Bagian 14. Pujian untuk Rangki.

999 Words
Rangki melangkah dengan cepat menaiki tangga sembari berlari, bersemangat untuk mengajak Nata makan siang. Kunci kamar diputar, yang sedari tadi diletakan di pintu. Nata menyadari saat kenop pintu berputar, karena sedari tadi tatapanya menuju ke pintu seakan-akan pintu mau dihancurkan Nata. Melihat pintu terbuka semangatnya kembali, segera melangkah dengan cepat ke arah pintu. Namun begitu melihat orang dibalik pintu adalah Rangki, makluk kedua terburuk setelah setan. Membuatnya mundur. “ayuk turun, Rangki tanpa bertanya nata lapar atau tidak namun segera menarik lenganya mengajaknya turun. Nata memilih ikut, dikamar setengah hari membuatnya bosan setengah mati. “kita makan siang dulu ya, Nanti aku tunjukan sesuatu untuk kamu” ucap Rangki penuh semangat. Rangki tipe lelaki pemaksa baginya perassan yang lain tidak penting. Tangan Nata terus di gengam membawanya turun. Sesampainya di mejamakan, Rangki menarik kursi untuknya. “ayuk makan, aku yang masak semuanya. Dirumah ini tidak ada asisten rumah tangga untuk memasak, lalu Nata tercengang. Serasa tidak percaya. Rumah sebesar ini bisa tidak ada asisten rumah tangga, namun Nata urung bertanya, Cuma ber oooo ,, lalu matanya teralihkan ke arah menu. Melihat menu yang beragam terhidang diatas meja adalah masakan pria di depanya yang bak iblis, serasa tidak percaya. * * * Rangki menyendokan nasi untuk Nata, lalu memberinya piring berisi nasi. Nata tidak bersemangat, mengambil sekenanya, menu paling dekat dengannya. Masih dengan Nata yang tidak akan pernah basa-basi mengatakan “ayoe makan, aku makan ya,. Satu suapan mendarat di mulut Nata, yang dirasakan Nata luar biasa, salah satu makanan ternikmat yang dimakanya, padahal makanan ini jika dilihat hanya sayur ditumis dengan beberapa tambahan, udang, dan basoe. Ternyata lelaki iblis ini cukup ahli dalam memasak pikir Nata. “emm enak, ucap Nata jujur. Nata sangat bersemangat jika menu yang dirasa dapat mengambarkan seluruh rasa dalam mulunya. Rasanya jelas, dapat membuat yang makan bahagia. “ternyata kamu cukup ahli dalam hal ini, tidak salah restoran mu berkembang pesat” ucap Nata, yang memang tau Restoran yang pernah di datanginya memiliki banyak cabang. “aku ahli dalam berbagai hal sayang, bahkan bisa sangat ahli diranjang, kamu tidak bisa menyangkal itu” balas Rangki sembari tersenyum genit dan mengedipkan mata. Nata yang melihat itu merasa sangat jijik, seketika rasa mual naik dari lambung dan mengepresikanya , ,, uek… “Hampir saja aku memuntahkan makanan yang baru ku telan ucap Nata”. Kalau ngomong lihat tempat dong sambungnya lagi . Lalu Rangki terkekeh tertawa, sangat puas melihat reaksi Nata. Dia sangat tau yang diucapkanya benar. Selama ini tidak ada wanita yang sangup menolak pesonanya apalagi kalau urusan ranjang. Keduanya makan, jika Rangki tidak berbicara maka Nata tidak membuka percakapan, hingga suasana makan mereka hening, yang terdengar sesekali hanya bunyi sendok. Nata makan cukup banyak kali ini, mengisi perutnya yang lapar, baginya tubuh harus sehat untuk bisa melawan iblis di depanya. “kamu makan cukup banyak juga, ucap Rangki sambil melirik genit ke tubuh Nata. Namun lari kemana nutrisi itu? Melihat tubuhmu yang kurus seperti busung lapar ucap Rangki dengan mata yang masih menyidik dan matanya terhenti di payud*ra Nata. Nata yang memperhatikan tindakan itu sentak menutup dadanya. “ jangan mulai lagi, aku sedang mengisi nutrisi” ucap Nata sambil melotot, menunjuka perlawanan. “sekarang aku tau lari kemana semua itu, gumam Rangki sambil mengunyah dan matanya tidak melepas menatap gundukan gunung kembar itu. “ternyata semuanya kesitu tunjuknya dengan mulut dan matanya. “dasar iblis mes*m” teriak Nata dan tanganya dengan reflek menutup mata Rangki. “Jangan lihat” kamu Iblis mes*m , teriak Nata kembali. Susana diruang makan mulai gaduh kembali, mereka mulai bertengkar lagi. / / / Entah kegilaan macam apa yang di rasakan Rangki, melihat Nata begitu bersemangat meneriakinya merasa sangat bahagia. Sebagian makanan yang dimasak Ranki berhasil di habiskan Nata, saat suapan terakhir di piringnya masuk kemulut, selagi mengunyah, Rangki membuka suara. “aku meracuni makanan mu”. Seketika Nata tersedak, dan terbatuk – batuk. hukk. Hukk… hukk… “dimana kamar mandi” tanya Nata terburu-buru. “ada disana ucap Rangki tanpa curiga apa yang akan dilakukan Nata. . . . Nata berlari cepat kekamar mandi seketika memuntahkan semua makanan yang dimakanya. Seketika Rangki sadar dengan candaanya yang keterlaluan, namun detik berikutnya wajahnya kembali ceria lalu tersenyum bahagia. “ternyata Permata Nata ku masih ingin hidup” menguji Nata dengan pernyataan nya. Setelah muntahkan semuanya Nata kembali kemeja makan dengan keadaan lesu, dan terlihat berantakan, namun masih sempat meneriakin Rangki. “kau gila ya? Memangnya aku bilang ingin mati?, aku hanya tidak ingin melihat wajahmu lagi tegasnya dengan ber-api-api. Nata mengelam wajahnya dengan telapak tangan lalu menguncir asal rambutnya ke tengah kepalanya, terlihat leher yang seksi panjang dan terlihat nya garis-garis leher yang makin estetis dan seksi dimata Rangki. Ayuk duduk sini ajak rangki seraya melambaikan tanganya mengarahkan Nata untuk duduk didekatnya. / / / Nata berjalan lalu duduk dekat Rangki dengan gerakan badan meperlihatkan dia sangat dongkol dengan candaan Ranki. “aku belum selesai makan”,, harunya kamu tau kalau aku meracuni kamu tentu aku juga mati, akukan ikut makan. Ucap Rangki terkekeh2 sambil berbalik menghadap Nata. Lalu mereka saling berhadapan dan dengan segera Rangki menarik kursi Nata dan keduanya tak berjarak saling berhadapan. “otak udang mu ini harus bisa digunakan” tunjuk Rangki ke dahi Nata, lalu tersenyum dan mengecupnya. “ kamu menarik Permata Nata. . . . “aku tidak tertarik dengan mu ucap Nata kembali masih dengan muka yang bete. Serasa dunia hancur saat tadi tau ada Racun dimakanannya. Seluruh makanan enak dimuntahkan. Sudah Jangan bete lagi, aku tidak akan meracunimu secepat ini, bisik Rangki sambil memeluknya. Sambil mendorong Rangki, Nata berucap, tidak sekarang namun tidak menutup kemungkinan aku tidak diracun bersamamu. Ekspresi Nata penuh tanya. Lalu Rangki kembali tertawa… hahaha..hahaha.hahhaha “sekarang otak udang mu berkerja”. “ikut aturan ku maka kamu aman” ucap Rangki kembali . “sia-sia aku memuji makanan mu tadi, sela Nata. “aku tidak butuh pujian mu, aku sangat tau diri bawah makanan ku yang terlezat, tegas Rangki tidak mau berhenti berdebat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD