bc

Perfectly Fall in Love

book_age16+
27
FOLLOW
1K
READ
age gap
mate
goodgirl
tomboy
powerful
brave
versatile
drama
humorous
like
intro-logo
Blurb

Jema Anggreya dan Jeffrey Subrata pada awalnya dipertemukan bukan untuk saling jatuh cinta dan mencintai satu sama lainnya. Terlebih ketika itu, Jeffrey sudah memiliki wanita yang sangat dia cintai dan juga balik mencintainya. Sementara, Jema yang fokus merawat dan membahagiakan ayahnya yang tengah sakit, merasa tak memiliki banyak waktu untuk bermain dengan cinta, sehingga gadis itu tak pernah berpikir ke arah percintaan. Apalagi, Jema harus banting tulang untuk biaya berobat sang ayah yang tidak sedikit juga kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Takdir tentu lebih tahu apa yang terbaik untuk mereka. Bukan sebagai penghancur hubungan orang lain, Jema berhasil menarik perhatian Jeffrey untuk jatuh cinta dengannya dan bukan sebagai pengkhianat, Jeffrey memalingkan hatinya pada Jema. Keduanya jatuh cinta pada waktu yang tepat.

Namun, keraguan muncul di hati Jema, apakah dirinya pantas untuk laki-laki flamboyan seperti Jeffrey? Sebab, pada dasarnya mereka berada pada kasta yang berbeda. Upik abu sepertinya, tidak akan pantas dengan pangeran seperti Jeffrey Subrata, bukan?

chap-preview
Free preview
Bab 1 (Jeffrey)
Sudah genap enam tahun semenjak wanita yang ia cintai meninggalkannya dengan sejuta luka baru, yang menanti untuk disembuhkan. Luka yang terlalu dalam, hingga banyak orang tidak yakin bahwa luka itu bisa disembuhkan. Namun, bukan berarti memang tidak bisa disembuhkan. Jeffrey Subrata benar-benar memanfaatkan tahun-tahun yang telah berlalu, kini luka itu hanya menyisakan bekas kecil yang nyaris tak terlihat. Di hari ulang tahun putrinya yang keenam ini, pada akhirnya Jeffrey berani memperkenalkan Airin Syahla, wanita yang ia kencani semenjak enam bulan lalu. Namun, baru berani ia kenalkan pada keluarganya di hari itu. Bagi Jeffrey, ini adalah waktu yang tepat, di saat semua anggota keluarganya berkumpul, ia bisa memperkenalkan wanita yang ia cintai. Airin Syahla merupakan seorang artis yang berkecimpung di dunia peran dan juga saat ini tengah membawakan acara dengan rating yang cukup tinggi. Popularitasnya tentu tidak diragukan. Jika ditanya apa itu Kitchen and Kids, orang-orang pasti langsung teringat dengan pembawa acaranya yang begitu cantik itu. Pertemuan Jeffrey dan Airin bermula ketika acara Kitchen dan Kids berkolaborasi dengan acara Love in Kitchen, sebuah acara masak memasak yang terfokus pada pengolahan rempah-rempah yang menjadikan Jeffrey sebagai bintangnya. Awal mula berkenalan, Jeffrey dan Airin hanya saling menyapa dalam canggung, tetapi waktu itu Jeffrey memberanikan diri mengajak Airin makan malam bersama, Airin yang tidak kuasa menolak, pun mengiyakan dan semenjak saat itu hubungan keduanya menjadi lebih intens. Jeffrey Subrata bukan artis, dia hanya chef yang dikaruniai wajah rupawan dengan kemampuan mumpuni, yang kebetulan viral karena 'hengpon jadul netijen'. Viralnya itu berhasil membawa Jeffrey pada popularitas yang tinggi. Mayoritas penggemarnya berasal dari kalangan manusia berkromosom XX, baik muda, dewasa, sampai tua. Tak sedikit penggemar Jeffrey yang sudah berusia lanjut, mereka bilang mereka senang melihat bagaimana tampannya Jeffrey walau dari layar televisi. Followers ** yang semula mentok di angka seribuan, mendadak naik drastis hingga kini mencapai angka dua juta lebih pengikut. Setiap acara yang menjadikannya bintang tamu, pasti ratingnya tinggi. Banyak stasiun televisi yang berlomba-lomba membuatkan acara untuknya. Kembali lagi ke pesta ulang tahun, pesta itu hanya dihadiri keluarga intinya saja, ayah, ibu, keluarga kecil adiknya dan juga keluarga kecil kakaknya, tidak ada satu pun orang luar yang diundang. Seperti sinar mentari di pagi hari, seperti itulah sambutan yang keluarganya beri untuk Airin, hangat. Airin disambut dengan suka cita. Naulea Subrata, putri kecilnya juga menyambut dengan antusias, bahkan tampak sangat senang melihat Airin yang cantik seperti boneka. Skenario di dalam kepalanya sudah tersusun sedemikian rapi, membayangkan dirinya bisa memamerkan pada teman-temannya bahwa ia memiliki ibu secantik Airin Syahla, terasa begitu menyenangkan. Sudah kenyang dirinya diolok-olok tidak memiliki ibu, dan ketika ia memiliki ibu, ia mendapati ibu yang luar biasa. "Ayah pasti nikah sama Tante Airin, kan?" Lea datang seraya membawa kotak besar, kado yang diberikan Airin padanya. Mendapati pertanyaan demikian dari sang putri membuat Jeff seketika diserang gugup. Menikah. Selama ini ia belum memikirkan untuk kembali melakukan prosesi sakral yang satu itu. Merasa semua terlalu dini. Enam tahun memang bukan waktu yang singkat, tapi bukan juga waktu yang lama. Dari dalam dirinya belum menemui kesiapan untuk menikah, tetapi setelah mendapat pertanyaan itu dari putrinya, bukan tidak mungkin detik-detik yang berjalan telah berhasil mengubah pemikirannya, mula yang tidak siap menjadi benar-benar siap. Menikahi wanita seperti Airin Syahla bukan ide yang buruk, ditambah lagi cinta yang menguatkan hubungan mereka. "Lea maunya gimana?" tanya laki-laki berusia 33 tahun itu dengan suara dalamnya yang lembut, putrinya bersorak senang, merasa semua keputusan berada di tangannya sekaligus merasa senang karena keinginannya akan terpenuhi. "Ya mau dong! Tante Airin kan artis terkenal." Di zaman yang sudah sangat maju ini, tidak sulit untuk seorang anak kecil mengetahui atau bahkan mengenal sosok terkenal, seperti artis misalnya. Naulea yang memang sudah diberi konsumsi alat elektronik, tentu tidak akan ketinggalan hal-hal seperti itu. "Oh ya?" Jeffrey mengangkat tubuh putrinya dan mendudukkan gadis cantik berambut panjang yang dikepang itu ke atas pangkuannya. Merasa hangat melihat binar bahagia yang terlukis di wajah sang putri, senyum Jeffrey kian lebar. "Lea bisa pamerin Tante Airin ke teman-teman Lea yang sombong dan suka hina Lea karena Lea nggak punya ibu!" Fakta pahit itu baru Jeffrey ketahui, dan dalam hitungan detik senyum lebarnya menyusut menjadi sebuah senyum kecut yang tidak lagi indah untuk dipandang. Ia terlalu banyak terkekang oleh dirinya sendiri sehingga tidak menyadari bahwa gadis kecilnya juga telah mengalami banyak permasalahan, di usianya yang masih belia, masalah itu teramat besar. "Lea pernah dihina? Lea nggak apa-apa?" Jeffrey terlalu fokus dengan pernyataan terakhir putrinya. Gadis cilik itu mengerucutkan bibirnya, merasa tidak menyukai nada suara sang ayah yang di telinganya terdengar berlebihan. Ia belum pernah berbicara dengan seseorang yang menggunakan nada suara seperti demikian, tetapi gadis itu tidak tahu suara parau yang terlontar dari mulut sang ayah senada dengan isi d**a ayahnya yang begitu mengkhawatirkan dan merasa bersalah pada putrinya. "Kok tegang banget, sih?" Airin datang seraya membawa nampan berisi jus jeruk. Wanita bergaun biru pastel sepanjang lutut itu mengambil duduk di sebelah Jeffrey, mengamati air muka ayah dan anak itu yang baginya tampak mencurigakan. "Ini nih Tante, Ayah nyebelin banget!" Merasa bahwa sang putri tak ingin membahas, Jeffrey paham, ia lebih fokus pada respons terakhir putri tercintanya itu sehingga ia mengerucutkan bibirnya sebagai bentuk penolakan dari predikat yang Lea beri. "Bener nih Le, Ayah kamu suka nyebelin, masa Tante suka dijailin, kadang buat Tante pengin nggak mau lagi pas dia ajak," kata Airin seraya melempar lirikan mematikannya. "Ayah emang ajak Tante ngapain?" Pertanyaan polos itu terlontar begitu saja. Jeffrey berdeham, suaranya mendadak terdengar makin berat. Bukan sebuah keharusan untuk menjelaskan maksud terselubung dari Airin, kan? Tapi jika memaksa, baiklah, sedikit penjelasan, yang pasti Jeffrey dan Airin tidak melakukan hal yang seharusnya hanya pasangan suami-istri lakukan. Tidak, sama sekali belum pernah, dan tidak akan pernah sebelum mereka disahkan di bawah ketentuan agama dan negara. Namun, gaya berpacaran orang dewasa memang sedikit ekstrem bukan? Ciuman bibir tentu menjadi hal yang sulit untuk dihindari, dan inilah yang Airin maksud sebagai ajakan Jeffrey. "Bukan ajakan apa-apa. Omong-omong, kok nggak dibuka kado dari Tante? Tante pengin lihat respons Lea sama kado yang Tante kasih," ucapnya seraya memberi tatapan lembut pada gadis cilik itu. Entah karena profesinya sebagai seorang aktris, Jeffrey sedikit tercengang dengan kemampuan Airin yang begitu lihai dalam menyembunyikan kegugupannya, bahkan wanita itu bisa-bisanya bersikap santai di saat Jeffrey merasa luar biasa gugup dan was-was ketika ditanyai demikian oleh sang putri. Atau mungkin, wanita itu memang sudah biasa membicarakan ciuman walau dengan penjelasan lain yang begitu jauh maknanya, sehingga kegugupan tak akan menjadi reaksi yang keluar. Begitu cepat dialihkan, Lea segera mengangguk dan mulai membuka kado yang ia terima. Matanya berbinar melihat isi di dalamnya. "Boneka Moomin! Makasih Tante Airin, Tante kok tahu Lea suka Moomin?" Airin tersenyum manis, khasnya yang selalu menjadi pemeran protagonis di film-film atau serial televisi yang ia bintangi. Senyum yang memikat banyak pasang mata, termasuk Jeffrey Subrata. "Apa sih, yang enggak Tante tahu dari kamu?" Lea bersorak makin senang, gadis itu memeluk boneka kudanil berukuran sedang itu dengan sangat bahagia. Sementara itu, Jeffrey mencuri sekilas ciuman di bibir Airin, hal yang membuat Airin terkekeh kecil. "Nakal ya, kamu! Untung Lea nggak lihat," bisiknya rendah, matanya melirik pada Lea yang fokus pada bonekanya. "Tapi kamu suka, kan?" Jeffrey balas berbisik. Bukan jawaban yang Jeffrey terima, melainkan kecupan serupa di bibirnya. "Aku nggak salah milih pacar," bisiknya kemudian. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

My Secret Little Wife

read
97.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook