Memoriam XXIII: Jatuh Tersandung Rumput

1511 Words

Pagi ini, ketika Haidar masih sekolah, seseorang yang ditunggu itu akhirnya datang juga. Ia datang saat Adara merasa dirinya belum siap sama sekali. Ia bahkan belum mandi, karena masih mempersiapkan segala keperluan untuk dijual di warung. Sementara Tahta seperti biasa, selalu terlihat berpenampilan baik setiap saat, setiap waktu. Adara seketika merasa seperti menjadi Upik abu. "Assalamualaikum." Tahta mengucapkan salam seraya tersenyum pada Adara. "Waalaikum salam." Adara menjawab dengan canggung seraya menunduk, berusaha membalas senyuman Tahta meski sulit. "Silakan duduk dulu aja dek. Haidar masih belum pulang sekolah. Aku masih mau nyiapin keperluan jualan." Tahta masih tersenyum. "Hari ini misal nggak usah jualan dulu gimana, Teh? Soalnya Haidar ngajak ke simpang lima. Kita jalan-

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD