Bagian 17. Tak kuasa

924 Words
Rangki jiga diatas ranjang maka dia akan seperti singa lapar, sudah kalap tidak bisa berhenti ketika tubuhnya sudah memulai. . . Tangannya dengan lincah menyusup ke balik baju Nata, meremas payud*ra Nata yang berisi, sangat pas di gengaman tangan nya, memainkan bagian put*ng nya. . . . Mencium leher Nata, sengaja mengodanya nya disana untuk membangkit gairah Nata. . . Nata yang masih menolak engan melayani nafsu birahi Rangki membuatnya kewalahan, tenaga mereka tidak lah seimbang, Nata lebih kecil dari Rangki dan seorang wanita jika berada dibawah kukungan lelaki dewasa maka itu mustahil untuknya terselamatkan. . . . Namun Nata masih berusaha keras, tak ingin dirnya dijamah sesuka hati tuan Rangki, baginya lelaki ini hanya iblis yang tersulut hawa nafsu. . . Meski kekuatanya lemah terus bergerak menghindari ciuman yang diberika oleh Rangki, namun usahanya sudah dipastikan sia-sia. Rangki terus menyentuhnya, menciumnya melumat put*ng susunya, mengoda Nata disana, satu tanganya meremas pay*dara Nata dengan lembut dan memainkan put*ng susunya. Terus menysu pada Nata. Tanganya terus merapa-raba seluruh tubuh Nata, hingga turun kebawah pusatnya. Menysuri ruang kecil diantara sela-sela pah*a Nata. . . Ciuman nya turun kebawah perunya menyusuri isi rok Nata, menarik asal kain yang menutupi bagian bawah Nata. . Rangki lama disana, menyusuri aroma nya, dia menyukainya. “aku menyukai aroma mu Nata.”… Ranki menyusup kedalam, memainkan lidahnya dibagian dalam Paha Nata,, Nata berteriak dan terus bergerak dia dtidak peduli, seraya tuli. Tidak mendengarkan larangan Nata, tidak mengindahkan ketidak inginan Nata untuk disentuh. . . “Basah Permata Nata KU, kau sudah mulai siap, lalu Rangki bergegas membuka sabuk pinggangnya. Gerakan nya cepat, kembali menindih Nata.. mencium seluruh tubunya. Menyusuri payud*aranya dan menjilati bagian lehar Nata… . Rangki merasa tindakan Nata menolaknya ini membuat gairahnya semakin naik, dia merasa tertantang untuk menaklukan Nata, baginya Nata tantangan baru yang harus dihadapi. Bagi seorang pembisnis tantangan adalah hal yang harus ditaklukan, termasuk Nata. . . “Sudah hentikan” ucap Nata yang mulai geram ketika seluruh tubuhnya sudah di jamah Rangki. “aku masih sakit” aku bukan pemuas nafsu mu dan bisa kau gunakan sesuka mu teriak Nata cukup keras. . . “Tidak sayang kau harus mampu menyeimbangi permainan ku” atau kau sendiri akan terluka” kecam Rangki penuh ancaman. . . Rangki tidak menghentikan tidakanya, keinginan nya meniduri Nata semakin kuat, terus mengigit leher Nata, seterunya gigitan dan ciuman itu mendekati telinga Nata, lalu menjilat telinga nata dan mengulum nya sambil berbisik “ aku menginginkan mu,, aku sangat ingin jangan pernah menolak ku, kamu milik ku sekarang”. “aku tidak peduli, aku bahkan tidak mengingikan mu sedikitpun, teriak Nata disela-sela gerak penolakan nya. “berhenti mengigit aku, memangnya kamu anjing” teriak Nata sontak mengagetkan Rangki. Kata Anjing membuatnya geram dan kembali mengigit Nata tanpa ampun. . . . Rangki melakukanya dengan kasar, merobek baju Nata dan seluruh kain yang masih ada di tubuh Nata disingkirkan dengan cepat, hasratnya dibutai dan amarah nya memuncak ketika dia dikatai Nata dengan kata Anjing. . . Kedua tangan Nata diikat dengan bajunya yang sudah dibuka, kini Nata sudah tidak memakai apapun, bajunya sudah dirobek tak berbentuk, emosinya tersulut. Kini Nata benar-benar sudah di titik tidak bisa bertindak atau pun melarang, Rangki menindihnya dan kedua tangan Nata di ikat dan di letakan diatas kepalanya, Rangki dengan bebas menyentuh Nata. . . Rangki memberi beberapa tanda merah disekujur tubuh Nata, mengigitnya, menciuminya, mernyentuh seluruh tubuhnya, dan mencium bibir Nata, melumatnya dengan dalam, memaksanya untuk membuka mulutnya, memberikan ciuman panjang untuk Nata dan melepasnya ketika dia sudah sangat puas. “Kau manis Permata Nata Ku”. “berhenti memanggil Nama ku, Iblis” aku bersumpah kau akan menerima akibat dari perbuatan mu. Kecam Nata. . . Namun Rangki seperti tuli, tidak peduli dan tidak berhenti dan Rangki kembali bertindak gila, mengilainya, mengaulinya memperkosanya sesuka hatinya… emosinya tersulut dan dia melupakan niatnya untuk bercinta dengan pelan yang dilakukanya sekarang sunggu keterlaluan kali ini. . . . Hingga pada akhinya dia terpuaskan, seakan-akan tidak peduli dengan kondisi Nata yang semakin lemah karena kelelahan melawan dan berteriak hingga dipakasa melayaninya. . . Ahhhh…ahhhh… ahhh “kau nikmat sekali Permata Nata” dan terkulai puas diatas tubuh Nata setelah permainan Panjangnya. . . “kau Milik ku selamanya” bisik Rangki di telinga Nata. Lalu membuka ikatan tangan Nata. . . Rangki bangkit kekamar mandi membersikan dirinya, selang berapa saat dirinya sudah keluar dari kamar mandi. . . Dilihatnya Nata sudah meringkuk didalam selimut, mendekatinya, memastikan Nata tidak kembali pinsan. . . . Akal sehat Rangki kembali sadar,,, menyentuh kepala Nata,, sambil menunduk dan berbisik “ sudah bersihkan dirimu, kita makan sekaran, ucap Rangki tidak merasa bersalah. . . . Melihat Nata tidak menggubris permintaanya, membuatnya kesel lalu kembali berbisik , “Jika Permata Nata ku tidak bergerak aku sangat siap untuk kembali tidur bersama kamu”. . . Saat mendengar itu Nata seperti tersengat lebah langsung tersetrum dan bangun tanpa ekspresi langsung bergegas kekamar mandi. . . . Melihat hal itu Rangki tersenyum geli… ternyata sangat mudah mengatu Permata Nata ku… gumam nya. . . . Dikamar Mandi Nata tanpa ekspresi, membersihkan diri cukup lama, tidak ingin keluar tidak ingin melihat muka tuan Rangki. Lalu dia terduduk lama di closet. . . . Diluar Rangki yang mulai lapar dan sudah lelah menunggu lalu bergegas mengetuk pintu kamar mandi,,, tok,, tok,,, tok,,, mau keluar atau aku yang kedalam? ..”kita bisa melanjutkan satu ronde lagi didalam sana” teriak Rangki penuh hasrat. . . . Seketika Nata tersadar, dan segera bergerak keluar, tanpa ekspresi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD