Memoriam XXIV: Momentum Paling Bahagia

1826 Words

Haidar masih menangis ketika digendong oleh Tahta menuju ke mobil. Beberapa orang yang masih tersisa di sekolah menatap Haidar terus. Tahta dan Adara mempercepat langkah supaya tidak lagi harus melihat tatapan mata yang tidak mengenakkan itu. Kebiasaan orang-orang memang kadang kurang sopan. Misal kejadian seperti barusan. Ada anak jatuh dan menangis, bukannya berempati. Kalau tidak dengan ikut menolong, setidaknya cukup dengan pura-pura tidak tahu. Sehingga akan mengurangi rasa tak enak hati dari orang tua anak kecil yang menangis itu. Orang tua sudah cukup dibuat sedih ketika anak terjatuh. Kemudian semakin sedih karena anaknya kesakitan. Mereka sudah berusaha menenangkan, tapi anak masih terus menangis. Reaksi orang tua berbeda, ada yang tetap tenang, ada yang menjadi semakin panik.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD