BAB 1

601 Words
Terik matahari mulai mengintip malu-malu dari balik tirai kamarku. Aku merenggangkan tubuhku sejenak sebelum melihat ke arah jam digital yang terduduk manis di atas nakas. Pukul 10 pagi, ini adalah rekor tidurku yang bangun kesiangan. Aku terduduk sembari mengusap kotoran di sudut mataku.  Badanku rasanya pegal-pegal sekali. Teringat olehku kalau tadi malam aku pergi ke acara tahunan di kota besar ini. Yang berujung aku pulang kelewat malam bahkan hampir pagi dan badanku yang habis dihimpit-himpit oleh kerumunan orang. Aku menepuk pipiku agar rasa kantuk hilang dan bangkit menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku ini. Oh iya, aku tinggal sendiri. Orang tuaku tinggal di Jakarta. Papaku, memiliki perusahaan disana dan dia sangatlah sibuk. Untung saja Mamaku, Irina, setia membantu papa tercintaku itu sebagai sekretarisnya. Sedangkan aku memilih untuk berkuliah dan mencari kerja di kota besar ini. Setelah berbenah diri, aku melangkahkan kakiku menuju ruang tamu. Dengan segelas kopi s**u digenggaman, aku mulai melakukan sebuah riset. Bermodalkan ponsel ditanganku, aku mulai berselancar di dunia maya untuk melihat syarat-syarat perusahaan besar yang akan membuka lowongan kerja setelah aku wisuda tahun ini.  Tahun ini aku akan wisuda, setelah melewai beberapa proses yang sangat panjang. Aku bersyukur dapat melewati tahun kemarin yang sangat terasa berat dan penuh kekhawatiran jika aku gagal lulus tahun sebelumnya. Saat tengah asik-asiknya berselancar di internet, sebuah notifikasi masuk ke hp-ku. Sebuah pesan dari sahabat setanah airku. Wulan: Besok ke kampus? Dea: Ngapain? Wulan: Gak ngapa-ngapain, duduk saja. Masuk ke kelas.  Nah kan... mulai nih, ajaibnya. Dea: Gak usah aneh-aneh. Kalau gabut  tidur aja lah mendingan! Wulan: Ahahaha... dosen pembimbingku suruh aku ke kampus. Ayolah, temankan Please...  Dea: Hhhh... Oke! *** Aku melenggang masuk ke kampus tercintaku. Banyak perubahan menurutku. Dinding-dindingnya sudah di cat ulang berwarna cream. Di lorong-lorong yang bisanya sepi, menakutkan, kini dihiasi bangku panjang dan beberapa mading disana. Dan satu lagi, karena selama satu bulan diliburkan, kampusku menyempatkan untuk mengubah danau di belakang kampus yang dulu tak terurus itu. Menjadi indah. Ada dermaga kecil disana. Dihiasi dedaunan di setiap tangga nya. Taman kecil berada tepat di tepinya. Banyak bunga. Salah satu bunga favoritku. Tulip. Mengingatkanku akan suasana Belanda. "DEAAA!!!" BRUKK... Dia memelukku. Sahabatku, Wulandari. Sama sepertiku, berasal dari Indonesia.  "Eh gila.. berat banget ko! Makan apa si selama liburan? Sumpah pengen tumbang aku nahan badanmu!" Sewotku yang langsung dibalas pelototan setan olehnya. "Ihh apa sih lo! Aku gak gendut. Ko gak liat? Badanku sudah kayak Behati Prinsloo gini?" Ketusnya cemberut menatapku. "Dih... apaan! Gak usah mimpi punya body setangkai deh, Lan. Entar ko dikira penyakitan." Sahabatku itu tergelak. "Lah, gak semuanya kali body setangkai itu penyakitan. Buktinya para jantan yang katanya lebih suka betina yang pipinya gembil, ujung-ujungnya milih body setangkai juga!" "Itu mah jantan yang mokondo, kali! Ahhh... badanmu justru makin body goals, loh. Meski berat!" Ejekku. Wulan mencubitku dan membuatku meringis kesakitan, "-ih sakit! Memangnya ada apa sampai ko disuruh datang ke kampus?" Tanyaku sembari menggandeng lengannya. Kami kini tengah berjalan ke arah ruangan dosen pembimbing Wulan. "Gak ada, cuma mau berbincang-bincang masalah sesuatu dan berterima kasih karena sudah jadi dosen pembimbing yang terbaik buatku. Pandanganku akan dosen pembimbing itu galak langsung sirna begitu melihat Ma'am Tasya. Jadi aku mau kasih ini." Wulan melambai-lambaikan tangannya yang baru kusadari tengah memegang bingkisan yang entah apa isinhya. "Hooo... enak banget, sih mahasiswi kesayangan ini." Candaku yang dibals senyuman olehnya. "Bentar, ya. Ko tunggu disini. Aku ke dalam sebentar." Aku mengangguk patuh dan memilih untuk duduk di cafeteria sambil memainkan ponselku. Kembali aku mencari-cari latar belakang perusahaan yang aku akan lamar bekerja disana. Sampai aku berjumpa dengan salah satu perusahaan besar yang bernama Anderson's Company dan melihat pemilik perusahaan tersebut yang masih muda. Tapi... aku seperti pernah melihatnya. Dimana, ya? ==== HAI... HAI...  MUNGKIN SETELAH MEMBACA INI KALIAN AKAN MERASA BINGUNG KARENA YA... SUDAH KUREVISI^^ JADI... SEMOGA KALIAN SUKA. TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA SARANGHAEEE
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD