Nafkah batin

1203 Words

Haruskah Arga bersyukur karena tidak memakan daging rendang sialan itu? Ia memang hanya mengunyah sebentar lalu dimuntahkan. Tapi itu saja sudah membuat kepalanya melayang. Semalam ia pikir karena terlalu lelah, tapi setelah diingat-ingat, itu jelas karena efek obat. Pantas, keadaan hormon Kiara begitu parah. Gadis itu seperti singa betina mengaum di atas ranjang. Sekarang, tanpa berpikir kotorpun, tiap melihat Kiara, Arga langsung mengingat kejadian semalam. Suara serak, erangan dan hal-hal sensitif lain, menguasai kepalanya, seperti sebuah sihir. "Ga? Kamu denger omonganku,kan?" tanya Kiara mengetuk meja di depannya dengan sedikit keras. Sejak tadi Arga hanya melamun dan menatapnya. Sebanyak apapun ia bicara, mata legam pria itu hanya tenggelam pada hal lain. "I-iya, maksudku....terse

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD