Sofia Menghilang

1006 Words
Suasana bar di dalam stand yang dimasuki oleh Anasthasia nampak ramai, semuanya bergembira sambil meminum minuman yang mereka pesan. Anasthasia diberikan minuman berwarna ungu tua seperti warna ungu pada kulit buah eggplant di tempatnya. Namun minuman tersebut bergelumbung terlebih lagi gelumbung di dalam gelas seolah tidak ada habisnya, muncul dan meletup lalu muncul lagi. Nampak aneh, hingga membuat Anasthasia enggan untuk meminumnya "Menjijikan," batin Anasthasia. Seekor burung hantu berwarna hitam pekat terbang dan menghampiri seorang Valenderian yang mengenakan jubah hitam dengan garis emas di tiap sisi jubah. Mata Anasthasia terbelalak, ia baru mengetahui bahwa terdapat burung hantu di Valendis. "Kau liat itu!" ujar Anasthasia pada Sofia yang saat ini tengah terduduk di meja bar dengan perut yang membuncit "Apa?" tanya Sofia dengan kesal "Aku melihat burung hantu disini, apa kau juga melihatnya?" tanya Anasthasia. "Burung hantu? Apa itu?" tanya Sofia dengan penasaran, ia pun terbang dengan sush payah ke samping Anasthasia, menyipitkan mata dan memandang sesuatu yang disebut sebagai burung hantu oleh Anasthasia. Sofia melihatnya, ia melihat seekor mahluk berulu dengan mata bulat berwarna emas, seketika kesadaran Sofia meningkat. Ia segera menarik tangan Anasthasia "Ayo cepat! Kita harus pergi dari sini!" titah Sofia. Anasthasia jelas dibuatnya bingung, kenapa Sofia menjadi sangat tergesa-gesa saat melihat buruk hantu yang ia tunjuk "Tunggu... Hei! Kenapa kau menarikku begini?" gertak Anasthasia BOOOOAM! Sebuah ledakan pun terjadi, tanah yang dipijak oleh Anasthasia pun bergetar mebuat dirinya terjerambab di tanah. Lampu-lampu yang tergantung di atas pun berjatuhan, dan beberapa Valenderian tergeletak di tanag dengan luka-luka. Anasthasia menengok ke belakang, tidak adalagi bar, dan meja-meja pengunjung, terlebih lagi, tidak ada sosok burung hantu yang sebelumnya ia lihat. "Apa itu tadi Sofia?" tanya Anasthasia. Namun Sofia tak menjawab, Anasthasia pun menengok lagi ke kanan dan kiri dan juga depannya. Sofia tak ada! "Sofia! Sofia!" panggil Anasthasia berkali-kali, ia berdiri dan mengamati sekitar, akhirnya ia menemukan Sofia melayang di udara dalam keadaan tidak sadarkan diri. Baru saja Anasthasia akan menjamah Sofia dengan tangannya. "Imperto Loste!" Pekik sebuah suara dari belakang Anasthasia, dan seketika sosok Sofia pun menghilang menjadi butiran debu halus yang melayang di udara. Anasthasia membalikan badannya, ia ketakutan. "Kikikikikikiki," seorang Valenderian bergender wanita dengan rambut keriting berwarna pirang sebahu dan matanya yang berbentuk seperti ular muncul di hadapan Anasthasia dengan tawa cekikikan, "Hallo, gadis kecil!" ujar Valenderian wanita itu. Ia mendekati Anasthasia dengan langkah kaki yang berlenggak lenggok seperti seorang model. "Si-si-apa kau?" tanya Anasthasia. Gelalapan. "Kikikikikiki" lagi-lagi valenderian itu tertawa cekikikan "Aku?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan sebuah tongkat ramping berwarna merah darah. "Aku adalah Betsy Van Der Haag. Sa'lam kenal gadis kecil!" ujar Valenderian bernama Betsy. Ia tersenyum dengan lebar, terlihat mengerikan, dan punggung tangannya pun dibungkukan hingga menampakan kuku-kuku dari jarinya yan lentik. Anasthasia bergerak mundur secara perlahan "Aku tidak ingin mengenalmu!" pekik Anasthasia. Seketika Betsy tertawa, dan beberapa gelas terjatuh dari lemari lalu pecah, berserakan di tanah saat Betsy tertawa. "Sayang sekali! Tapi kau harus mengenalku karena kita akan sering bertemu nanti," ujar Betsy. "Betsy jalang! Ayo cepat pergi, untuk apa kau mengurusi bocah ingusan sepertinya!" teriak Valenderian lain yang berjenis lelaki, tubuh Valenderian lelaki itu berotot dengan rambut yang sama-sama keriting "Sayang sekali, saudara kembarku yang bodoh sudah menggerutu, aku harus meninggalkanmu sekarang, tapi tentu saja kita akan segera bertemu kembali, kikikikikik" ujar Betsy lagi-lagi diiringi oleh cekikikan yang memekikan telinga. Betsy melompat dan langsung berada di ujung stand yang berjarak 15 meter dari tempat Anasthasia berdiri. Anasthasia seketika ambruk, kakinya begitu lemas. Sosok Betsy terlihat mengerikan, terlebih lagi ketika Anasthasia menyadari bahwa rambut keriting milik Betsy bukanlah rambut seperti manusia pada umumnya, melainkan rambut ular yang sedang tertidur. "Kau tidak apa-apa?" tanya sebuah suara diiringi oleh tepukan hangat di punggung Anasthasia. Ia mendongak dan melihat sebuah mahluk yang sama dengan yang ia temui saat sedang bersembunyi dari pamannya Gothe. Anasthasia menggelengkan kepala "Tidak. Tidak ada yang baik-baik saja. Bahkan Sofia pun menghilang! Bagaimana aku bisa baik-baik saja sekarang!" ujar Anasthasia seperti sedang menyentak. "Tenanglah, aku akan membawamu bersama yang lain, kau tidak sendirian, jadi tidak perlu merasa khawatir sepeti ini" ujar Valenderian berambut biru itu. Anasthasia tidak menaruh sedikitpun curiga padanya karena ia sempat menolong Anasthasia sebelumnya. Akhirnya Anasthasia pun mengikutinya, ia dipertemukan dengan para Valenderian lain yang nampak asing namun dari wajahnya, Anasthasia yakin bahwa mereka adalah para Valenderian yang baik dan tidak akan menyakitinya. Seketika mereka, para Valenderian itu membungkuk di hadapan Anasthasia "Salam pada Puteri penerus kerajaan Valendis!" Pekik para Valenderian itu secara berbarengan. "Bagaimana mereka tahu bahwa aku adalah seorang Puteri? Apakah Sofia memberitahukan informasi itu pada mereka?" batin Anathasia "Bukan Sofia yang memberitahukan pada kami Puteri, melainkan tanda yang ada di dahi Tuan Puteri," jawab seorang Valenderian berambut orange sebahu. "Tanda? Tanda apa?" tanya Anasthasia. Ia menyentuh dahinya, sesuatu yang keras berbentuk bulat nampak menempel, menyatu dengan kulit dahi Anasthasia, ia belum bisa melihat bagaiaman penampakan sesuatu yang mereka sebut sebagai tanda seorang puteri itu. "Anda harus segera pergi dari sini, Tuan Puteri, karena tempat ini sudah tak lagi aman," ujar seorang Valendarian lain yang tubuhnya paling kecil di antara yang lain. Hanya selutut Anasthasia, seperti seorang kurcaci. Anasthasia mengedarkan pandangannya, ia melihat panggung dan stand yang sebelumnya ramai itu kini hancur menjadi puing-puing bangunan, rata dengan tanah. Anasthasia pun menjadi bingung "Apa yang terjadi?" tanya nya, namun tak ada satu pun yang menjawab. Tobby mendarat tepat di hadapan Anasthasia, mahluk itu menggerakan kepalanya meminta Ansthasia untuk segera naik. Lalu mereka pun terbang ke atas, sedangkan para Valenderian lainnya terbang dengan cara menumpangi sapu terbang mereka yang memiliki corak-corak berbeda. Anasthasia mengamati kondisi daerah yang ia datangi dari atas, kepulan asap membuat daerah tersebut nampak buram, namun Anasthasia dengan yakin dapat melihat bahwa terdapat sebuah tanda berbentuk ular cobra tergambar di sebuah lubang besar bekas ledakan yang ada di tengah-tengah pesta itu berlangsung. Anasthasia sungguh tidak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi, terlebih lagi tidak ada seorang pun yang ingin menjelaskan keadaannya sesungguhnya padanya. Anasthasia hanya menatap daerah itu dengan ngeri sambil memikirkan keberadaan Sofia yang entah berada dimana sekarang, apakah ia hanya menghilang ataukah peri mungil itu sudah meninggal?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD