Memoriam XXII: Membangun Kembali Harapan

1059 Words

Adara mengambil sapu yang ia gantungkan pada sebuah paku yang tertanam dalam dinding. Ia mulai menyapu rumah mungil penuh dengan kenangan ini, mulai dari bagian dapur. Sesekali ia melirik ke arah ruang tamu, karena putranya sedang duduk di sana, sembari berbicara dengan sang paman melalui video call. Adara sebenarnya penasaran juga dengan apa yang akan Haidar dan Tahta bicarakan. Kalau sudah ngobrol, keduanya suka lupa waktu. Bahkan lupa juga kalau di dunia ini ada orang lain juga selain mereka. Adara bersyukur, dengan adanya'Tahta di sisi mereka, Haidar jadi mendapatkan figur seorang ayah, yang tak bisa ia dapat sebab ayahnya sudah meninggal dunia. Tanpa sadar, Adara sebenarnya juga sudah merasa nyaman dengan keberadaan Tahta di antara mereka. Namun, untuk alasan yang Adara sendiri tak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD