Reyhan tampak sangat sibuk menerima telepon sejak pukul enam pagi hingga saat ini, terhitung sudah tiga jam ia menerima telepon dan mengurung diri di ruang kerjanya. Sarapan milikku telah kuhabiskan, sementara dia belum makan apapun sejak tadi. Aku berjalan dengan membawa nampan berisi sarapan milik Reyhan menuju ke ruang kerjanya, baru saja aku ingin mengetuk pintu, kulihat sedikit cela dari pintu ruang kerjanya, kudorong pintu itu dengan perlahan menggunakan sikuku. Reyhan sedang berdiri menghadap ke jendela ruang kerjanya sambil menelefon. "Tidak, Atika, kita tidak perlu hal itu ... aku tahu ini sangat penting ... ya, kita bisa lakukan itu jika memungkinkan ... tidak, berikan aku waktu untuk memikirkan jalan keluarnya sementara itu kau pantau saja situasinya, aku akan menemuimu nanti.

