1~A Mafia Obssesion

675 Words
Ding...Dong.... Fania berdecak dengan malas. Siapa yang pagi - pagi buta begini sudah datang bertamu ke apartemen milik nya ? Dengan langkah berat, Fania menyeret kedua kaki nya berjalan ke dalam kamar mandi untuk membilas wajah nya sebelum keluar membuka pintu untuk tamu nya. Fania menggeram dengan kesal saat suara bel yang berbunyi tidak berhenti - henti. Seperti nya tamu yang datang pagi ini sangat tidak sabaran. Selesai membasuh wajah nya, Fania dengan cepat mengambil sebuah ikat rambut lalu mengikat rambut nya. "Ck. Tunggu. Apa kau tidak bisa sabar sed--"Ucapan Fania terhenti saat melihat seorang yang berada di depan nya. Ada 6 orang pria yang sedang berbaris di depan nya dengan seragam yang sama. Mereka seperti pengawal. Tidak, mereka benar - benar seorang pengawal. "Nona Estefania Aretta ?" Fania yang masih bingung dengan apa yang di lakukan segerombolan laki - laki yang berada di depan nya tersadar saat mendengar salah satu dari mereka berbicara. "Y-Ya itu sa-saya. Anda siapa ya ?" Fania melihat pengawal yang bertanya pada nya menganggukan kepala nya kepada 5 pengawal lain nya. Memberikan aba - aba yang sama sekali tidak di tauh arti dari aba - aba tersebut oleh Fania. "Bisa ikut kami sebentar." "Saya ?" Fania berjalan mundur saat pengawal tersebut mencoba berjalan mendekat ke arah nya. "Ta--Tapi, sa-saya ada janji." Jantung Fania berdetak tidak karuan, mata nya mencoba mencari keberadaan seseorang yang akan di minta tolongi nya tetapi, sama sekali tidak ada orang yang berada di koridor tersebut. Pengawal yang berada di depan nya berhenti berjalan mendekati nya. Sebuah senyum tipis tersungging di bibir nya. "Kalau begitu kami harus membawa anda dengan cara kasar." Dan kalimat itu menutup pembicaraan nya dengan Fania bersamaan dengan pandangan Fania yang menggelap. Fania membuka mata nya dan hal pertama yang di tangkap oleh mata nya adalah diri nya berada di sebuah kamar yang asing. Dengan bingung juga takut Fania bangun dari posisi berbaring nya lalu berjalan turun dari atas tempat tidur yang di tempati nya. Fania memeriksa pakaian yang di pakai nya dan masih sama dengan apa yang di pakai nya tadi pagi. Sebelum ke 6 pengawal tersebut menculik nya dan membawa nya ke sini. Seketika Fania menjadi gelisah, segala pemikiran datang di benak nya. Apa diri nya akan di jual ? atau diri nya akan menjadi salah satu perempuan prostitusi untuk melayani para pejabat berhidung belang ? Fania mencoba membuka pintu yang berada di depan nya tapi, sayang pintu tersebut terkunci dari luar. Bersamaan dengan sebuah bunyi langkah sepatu yang menggema sampai ke dalam kamar yang di tempati oleh nya. Fania berjalan mundur menjauhi pintu yang berada di depan nya. Diri nya merasa takut juga terintimidasi mendengar bunyi langkah sepatu tersebut. Seolah bunyi dari langkah sepatu yang menggema itu memberi tauh bahwa seorang yang berbahaya akan datang. "Buka pintu nya." suara tegas juga dingin itu terdengar hingga ke indera pendengaran Fania. Mungkin karena keadaan yang terlalu hening hingga suara itu bisa sampai ke dalam indera pendengaran nya. Suara kunci yang di putar yang berikut nya di susul dengan suara pintu terbuka, membuat Fania menanti - nanti di dalam kamar tersebut dengan jantung yang berdebar - debar tidak karuan. Fania menelan ludah nya takut saat melihat sepatu hitam pentofel berjalan masuk ke dalam kamar yang di tempati nya. Saat mendengar suara pintu yang kembali di tutup, Fania mencoba memberanikan diri nya untuk menatap seseorang yang sekarang berdiri di depan nya. Untuk sesaat ketakutan Fania menghilang melihat wajah dari pria yang berada di depan nya. Lelaki tampan yang pernah di temui nya. Lelaki bermata Amber yang terlihat indah. Fania tersadar dari kekaguman nya saat Lelaki tersebut berjalan ke arah nya membuat sepatu nya kembali mengeluarkan suara yang mengintimidasi. Fania menghela nafas legah saat melihat Lelaki tersebut bukan menghampiri nya melainkan duduk di salah satu sofa yang berada di dalam kamar tersebut. Lelaki tersebut menatap Fania dengan mata tajam nya membuat Fania lagi - lagi merasa terintimidasi. Lelaki yang masih tidak di ketahui nama nya oleh Fania memiliki aura yang berbeda dan kuat membuat diri nya merasa takut untuk berada satu ruangan dengan Lelaki tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD