Revan membuka pintu rawat Vanessa, ia terkejut ketika melihat Vanessa tak lagi berada di ruangan yang biasanya. Ia panik, khawatir Vanessa sudah siuman dan akan membongkar seluruh rahasianya. Revan meninggalkan ruangan itu menuju resepsionis, dia menghentikan perawat yang berjalan melewatinya. "Sus, pasien bernama Vanessa di pindahkan kemana?" tanya Revan dengan suara bergetar. "Oh, saya dengar nona Vanessa sudah siuman dan keluarganya membawanya pulang." "APA?" pekik Revan. Jantungnya berdebar tak berirama. Perasaannya campur aduk. Dinginnya jeruji besi penjara sudah membayanginya. "Apa ada yang mau di tanyakan lagi?" tanya perawat pada Revan yang masih termangu berperang sendiri dengan gejolak batin yang menerjangnya. "Apa dia bisa bicara?" "Iya, bisa." "Di pindah kemana dia seka

