya sejak dulu. Tapi ia juga senang karena bukan Bryan yang menjadi pria pertamanya. Blair merasa bersalah karena ia kembali menanamkan pengalaman palsu pada Bella. Ia senang jika kali ini Bella terpengaruh dengan kekuatannya. Blair pun tahu jika Bella tidak terpengaruh kekuatannya jika sedang marah. Dan karena saat ini Bella tidak marah maka kekuatannya bisa menguasai Bella. "Maafkan aku sayang. Aku terpaksa menanam delusi pada otakmu yang membuatmu merasa jika benar - benar bercinta denganku." Untuk menyempurnakan ingatan palsu yang ia tanam, Blair juga melepas pakaian Bella dan menyelimutinya dengan. Dia juga melakukan hal yang sama lalu menutup mata. Blair hanya menyebut mata tapi ia tidak tidur. Vampire hanya bisa tidur panjang di peti jika ingin hibernasi. "Ngh..." Suara Bella yang begitu manis ketika sedang tidur membuat Blair membuka mata. Dia pun melihat kembali gadisnya dan memilih untuk menatap Bella selama ia tidur. Blair pun mengusap pipinya, dia menyukai kehangatan pipi Bella yang merembes ke tangannya. Hal itu ia lakukan sepanjang malam dan membuat rencananya jalan - jalan bersama Bella menjadi rencana belaka. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD