Bagian 18. Debat dimeja makan

1081 Words
. . . Nata berjalan, meraih kenop pintu lalu memutarnya. Menyeret kakinya keluar dan kini Nata sudah berada tepat di depan Rangki. Sedari tadi Rangki tidak bergerak menunggu Nata didepan pintu. . . Keduanya saling berhadapan, Nata menatap Rangki dengan penuh kebencian, dan Rangki menatap Nata penuh suka. Keduanya saling berhadapan seakan akan waktu berhenti beberapa saat. . . Detik berikutnya, Rangki merangkul pinggang Nata, menariknya dekat dalam pelukanya. “kamu cantik dengan rambut di sangul begini, mirip salah satu pahlawan wanita yang sering dipajang didinding sekolah, ucap Rangki panjang. . . Seketika Nata memindahkan tangan Rangki dari pinggangnya. “ayoe makan aku lapa” lalu Nata melangkah duluan meninggalkan Rangki. . . . Saat Nata akan membuka pintu, seketika Rangki mendorong pintu dan menekan Nata disana. “ Permata Nata, kamu mau makan atau mau menggoda ku lagi ? tanyanya dengan penuh penekanan. . . Nata yang tanpa sadar bertanya”apa yang salah? Aku hanya ingin makan tidak ingin menganggu kedamaian tuan” . . . Rangki terperangah mendengar ucapan Nata, dia sangat tau gadis ini pasti tidak menyadari kalau dirinya belum berpakaian lengkap. “kamu yakin mau keluar begini? , seraya menunjukan keadaan Nata dengan sorotan Matanya, mungkin bukan aku saja yang bisa tergoda tapi seluruh pengawas bisa menikmatinya. “tentu aku tidak akan rela” Milik ku di nikmati orang lain, tegas Rangki disetiap ucapanya penuh makna. . . .sedetik kemudian Nata tersadar dan kaget akan dirinya sendiri. “aahhh,,,,, astaga,,, aku lupa” , seketika berlari mencari pakaian yang ada dilemari, diraihnya sembarangan. Yang didapat kemeja hitam milik Rangki, segera digunakan dan itu terlihat melorot untuknya. Namun Nata tidak peduli setelah memakai sembarangan kembali menguncir rambutnya yang sempat berantakan ketika memakai asal kemeja milik Rangki. . . Rangki memperhatikan gerak gerik Nata, kunciran rambutnya juga sangat cocok denganya. “Gadis ini luarbiasa cantiknya aku teralihkan untuknya” batin Rangki mengukapkan rasa kagum untuk Nata. . Sesaat kemudian Rangki tersadar dan langsung menyeret Nata “ Ayuk kita makan, kalau tidak segera aku akan memakan mu disini” ucap Rangki sambil menari lengan Nata. . . Nata tidak punya pilihan selain mengikuti Rangki, mengikuti langkahnya, menyusuri tangga, dan berakhir didepan meja makan. . . . Makan yang sudah dipesan Rangki sudah ditata di meja, pengawasnya cukup telaten menata meja serasa meja pesta lengkap dengan berbagai macam menu. . . “banyak sekali makanan, siapa yang akan memakan ini semua? Tanya Nata sengaja membuka suara, dia tidak ingin nuasa makanya sepi seperti kuburan. . . “kita yang akan makan” ucap Rangki sambil tersenyum dengan lirikan nakal matanya mengarah ke Paha Nata yang memang sedari tadi mengairah kan dibalik kemeja hitam itu. “otak mu tidak bisa tidak m***m ya” tanya Nata yang penasaran dan cukup risih dengan tatapan nakal Rangki. . . . “bisa, sekarang kita makan dulu nanti lagi ya, ucap Rangki tanpa dosa menggoda Nata terang-terangan. . . “yuk duduk, ambil makanan mu sendiri, aku tidak tau seleramu apa jadi aku pesan beberapa menu yang berbeda ucap Rangki dengan cepat. . . Keduanya duduk bersebelahan dan memilih makanan masing-masing keduanya makan bersama tidak banyak obrolan yang dibahas, mereka terlihat benar-benar lapar dan fokus hanya pada makanan. . . Beberapa menit berlalu begitu saja, keduanya makan dalam hening. . . Nata tidak ada niat berucap lagi, mengingat ucapan terakhir kali Rangki membuatnya cukup muak. Terlibat dengan tuan muda ini tidak ada untung baginya. . . Nata terlihat melamun, batinya bergejolak dia belum bisa menerima banyak hal yang terjadi padanya satu minggu ini… . . Lamunan nya ternyat ditangkap oleh Rangki. “ apa yang kamu pikirkan”? pertanyaan itu sontak mengejutkan Nata dari lamunannya. . . Nata memutar otaknya, menjawab pertanyaan Rangki yang masuk akal, “aku sedang berpikir sudah satu minggu ini aku bolos kuliah” ucap Nata beralasan. “oh kuliah mu? Aku sudah mengurus semuanya” ucap Rangki cepat. . ‘hah?.. mengurus apa? Memangnya kamu tau aku kuliah dimana? Tanya Nata penuh selidik. . . “jangan kan kampus kamu bahkan aku tau dosen dan teman-teman mu” , “jadi Permata Nata jangan main-main dengan ku” jangan pernah berpikir untuk kabur dari rumah ini. . . “besok aku ada jadwal kuliah dan praktikum, ada beberapa pengujian resep baru, jelas Nata terlihat sempurna tidak dibuat-buat, bener besok dia ada jadwal kuliah namun praktikum tata boganya tidak ada, Nata sedikit berbohong, ingin menguji kebenaran ucapan Rangki. . . Rangki tersenyum penuh makna, lalu diraihnya hp nya, ntah apa yang dilakukan pada layar hpnya Nata tidak bisa melihat jelas, namun detik berikutnya Rangki berucap “ Permata Nata sudah ku bilang jangan memancing emosi ku, jangan mencoba menipu ku, aku sudah memegang seluruh jadwal kuliah mu”, ucap Rangki. . . “tiii. Tidak aku tidak berbohong, Nata berucap terbatah-batah saat dirinya ketahuan. “Kamu pasti mendapatkan jadwa salah,, ucap Nata kembali tidak ingin di kira berbohong dan malah menyalahkan Rangki. . . Rangki tidak ingin berdebat dengan Nata hanya perkara jadwal, dia cukup tau Nata sedang menyusun rencana kembali. “ehmm,, ehhmmm Rangki berdehem, lalu berkata “Lanjutkan Makan mu, besok kita bahas jadwal mu ketika ingin keluar dari rumah ini dan akan diantar suprir. Ucap Rangki tegas serasa tidak ingin di bantah. . . “aku gak butuh semua yang kamu tawarkan, aku mau kembali kekehidupan ku” kamu tidak berhak merampas hidupku” debat Nata . . . “permata Nata ternyata kamu belum paham juga ya, besok pagi aku bawa kamu menemui orang tuamu dan tanyakan pada mereka apa yang sudah mereka ambil dari ku. Nata kembali terdiam, dia cukup sadar terkait bantuan yang diberikan Rangki pada keluarganya, namun dia tidak dapat menerima jika dia dijadikan tawanan dan kemana-mana hidupnya diawasi. . . “aku akan membayar semua yang telah kamu berikan untuk membantu sodaraku dan orang tua ku” ucap Nata tegas. . . Membayar pakai apa? Tanya Rangki meremehkan Nata. . . “yang kamu butuh hanya uangkan? Aku akan mencari itu” asalkan kamu jangan terlibat lagi denganku. Ucap Nata kembali keras ingin didengar. . . . “Selesaikan makan mu”… Rangki menyudahi perdebatanya dengan Nata. Setelah makan temui aku diruang keluarga kita akan bahas kembali, lalu Rangki melangkah pergi dari ruang makan. . . Nata yang merasa kebebasanya direngut tidak terima semua hal yang diatur dalam hidupnya, dan dia mengakhiri makanya dan melangkah kan kakinya kelantai dua, kembali kekamarnya, tidak mengindahkan permintaan tuan Rangki yang menunggu nya di ruang keluarga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD