Bagian 2 . tidak bisa mengontrol

1507 Words
“aku tidak bisa” ucap Rangki. “kau Permata Nata sudah membangunkan nya.” Di endunya wangi rambut Nata, yang mampu membuatnya mabuk pagi ini. “ Kau , wangi mu aku suka” ucap Rangki berbisik di telinga Nata dengan suara serak mengoda, dan mengigit sedikti bagian kuping Nata. “Pak tolong lepaskan saya, Nata mulai beronta namun CEO serasa tidak peduli bahakan seperti tidak mendengar rengekan Nata didalam pelukanya. Bukanya melepaskan malah makin menikmatinya, gerakan gesekan Nata yang memberotak makin membuat tubuh bagian bawahnya mengeras. “kamu bergerak, dia makin bangkit, bisik Rangki lagi. Seketika Nata terdiam mematung, jadi serba salah, sambil memohon “saya mohon pak lebaskan saya, saya tidak jadi bekerja disini juga tidak apa-apa asal kan bapak lepaskan saya dulu” ucap Nata memohon. “terlambat” kau lupa Permata Nata, sudah menanda tangani kontrak kerja dan ada denda yang harus kamu bayar jika tidak bekerja. Rangki terus dengan insting laki-lakinya mengundus-endus cerucuk leher Nata yang jenjang, sangat menikmatinya. “Kamu wangi sekali Permata Nata”, hari ini tidak perlu bekerja di bawah, selesaikan yang sudah kau bangunkan. Ucapan itu dilontarkan membuat Nata makin ketakutan. “Pak, saya mohon, ini bukan waktunya dan saya mohon maaf terlambat, lain kali tidak akan terlambat”. “tidak ada lain kali” Nata berpikir jika terlepas darinya maka tidak akan kembali ke restoran ini lagi, terserah dengan denda atau apalah aku tidak akan pernah bertemu pria m***m laknat ini. “aku mendengarmu, jangan memaki ku dengan mulut manismu ini” ucapan itu dilontarkan Rangki sembari memulai aksi nya dengan cepat melahap bibir merah Nata. Bibir dilumat dengan rakus, tak sedikitpun diberi kesempatan untuk Nata terlepas, Rangki dengan gila melumat bibir Nata, tidak ada pembalasan, yang ada air mata nata menetes membasahi pipinya, yang kemudian menyadarkan Rangki. “Kamu menangis” ucapan itu terucap dengan lembut seakan-akan mempertanyakan kenapa menangis. Dikecupnya air mata itu perlahan lahan, dengan tangan satunya tetap memeluk Nata dengan kuat, tidak ada niat untuk melepaskan mangsannya. Rangki memang seperti binatang buas jika menyangkut dengan wanita sangat sulit mengendalikan diri. Rangki tidak akan menyesal dengan apa yang dilakukanya, karena dia tau semua gadis akan berlari mencarinya, biasannya gadis seperti itu diberikan uang secukupnya juga sudah berhenti mengejarnya. Tidak ada yang menolak pesona Rangki, dilahirkan dari keluarga kaya, pembisnis handal dan tampang yang rupawan, bertubuh bak atletis, dialah sosok yang sempurna yang diciptakan tuhan tanpa kekurangan harta maupun wanita dan sekarang memeluk Nata. Nata gadis yang terjebak dalam pelukan Rangki tidak akan pernah lepas sampai Rangki memilih melepaskan nya. Nata terus bergerak meronta-ronta tidak ingin di sentuh Rangki, namun gerakanya membuat nafsu birahi Rangki makin mengila. Kemeja yang terlihat ransparan dibasahi keringat Nata yang sedari awal berlari kerestoran, memperlihat kan dengan jelas Bra warna hitam yang menempel di badanya, menampung dua gundukan besar, seakan-akan ingin keluar untuk menyapa Rangki. Rangki pria dengan ribuan pesona mampu memikat semua gadis, pertama kalinya dia tertarik begitu kuat pada gadis yang bernama Permata Nata, tertarik hanya dengan bau syamponya, lalu wajah yang sempurna membuatnya tidak bisa mengendalikan diri, memaksa gadis itu menerima semua perlakuanya, akal sehat Rangki tidak bisa bekerja dengan benar. Gadis itu terus dipaksa, dicumbunya, beberapa gigitan kecil mendarat di leher gadis itu, perbuatanya sudah diluar ambang batas. Biasa jika begini asisten nya Ray sering mengingatkanya dan mengontrol perlakuan CEO yang terkadang lepas kendali. Namun Pagi ini Ray tidak dikantor, karena izin menghadiri pernikahan sepupunya. Nata terus melawan, lawanya tidak memberikan efek apa-apa buat Rangki, hasratnya semakin menggila. Rangki tidak berniat melepaskannya, lalu menyeretnya keruang istirahat, ruang ini dilengkapi layaknya kamar tidur. Desain ruang dengan gaya moderen, sangat elegan, luasan nya cukup besar dibandingkan kamar kosan Nata. Didominasi dengan warna hitam dan abu-abu, terdapat lemari dan juga tempat tidur, layaknya kamar yang biasa dipakai tidur. Sedikit kasar Nata dihempaskan ke atas bed yang ada, sesegera mungkin pintu dikunci dengan cepat, saat begini insting binatang buas Rangki mulai bekerja, tidak akan ada celah untuk melarikan diri, Nata lebih terlihat seperti kelinci yang terpojok siap diterkam oleh serigala. Nata yang terlepas langsung bangkit, dan mundur dari hadapat Rangki, wajahnya yang putih cantik jadi pucat pasi, ketakuta, mulutnya terus mengucap kata memohon untuk dibiarkan keluar, momohon untuk melepaskanya, membiarkanya meninggalkan ruangan ini, kedua telapak tangan nya disatukan dengan gemetar terus memohon, “kumohon biarkan aku keluar dari sini, aku tidak pernah melaporkan mu kesiapapun, maafkan aku telat hari ini dan aku tidak akan bekerja disini lagi” ucapnya terus berulang-ulang dengan isakan tangis suaranya mulai terbatah-batah, suara ketakutan. Rangki seperti tidak mendengarnya, semakin ketakutan mangsanya semakin membuatnya b*******h, semakin tertarik, reaksi Nata membuatnya semakin mengilainya, merasa paling berkuasa tidak memiliki iba sedikitpun, nafsunya sudah dipuncak, aroma gadis ini memenuhi satu ruangan ini. “harum mu sangat manis Permata Nata” ucapan itu dan namanya terus di ulang-ulan oleh Rangki. Rangki lebih terlihat seperti piskopat gila dibandingkan lelaki rupawan dimata Nata. Perasaanya semakin dicampur aduk, antara takut dan sangat jij*k mengingat hal yang dilakukan lelaki ini. Rangki berjalan dengan pelan, mendekati Nata, sembari mebuka satu persatu kancing kemejanya, lalu dibuang sembarang, mendekati Nata, mulai menaiki bed, nata mundur, saat ingin berlari tentu tidak akan berhasil, ditangkap segera oleh Rangki. Rangki terlihat mempemainkan mangsanya “ini lebih menarik Permata Nata”. “ Semaki kamu tidak menginginkan aku maka semakin aku mengilai mu “ ucap Rangki seketika menarik Nata dalam pelukanya. Nata terjebak dibawah kungkungan Rangki, Nata terus membuat perlawanan, tidak ingin menyerah. Rangki dengan kegilaanya menekan Nata membuatnya tidak dapat melawan, tangan Rangki terus merabanya, menyusuri seluruh bagian tubuh Nata. Sampai ke inti tubunya. “Permata Nata, kau basah” ternya tubuhmu, mengingikan aku” bisik Rangki ditelinga Nata sembari menjilatinya. “Kau laki-laki baji…” belum selesai kalimatnya dilontarkan sudah di kulum bibirnya oleh Rangki, yang bergerak cepat memenuhi nafsu birahinya. Rangki tidak memberi ruang pada Nata, dia mendominasi keseluruhan. “Permata Nata kau boleh terus menolak ku, tapi tubuhmu sangat menginginkan aku” Rangki terus meraba bagian inti Nata, disana sudah sangat basah, Kau sudah sangat siap Nata, bantu aku menidurkan nya kembali”. “Semua karena kamu, aku sudah berusaha menahannya, baju kamu yang tansparan segaja kau pakai untuk mengodaku, dan sekarang seakan-akan tidak mengiginkan aku. Aku hanya mengikuti permainan mu Permata Nata “ ucap Rangki seraya terus mengulus dan meraba bagian inti tubuh Nata, Nata mulai mengeliat, akal sehatnya tidak mengingikan nya, namun tubuhnya mulai bereaksi diluar kendalinya, sekarang tubuhmu sangat mengingikan aku, disana sangat basah, kau terangsang Permata Nata. “Kau boleh menikmatnya, kita sama-sama menikmati pagi indah ini Pramata Nata, aku suka wangimu, kamu membuatku gila Permata nata, maka jangan salahkan aku karena kamu yang mengodaku, Rangki terus berucap. Dengan gerakan cepat Rangki membuka sabuk pinggangnya, baju Nata dibuka dengan kasar, terlihat dua gundukan besar, diremanya gundukan itu, dengan posisi Rangi menindih nata berusaha membuka kaitan bra Nata, gerakan Rangki sangat lihai terlihat sangat berpengalaman bermain dengan wanita. Nata sudah tidak berucap lagi, hanya terdengar sedikit suara isakan tangis, namun geraknya mulai melemah. Rangki menimati setiap jengkal tubuh Nata, tidak melewati sedikitpu, melahap penuh putting p******a Nata yang mengeras, dengan gerakan sedikit kasar mengigit hampir semua bagian tubuh Nata, baginya Nata sangat Harum, memikatnya, menaiki insting kelaki-lakianya, tidak bisa dikendalikan, hasratnya terus begejolak. “Permata Nata, aku mengilaimu, kau memabukanku Permata Nata” ucap Rangki, sembari perlakuan bejatnya terus mencubui nata, disibaknya rok nata, dengan tangan tidak berhenti menyusuri bagian inti Nata. Sesaat kemudian Rangki berusaha memasuki pertahanan Nata, kedua kaki nata dibuka paksa, dengan lebar, Rangki mulai memposisikan bagian tubuh bawahnya, dan mencoba menyutubuhinya, memasuki dengan perlahan-namun tidak bisa masuk dengan cepat, perlu melakukan sedikit dorongan lebih keras, hingga semuanya masuk sempurna,,”ahh,,, Permata Nata kau Perawan,,” ucap Rangki kaget, dia tidak menyangka gadis yang dipaksa b******u dengan nya masih perawan. Ini pertama kalinya bagi Rangki, walau biasa tidur dengan berbeda wanita namun mereka hanya wanita penghibur yang tentu tidak perlu diharapkan dengan kesucian mereka. Rangki tidak mau terikat dengan wanita, dia hanya mau mengunakannya jika hasratnya mengila. Biasanya asistenya yang selalu mengatur untuknya. “akh.. rintihan Nata terdengar keras, Nata merasakan sakit yang luar biasa. Seakan-akan sekujur tubuhnya patah. Berasa tubuh bagian bawanya dirobek. Belum selesai rasa sakitnya sudah dihujam dengan benda keras, yang keluar masuk terus menekan tubuhya, Nata tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan ataupun menolak, tidak juga dapat menikmati, dihujam terus menerus tampa henti, tubuhnya mulai melemah. Ranggki sangat menikmatinya, gigitan mis v Nata sangat ketat, membuatnya makin mengila, menikmati setiap gerakan yang dibuatnya, terus mencumbunya, gerakan bawah terus dilakukan, bibirnya terus menciumin Nata, tangan nya meraba-raba, Rangki bergerak sangat aktif dan agresif. Tidak berhenti mengilai Nata dan b******u denganya sampai di pucuk kenikmatan. “Ahhh, suara Rangki makin berat dia menikmati setiap gerakanya, tubuhnya terus melakukan gerakan maju mundur, trus mehujam Nata tanpa henti, Hingga perlepasan terakhinya, dia menikmatinya hingga tidak sadar melepaskan didalam rahim Nata. Biasanya Rangki selalu memakai pengaman karena tidak ingin tertular penyakit, namun hari ini dia terdesak karena minatnya datang dipagi hari, lupa akan semua hal sampai berakhir mengauli Nata dengan gila dan berhasil melakukan perlepasanya didalam rahim Nata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD