Stand Para Penyihir

1032 Words
Anasthasia dan Sofia sudah tiba di tempat dimana para rakyat Valendis berkumpul, ratusan mahluk bertubuh transparan dengan jubah hitam tanpa lengan mengerumuni tempat itu, bermain tebak-tebakan dengan MC yang berada di atas panggung. Stand makanan berjajar rapih, menyajikan makanan dan minuman yang nampak aneh dan belum pernah dijumpai oleh Anasthasia, minuman berwarna ungu tua dengan gelembung yang meletup-letup di dalam gelas, makanan berbentuk bintang dengan api yang menyala di dalamnya. Sofia terbang di sisi Anasthasi, mengawasi pergerakan Anasthasia, memastikan agar ia tetap aman. "Jadi, apa yang harus aku lakukan disini?" tanya Anasthasia dengan bingung "Mengamati aktivitas masyarakat Valendis, agar kau tahu apa yang harus dilakukan sebagai seorang ratu negeri ini," jawab Sofia "Bukankah aku hanya perlu mengalahkan pamanku saja untuk menyelamatkan negeri ini?" tanya Anasthasia "Ya, tapi... kau pikir setelah kau mengalahkan pamanmu, kau akan tinggal dimana lagi selain di negeri ini? Dan tentu saja selama kau disini, kau harus tetap menjabat seorang ratu, bukan?" jelas Sofia, membuat Anasthasia mengangguk-anggukan kepalanya. "Lihat itu!". Sofia menunjuk ke arah lapangan berpasir dengan seekor naga sedang ditali di tengahnya, "Itu adalah Zorgon! Naga api yang menghancurkan Desa Suna beberapa hari yang lalu," ujar Sofia. Anasthasia melihat naga itu dengan ngeri, ukurannya yang besar, sebesar gedung pencakar langit berlantai dua puluh tiga di kotanya, dengan sisik yang berkilau dengan sisi-sisinya yang tajam, setajam pisau dapur namun dengan ukuran yang lebih tebal. "Mengapa masyarakat Valendis menangkap naga itu?" tanya Anasthasia dengan ngeri. "Tentu saja agar naga itu tidak kembali menghancurkan desa di negeri ini, dan terkadang naga itu akan dipelihara agar menjadi hewan yang patuh dan setia, dan juga hm... kau tentu tahu bahwa naga adalah s*****a perang paling mengerikan. Untung saja Gothe tidak menangkap naga ini dan menjadikannya milik lelaki jahat itu," jelas Sofia. "Huuuft," Anasthasia menghela napas, ia merasa lelah karena harus mengenali negeri baru itu, ia ingin kembali pulang ke dunia nya. "Oh iya, ngomong-ngomong kenapa tidak ada manusia lain yang bisa masuk ke negeri ini?" tanya Anasthasia "Karena dunia ini tersembunyi dari dunia manusia, ada portal tak kasat mata yang membatasi negeri ini dengan negeri manusia," jelas Sofia "Oh ya?" tanya Anasthasia meyakinkan, Anasthasia merasa bahwa dirinya mendapatkan peluang untuk keluar dari negeri ini dan kembali menjadi manusia seperti sebelumnya, ia hanya perlu menemukan portal itu dan keluar secara diam-diam, "Dimana portal itu?" tanya Anasthasia "Tentu saja ada di hutan dimana kau pertama kali muncul di negeri ini, tapi sepertinya portal itu sudah hancur," balas Sofia "HANCUR?!" ujar Anasthasia dengan suaranya yang memekikan telinga, ia menjambak rambutnya dengan penuh frustasi. Sofia melongo ke arah Anasthasia "Kenapa? Kau tidak berencana kembali melalui portal itu bukan? Asal kau tahu saja, sekalipun portal itu ada, kau tetap tidak bisa kembali ke duniamu dengan cara melewatinya, karena kau belum memiliki kemampuan untuk itu, tubuhmu akan terpotong-potong dan hancur menjadi debu," jelas Sofia "Lalu kenapa aku bisa memasuki dunia ini melalui portal itu? kenapa badanku tidak terpotong-potong?" tanya Anasthasia. "Tentu saja karena kau datang bersamaku," jawab Sofia. Sofia menunjuk ke arah stand berisikan minuman berwarna warni dengan lampu bulat yang terbuat dari kristal, seperti lampu peramal yang sering Anasthasia lihat di televisi. "Nah sekarang ayo kita datang ke tenda itu," ajak Sofia. Anasthasia mengikutinya dari belakang. "Nah, ini adalah Nyonya Grate," ucap Sofia, memperkenalkan salah satu mahluk dari negeri Valendis yang merupakan pemilik stand minuman yang mereka kunjungu. Nyonya Grate tertawa dengan ramah, rambutnya yang keriting dengan warna merah terang dan bando berwarna emas memberikan kesan penampilan yang eksentrik. Mata Nyonya Grate berwarna biru terang serupa kristal, siapapun bisa berkaca di matanya yang bening. "Siapa yang kau bawa ini Sofia? Aku merasa belum familiar dengannya," sahut Nyonya Grate. Sofia terbang mendekati wajah Grate ia membisikan sesuatu, seperti bisikan itu adalah sebuah pernyataan tentang identitas Anasthasia yang sebagai puteri dari mendiang Ratu Valencia, itulah mengapa Nyonya Grate langsung membungkukan badannya sambil melebarkan jubah hitam tak berlengan yang ia kenakana "Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda, Yang Mulia," sapa Nyonya Grate dengan suaranya yang sopan. Anasthasia hanya mengangguk, ia bingung harus menanggapinya seperti apa, sampai Sofia memberikan intruksi untuk kembali membungkukan kepalanya pada Nyonya Grate. Anasthasia mengikuti gestur tubuh Sofia, ia membungkukan badan dan kepalanya "Saya Anasthasia," balas Anasthasia dengan singkat. "Huffft" Sofia menghela napas, sambil menepuk jidatnya, "Sangat terlihat jelas bahwa dia tidak berasal dari negeri ini, bukan?" ujar Sofia. Nyonya Grate mengangguk "Ya, wajar saja. Dia kan diasingkan dari Valendis sejak lahir, wajar saja jika ia nampak berbeda dari kita semua meskipun ia sendiri berasal dari Negeri ini," balas Nyonya Grate, ia memandangi Anasthasia dari atas hingga bawah "Ayo, ikut aku ke dalam! Lebih aman di dalam sini dari pada di luar, siapa tahu mata-mata Gothe sedang menyamar di sekitar sini," ujar Nyonya Grate. Sofia dan Anasthasia mengikuti Nyonya Grate ke dalam stand. Mata Anasthasia terbelalak, ia tidak bisa berhenti memandangi keindahan dari bagian dalam stand milik Nyonya Grate. Bagian dalam stand tersebut nampak luas, bahkan seluas ruangan kelas di sekolah lamanya, lampu bertingkat dengan elegan bergantung di atap stand, ada banyak kursi, meja, dan bar ada di dalam stand dengan botol-botol minuman berwarna-warni, banyak orang berada di dalam stand tersebut, bermain panah, mempelajari sihir baru, dan menjahili teman-temannya dengan sihir perubah wujud yang bisa merubah wujud mereka menjadi binatang di negeri tersebut, bahkan salah satunya berhasil disihir menyerupai Tobby. "Seru bukan melihat mereka semua?" tanya Sofia yang terbang di sampingnya. Anasthasia tersenyum dengan tipis. "Ya, aku merasa kembali ke zaman dulu. Di duniaku sekarang, panah sudah tidak digunakan lagi, kami menggunakan pistol sebagai penggantinya, pistol diisi dengan peluru, gerakan peluru seperti anak panah namun lebih cepat, dan lebih tajam dari ujung anak panah," jelas Anasthasia. Sofia mengangguk-anggukan kepalanya "Hmmm maksudmu, seperti ini?" tanya Sofia, ia menjentikan kedua jemarinya, sekumpulan asap berwarna merah muda muncul dari tangannya, lalu menghilang dan muncullah sebuah pistol silver yang ukurannya lebih besar dari badan Sofia, pistol itu melayang di udara. "Waaaah, bagaimana kau tahu?" tanya Anasthasia. "Hm... mahluk kami ada jauh lebih lama dari pada manusia, dan meskipun kami tidak tinggal bersama manusia, tapi kami bisa memperhatikan kehidupan mereka dan mengamati perkembangan yang ada di cermin dunia, jadi wajar saja jika kami tahu semua hal yang ada di dunia manusia, bahkan kami bisa mneiru dengan sangat baik," balas Sofia dengan bangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD