Jakarta,
Di rumah Titah,
Masih di meja makan..
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.
"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah.
"Morning my dear daughter"
(Pagi putriku sayang), kata pak Adam.
"Morning too dad"
(Pagi juga ayah), sambung Titah.
"Since everything is already on the dining table, let's have breakfast, because soon we will leave"
(Karena semuanya sudah ada di meja makan, yuk kita sarapan pagi, karena sebentar lagi akan berangkat), kata bu Rusmini.
"Ok mom..!!"
(Oke ibu..!!), seru pak Adam, Titah, Citra, dan Renaldy.
"Ok grandma..!!"
(Oke nenek..!!), seru Faisal.
Purwokerto,
Di kios bu Ajeng..
"Assalamu'alaikum", mbah Sakiman memberikan salam pada bu Ajeng.
"Wa'alaikumussalam", bu Ajeng menjawab salam dari mbah Sakiman.
"Jeng, saya mau belanja keperluan istri dan keperluan anak, dan cucu saya, ini catatannya", kata mbah Sakiman yang memberikan catatannya pada bu Ajeng.
"Oh nggih mbah"
(Oh ya mbah), sambung bu Ajeng.
"Fandi..", bu Ajeng memanggil Irfandi.
"Inggih bu"
(Iya bu), jawab Irfandi.
"Tolong bantu ibu ambilkan barang ingkang enten ing seratan niki nggih"
(Tolong bantu ibu ambilkan barang yang ada di catatan ini ya), pinta bu Ajeng.
"Inggih bu"
(Iya bu), Irfandi melaksanakan perintah dari ibunya.
Jakarta,
Di rumah Titah,
Di depan rumah..
"Sekarang kita berangkat ke purwokerto, sebelum kita berangkat kita berdo'a terlebih dahulu, berdo'a dimulai", kata Renaldy yang memimpin do'a.
Lima belas menit kemudian..
Masih di depan rumah..
"Selesai, sekarang di perbolehkan masuk ke dalam mobil masing-masing, oh ya Faisal, kamu sama tetah ya", kata Renaldy.
"Iya pah..", sambung Faisal.
"Come on, Faisal, let's get in the car with auntie"
(Ya sudah yuk Faisal, kita masuk ke dalam mobil besama dengan tetah), sambung Titah juga.
"Ok auntie..!!"
(Oke tetah..!!), seru Faisal.
Purwokerto,
Di kios bu Ajeng lagi..
"Sampun bu"
(Sudah bu), kata Irfandi.
"Nggih sampun sampeyan sanguh dolan game iseh, niki kajengipun ibu etang"
(Ya sudah kamu bisa main game lagi, ini biar ibu hitung), sambung bu Ajeng.
"Inggih bu"
(Iya bu), kata Irfandi lagi.
"Iseh ing total nggih jeng ?"
(Lagi di total ya jeng ?), tanya mbah Sakiman.
"Inggih mbah, saweg kula etang, ing tengga sekedhap nggih mbah"
(Iya mbah, sedang saya hitung, di tunggu sebentar ya mbah), jawab bu Ajeng.
"Nggih, tengga barang ing etang sisan w******p Bram, konjuk bantu bekta barang"
(Ya, tunggu barang di hitung sekalian w******p Bram, untuk bantu bawa barang), kata mbah Sakiman.
**
Percakapan mbah Sakiman dan Bram lewat w******p.
"Assalamu'alaikum Bram", mbah Sakiman memberikan salam pada Bram.
"Wa'alaikumussalam ndara romo sepuh", Bram menjawab salam dari mbah Sakiman.
"Panjenengan ing pundi Bram ?"
(Kamu dimana Bram ?), tanya mbah Sakiman.
"Kula ing griya, ndara romo sepuh, enten ingkang sanguh kula bantu, ndara romo sepuh ?"
(Saya di rumah, ndara romo sepuh, ada yang bisa saya bantu, ndara romo sepuh ?), tanya Bram juga.
"Enten, panjenengan sanguh teng kios e Ajeng mboten sakmenika Bram ?"
(Ada, kamu bisa ke kiosnya Ajeng gak sekarang Bram ?), tanya mbah Sakiman lagi.
"Ajeng, sinten nggih ndara romo sepuh ?"
(Ajeng, siapa ya ndara romo sepuh ?), tanya Bram juga.
"Fandi, Fandi, Bram, sanguh teng mriki ta ?"
(Fandi, Fandi, Bram, bisa kan ke sini ?), tanya mbah Sakiman lagi.
"Oh inggih, sanguh ndara romo sepuh
(Oh iya, bisa ndara romo sepuh), jawab Bram.
"Nggih sampun gelis, ampun dangu Bram, kula tengga ing mriki"
(Ya sudah cepat, jangan lama Bram, saya tunggu di sini), kata mbah Sakiman.
"Inggih ndara romo sepuh, jagi ujub jejibahan"
(Iya ndara romo sepuh, siap laksanakan tugas), sambung Bram.
"Oke, assalamu'alaikum", mbah Sakiman memberikan salam pada Bram.
"Wa'alaikumussalam", Bram menjawab salam dari mbah Sakiman.
**
Masih di kios bu Ajeng..
"Sampun mbah, dados sedaya total e gangsal ratus wolu puluh ribu mbah"
(Sudah mbah, jadi semua totalnya lima ratus delapan puluh ribu mbah), kata bu Ajeng.
"Oke, niki uangnya jeng"
(Oke, ini uangnya jeng), sambung mbah Sakiman.
"Inggih mbah, uangnya pas nggih mbah"
(Iya mbah, uangnya pas ya mbah), kata bu Ajeng lagi.
"Inggih jeng"
(Iya jeng), sambung mbah Sakiman lagi.
"Assalamu'alaikum", Bram memberikan salam pada mbah Sakiman dan bu Ajeng.
"Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman dan bu Ajeng menjawab salam dari Bram.
"Bram bawakan barangnya ya", pinta mbah Sakiman.
"Nggih ndara romo sepuh"
(Ya ndara romo sepuh), Bram melaksanakan perintah dari mbah Sakiman.
"Oh ya mbah, sebelum mbah pulang saya ingin menitipkan pesan untuk mbah Jumirah, hari ini ada pengajian di masjid, bisa datang atau tidak, kalau bisa datang nanti saya samper ke rumah habis ashar ya mbah", kata bu Ajeng.
"Oke nanti saya sampaikan, balasannya lewat w******p ya, saya pamit pulang jeng", sambung mbah Sakiman.
"Nggih mbah, ati-ati"
(Ya mbah, hati-hati), kata bu Ajeng lagi.
"Nggih.."
(Ya..), sambung mbah Sakiman lagi.
"Assalamu'alaikum", mbah Sakiman dan Bram memberikan salam pada bu Ajeng.
"Wa'alaikumussalam", bu Ajeng menjawab salam dari mbah Sakiman dan Bram.
Enam jam kemudian..
Di rumah mbah Sakiman,
Di meja makan..
"Bram..", mbah Jumirah memanggil Bram.
"Nggih ndara ibu sepuh"
(Ya ndara ibu sepuh), jawab Bram.
"Cobi panjenengan ningal ing njawi, ing ngajeng maksute enten sinten, kok kula mireng kados suwanten klakson mobil, tolong nggih, kula saweg siapkan tedha konjuk anak, putu, uga cicit kula, ingkang kemungkinan sekedhap iseh ngantos mriki, takutnya punika mereka"
(Coba kamu lihat di luar, di depan maksudnya ada siapa, kok saya dengar seperti suara klakson mobil, tolong ya, saya sedang siapkan makan untuk anak, cucu, dan cicit saya, yang kemungkinan sebentar lagi sampai sini, takutnya itu mereka), pinta mbah Jumirah.
"Ujub ndara ibu sepuh, amit"
(Laksanakan ndara ibu sepuh, permisi), Bram melaksanakan perintah dari mbah Jumirah.
"Nggih..!!"
(Ya..!!), seru mbah Jumirah.
Di depan rumah..
"Inggih, inggih, tengga sekedhap, sepertinya kula tepang kaliyan mobilnya, sepertinya niki anaknya ndara ibu sepuh ingkang tinggal ing jakarta deh"
(Iya, iya, tunggu sebentar, sepertinya saya kenal dengan mobilnya, sepertinya ini anaknya ndara ibu sepuh yang tinggal di jakarta deh), kata Bram.
"Bram..!!", seru pak Adam.
"Tuh kan benar, iya pak..", kata Bram lagi.
"My mother-in-law and father-in-law are at home today, right ?"
(Ibu mertua dan ayah mertua saya ada kan di rumah hari ini ?), tanya pak Adam.
"Duh saya tidak mengerti, emm ada mbak Titah tuh, mbak..", kata Bram lagi di dalam hati.
"Enten menapa mas Bram ?"
(Ada apa mas Bram ?), tanya Titah.
"Tolong artikan nggih, kula mboten mangertos menapa ingkang ing tanyakan dening kanjeng romo"
(Tolong artikan ya, saya tidak mengerti apa yang di tanyakan oleh kanjeng romo), jawab Bram.
"Oh nggih, tengga sekedhap nggih"
(Oh ya, tunggu sebentar ya), kata Titah.
"Nggih mbak Titah"
(Ya mbak Titah), sambung Bram.
"Daddy"
(Ayah), kata Titah.
"Yes my daughter, what's wrong ?"
(Ya putriku, ada apa ?), tanya Titah.
"I want to ask, did you ask Brahm something, if so what did you ask Bram ?"
(Saya ingin bertanya, apakah ayah menanyakan sesuatu pada Bram, jika iya apa yang ayah tanyakan pada Bram ?), tanya Titah.
"Oh that, earlier dad asked Bram, are your grandma and grandpa at home today my dear daughter"
(Oh itu, tadi ayah bertanya pada Bram, apakah nenek dan kakek kamu ada di rumah hari ini putriku sayang), jawab pak Adam.