*****
"19.00: Hotel Zeus
" Permisi kak saya Luna karyawan Cafe & Bread ingin mengantarkan pesanan atas nama Tuan Raffa victor "?" Luna yang bertanya sopan dengan senyum tulus kepada salah satu resepsionis "
" Baik Sebentar saya konfirmasi kepada tamu ".
" Terima kasih .,." Tersenyum dan mengedarkan pandanganya ke bangunan hotel yang sangat mewah menurutnya "
Dia pernah berfikir saat setelah lulus nanti ingin bekerja dan mendirikan cafe dan toko kue miliknya sendiri dan mengelolanya karna dia termasuk gadis dengan bakat membuat Cake yang sangat enak di cafe tempat kerjanya sekarang .
" Nona Luna anda bisa menunggu sebentar di tempat tunggu tamu karna Tuan Raffa sebentar lagi akan mengambil pesananya".
Sambil menunjukkan tempat duduk khusus tamu di seberang meja resepsionis ".
" Baik terima kasih kak,. "
Saat membalikan badan dan berjalan menuju tempat duduk tiba tiba dia menabrak seseorang dan membuatnya mundur beberapa langkah untuk melindungi diri dan pesanan pelanggan.
" Biasakah kau berjalan menggunakan mata mu dengan benar ,.," menghela nafas pelan suara Raffa membuat beberapa tamu Melihatnya .
" Maaf Tuan saya tidak sengaja,. Lagi pula saya berjalan dengan benar saat anda menambrak saya " jawab luna sambil menoleh ke arah suara dan membuat luna tidak berkedip beberapa saat ,melihat betapa tampan lelaki di hadapnya mata biru laut dengan garis wajah gambaran alis sempurna seperti malaikat ,Luna langsung tersadar saat lelaki itu mengomelinya.
" Bagaimana mungkin ,.kau yang yang menabrak ku dan dengan permintaan maaf tidak tulusmu sekarang " Tegas Raffa dan membuat resepsionis datang menghampiri mereka .
" Maaf Tuan Raffa , Ini Nona Luna ingin mengantarkan pesanan anda ".
" Oh ,, Baiklah aku terima pesanannya lalu bagaimana permintaan maafnya"?.
Tanya Raffa
" Tuan Raffa yang terhormat maafkan saya yang tidak sengaja menabrak anda dan mohon untuk membayar bill pemesananya". Dengan menghela nafas kasar menahan diri karna dia harus menjaga wibawanya tidak ingin nama tempat kerjanya rusak karna sikapnya .
Jika ini di luar kerjanya Mungkin gadis ini akan mengajaknya bertarung tanpa perduli siapapun dia ,dia tidak akan kalah hanya karna di hadapanya seorang laki laki .
Dengan menghela nafas Raffa mengeluarkan beberapa lembar Uang dan memberikan dengan kasar ke tangan Luna .
" Ini uangnya dan saya berharap tidak bertemu dengan mu lagi ".
" Jika Tuan Raffa tidak memesan apapun di Cafe saya anda tidak perlu bertemu saya lagi " jawab Luna dengan pelan dan terkatup tetapi masih bisa di dengar oleh Raffa.
Bergegas Luna pergi dari gedung Hotel Zeus dan menyebrang ke Cafe sesegera mungkin membersihkan dan menutup Cafe karna pekerjaan selanjutnya menunggu,."
" Cih Gadis sombong ., Dion ambil ini setelah pertemuan aku ingin mengunjungi Bianca ,. Aku tidak ingin susana hati ku hancur hanya karna seorang Gadis arogan " Raffa berjalan memasuki lift menuju lantai tempat kliennya berada
Beberapa jam kemudian :
" Terima kasih Tuan Raffa atas sambutanya saya berharap kerja sama kita terjalin dengan baik sampai kedepanya " Setelah menandatangani berkas dan berjabat tangan dan menyunggingkan senyum .
" Terima kasih juga Tuan Andersen atas kerja samanya sampai jumpa lagi di project selanjutnya " Senyum Raffa dan mengakhiri jabatan tangan .
" Dion apa kau sudah mendapatkan kunci kamar Bianca dan pesanan ku tadi siang " ?
" Sudah Tuan ,. Ini kunci kamar dan pesanan anda Tuan " sambil menyerahkan smart key dan satu kotak coklat serta mawar merah di letakkanya di depan meja rias hotel .
" Baiklah aku akan bersiap siap dulu Dan kau boleh pulang sekarang ".
" Baik Tuan Raffa ,. Semoga malam anda menyenangkan " Sambil membukuk dan pergi dari kamar hotel .
"Dion tidak langsung pergi dari hotel melainkan menyelidiki Bianca tanpa sepengetahuan Tuan Daffa dan melaporkanya ke Tuan Besar George " .
21.00 : Hotel Zeus
" Raffa menaiki lift menuju lantai di mana Bianca berada dan membawa kejutan untuk Bianca sambil tersenyum ..sebenarnya Raffa sudah merencanakan Untuk melamar Bianca di sini tanpa sepengetahuanya "
" Setelah keluar dari lift dia berjalan menuju kamar Bianca dan perlahan membuka pintu Hotel Tetapi tidak ada siapapun di sana tetapi dia mendengar suara Bianca berada di Dalam kamar dan membuat lelaki itu penasaran dan perlahan membuka kamar tersebuat
".
"Alangkah terkejutnya Raffa seketika panas menjalar di sekujur tubuhnya bagaimana tidak wanita yang dia jaga selama ini tanpa menyentuh seujung rambunya berselingkuh dan berada di atas tubuh Temanya yaitu Bima Alberto dan melakukan hal menjijikan yang tidak pernah dia bayangkan .
" Bianca ..!!! Tegasnya dengan suara dingin dan begitu menakutkan jika di dengar ,. Selama ini Raffa tidak pernah bernada tinggi dengan Bianca dan ini adalah pertama kalinya.
" Raffa ,. Sayang aku bisa jelasin ,. " Tergagap Dengan wajah muramnya karna Kaget melihat Raffa tiba tiba di depanya ,Bianca turun dari Ranjang mengenakan selimut dan berlari mendekati tapi sebelum mendekati nya Raffa menjauh "
" Tutup mulut mu ,.Berhenti Di sana ,. Jangan mendekat aku yang akan keluar dari sini , Dan Hubungan kita sampai disini ,. !! Dengan amarah Raffa keluar dan membanting pintu dengan kencang hingga bersuara.,"
" bruuaakk"
Bianca sudah tidak bisa berkata kata dia ingin memaki dirinya sendiri .
" Aah Sh*t ,.Aku tidak berfikir kalau Raffa akan datang sekarang "
" Bima sebaiknya kau pergi sekarang ".
" Ayolah Bianca kita baru saja memulainya .. apa kau akan membiarkan ku menegang seperti ini ".
"Bima ini bukan waktunya untuk melanjutkan kesenangan untuk memuaskanmu .. apa kau tidak melihat kemarahan Raffa ".
Bianca mengusap wajahnya dengan kasar dengan kecemasan yang melanda saat ini Bagaimana juga dia mencintai Raffa .
Bianca hanya mencari kesenangan di luar karna Raffa tidak bisa memberikan itu kepadanya karna dia menghargai kehormatan seorang wanita, tapi Bianca mengecewakan lelaki itu sekarang.
" Baiklah aku akan pergi .. hubungi aku jika kau butuh sesuatu " . Turun dari tempat tidur dengan malas dan memakai baju yang sudah berserakan di lantai .
21.00 : Xavier CLUB
Menghela nafas kasar dan terasa berat , ya Luna Bekerja di Club milik sahabatnya Rara .
Rara sahabatnya terlahir dari keluarga kaya dia tidak memandang berteman dengan siapapun termasuk Luna , diusianya yang sama dengan Luna 18 tahun saat ini dia mengurus Club hadiah ulang tahun dari orang tuanya karna hobbynya sebagai DJ.
Tidak ada yang tau memang bahwa pemilik Club tersebut masih muda, Sebelum di nyatakan Lulus dari SMA dia akan tetap bungkam mengenai Clubnya, kecuali luna yang sudah tau karna dia memang bekerja di tempat ini.
" Lun apa kau sedang sakit ? Sejak tadi aku melihatmu tidak semangat bekerja". Memandang Luna dengan khawatir
" Aku hanya sedikit lelah Ra ,. Mungkin dengan istrirahat sebentar aku bisa pulih ". Merasa sedikit tidak nyaman karna Rara menghkawatirkanya sekarang .
" Jika kau lelah pergilah ke area belakang untuk beristirahat ,.Aku membuatkan puding kesuaanmu yang sudah aku janjikan dan Aku akan menggantikanmu selama satu jam ke depan ." Dengan senyum tulusnya
" Baiklah ..Aku akan beristirahat sebentar terima kasih mau menggantikan ku ". Dengan lemas dia pergi ke area belakang tempat di mana para staff beristirahat ,
Alih alih ke area belakang Luna membuka pintu belakang dan keluar dari Club ke area taman tidak jauh dari Club untuk mencari udara segar , fikiranya terbelah memikirkan kondisi Ibunya yang masih terbaring kritis saat ini .
Beberapa tahun setelah perceraian sang ayah dan ibunya karna kasus peselingkuhan dan memiliki seorang anak yang ternyata hanya beda satu tahun denganya membuat sang ibu depresi hingga mencoba mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai atas dan membuatnya kritis.
Luna gadis kaya pada nyatanya Ayahnya adalah arsitek terkenal dan pengusaha properti Bangunan , IT dan pemilik private hotel , villa untuk orang kalangan Atas di Venesia Italy, Tetapi Luna meninggalkan semua memilih merawat sang ibu di pinggiran kota venesia, karna meskipun dia memilih ayahnya dia tidak akan di sambut hangat oleh mereka .
Lamunanya hilang dengan tetesan air mata di pelupuk matanya karna merasa sungguh Takdir menyedihkan untuknya saat ini .
" Huufft ,. " Menghela nafas Berjalan kembali ke Club , sudah berapa lama dia melamun merenungkan kehidupanyanya.
Meja Bar Xavier Club : ****
" Tuan Raffa ?. Aku sudah lama tidak melihatmu minum sebanyak ini , ini sudah melebihi batasmu ,".
Daniel Teman Raffa sekaligus kepala Bartender di Tempat Rara , dialah yang mengelola Club milik Rara sampai waktunya Rara siap menujukan dirinya nanti.
" Daniel ,. Biarkan aku menikmati minumanku saat ini "!!. Ocehan Raffa yang setengah kesadaranya sudah hampir menghilang.
" Apa perlu aku menelfon Dion untuk menjemputmu ?". Tanyanya dengan pelan menunjuk smartphone miliknya
" Tidak ,. Tidak ,. Aku masih ingin di sini " . Jawabnya sambil melihat handphonenya yang berdering sejak tadi Tetapi di abaikan olehnya , siapa lagi jika bukan Bianca gadis tidak tau diri yang masih menghubunginya .
Senyum seringai Raffa dengan beberapa bulir air mata menetes di pelupuk matanya , jika ada yang melihatnya seperti ini mungkin akan menjadi berita menggemparkan , Seorang CEO tampan Rapuh hanya karna seorang Gadis jalang seperti Bianca .
" Raffa apa kau merasa pusing "? Jika kau merasa pusing aku akan memanggilkan mu pelayan untuk membantumu ke ruang atas ". Tanya Daniel dengan melambaikan tangan di depan muka Raffa .
Disisi lain Luna sedang membawakan beberapa minuman untuk tamu VIP.
Terkadang Luna merasa risih dengan tatapan tamu VIP dan tawaran menemani mereka tidak pernah di tanggapi Luna , Paras Luna Yang Cantik dengan bulu mata yang lentik dan perawakan seputih s**u seperti porselin siapapun ingin menggapainya .
Club Luna bekerja menerapkan No touch untuk karyawan yang tidak mau dan itu berlaku untuk Luna sejak awal kesepakatan dengan Rara.
" Luna ,. !!, Panggilan Daniel membuat luna menoleh dan menghapirinya .
" Kak Daniel memanggil Ku ada apa ,.? Berjalan menghampirinya .
" Bisa kah kau membantuku membawa teman ku ke lantai atas aku sedikit sibuk karna banyak pelanggan "? Senyum Daniel karna memang Yang terlihat Club sedang Ramai membuat Luna dengan enggan membantu temanya ke Ruangan kamar lantai atas untuk tamu VIP.
Club Besar mana tidak mempunyai Fasilitas mewah dengan banyak kamar berbagai Tipe sudah seperti Hotel .
" Baiklah ,. Tapi apa imbalanya "? Tanya luna sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Daniel ".
Dengan senyum menawanya Daniel berkata
"Dasar kau gadis matrealistis ,. Kau bisa meminta kepadanya besok". Dengan senyum masih tertahan Daniel menunjuk ke tubuh Raffa yang sudah hampir hilang ke sadaran .
" Baiklah ,". Dengan berat dia membopong Tubuh Raffa mengalungkan tanganya ke bahu dan berjalan pelan menuju Lift , Luna tidak sadar jika lelaki yang di Bantunya saat ini adalah Raffa , lelaki yang di temuinya tadi sore saat mengantar pesanan di Hotel Zeus.
Dengan pelan dia membuka pintu kamar dan menutup pintu dengan berat dia menyeret tubuh Raffa untuk membaringkan di tempat tidur, Sedikit membanting tubuh Raffa dan berbicara pelan.
" Auhhfff ,,.. Betapa berat tubuh lelaki ini" . Saat dia berdiri dia megamati wajah lelaki itu dan sadar bahwa lelaki itu Raffa.
"Apa dia maniak minuman keras , bagaimana bisa dia menghancurkan tubuhkan dengan meminum banyak alkohol tanpa terkendali ,. Ah sudahlah " . Tanpa memikirkan hal tersebut Luna membalikan badannya dan ingin segera pergi , tetapi sebuah tangan menariknya dan membutnya terjerembab di tempat tidur.
" auuhh ,,.Tuan Raffa Bisakah kau melepaskan tanganmu " mencoba melepaskan tanganya dari genggaman Raffa "
" Bianca ,,. Bagaimana Bisa kau menghianatiku ,? Ocehan Raffa tanpa sadar.
" Tuan Raffa aku Bukan Bianca tolong lepaskan tanganku " . Sergah Luna dengan berusaha melepaskan genggaman Raffa
" Ouhh Bianca kau di sini ,. ? Dengan senyum senang dan setengah kesadaran dia salah mengenali Luna sebagai Bianca.
" Sayang mari kita merayakan hari jadi kita , " menarik luna dan menjatuhkan luna dalam pelukanya.
" Tuan Raffa aku mohon Lepaskan aku ,aku bukan Bianca " panik Luna bagaimanapun juga ini adalah kamar kedap suara jika pun dia berteriak tidak akan ada yang mendengar .
" Aku tidak akan melepaskanmu Bianca , setidaknya untuk malam ini ".
Dengan kuat Raffa membalikan badan dan berada diatas Tubuh Luna mengunci kedua tangan luna ".
" Tuan Raffa aku mohon lepas kan aku , aku mohon .. "!! Teriak Luna hampir menangis karna sekuat apapun dia melawan dia tidak sekuat Raffa yang memegang kendali.
" Tidak untuk malam ini Bianca,. Nikmati permainan ku sayang ". Dengan tidak sadar merobek baju kemeja Luna dan membuangnya asal.
Luna berusaha memberontak tetapi tenaganya sudah terkuras habis, dia hanya bisa memohon untuk seseorang bisa melepaskanya
" Tuan lepaskan ...aku aku bukan Bianca aku Luna." memelas Luna denangan air matanya yang sudah menangis
"Mmmhh..mmmhh".Dengan sedikit kasar Raffa mencium Bibir Tipis Luna membuat Luna kehabisan Nafas dan mendorong Raffa , Raffa melepaskan ciumanya memberikan Ruang untuk Luna ,tetapi gadis ini berteriak
" Tolong ,.. Tolong lepaskan aku, aku bukan Bianca " membuatnya memelas tetapi membuat gairah Raffa semakin panas karenanya .
"Shuuttt ,. Kita hanya akan bersenang senang malam ini sayang .. ". Dengan cepat Raffa sudah melepas semua baju milik luna dan miliknya.
Memberontak Luna mencoba segala cara agar Raffa melepaskanya , tetapi semakin dia memberontak semakin Raffa ingin menggagahi gadis itu .
Dengan Kasar Raffa mencoba memasukan kejantananya yang sudah menegang ke milik Luna.
" Ahhhhh ...sakitt.!! " Teriak Luna, air matanya yang sudah sejak tadi mengalir membuatnya semakin menangis menahan rasa sakit ini adalah pertama kalinya bagi Luna dan Juga Raffa .
Memaju mundurkan dengan pelan membuat menikmati permainan liarnya , hingga pada Klimaks membuat area sensitif luna berdenyut hebat
" Aahh ,. Bianca rasanya sempit sekali ". Erangan Raffa saat menyemburkan benih itu ke dalam Rahim Luna .
Entah sudah berapa kali mereka lakukan membuat Luna Pingsan
" Terima kasih sayang ". Raffa membisikan kata di telinga Luna yang di anggapnya Bianca , dan tertidur di samping Luna .
Satu hari yang Di lalui Luna seperti Bencana , tiba tiba datang merusak kehidupan dan masa depanya yang sudah dia jaga selama hidupnya .
05.00 : Xavier CLUB
" Ahh ,. Ssssttt " Luna tergerak bangun dari pingsanya dia merasa seluruh tubuhnya hancur terutama bagian area sensitifnya .
Saat Luna sudah sadar sepenuhnya dia mengingat kejadian yang menimpanya dan terisak tertahan dengan menutup mulutnya .
Tetapi Dia Harus bergegas pergi dia tidak mau ada salah paham di sini .
Mencari semua baju nya yang berserakan tetapi semua rusak dan mau tidak mau dia mengambil kemeja kebesaran milik Raffa bejalan ke kamar mandi membersihkan semua dan keluar dari Kamar dalam keadaan Sedikit kacau.
Dia pergi diam diam dari dalam CLUB dan pergi menaiki Taxi di seberang jalan.
" Taxi , " Dia melambaikan tangan agar taxi berhenti.
" Sebutkan tujuan anda Nona " tanya supir taxi dan sedikit melirik ke arah Luna dari spion kaca .
" Rumah Taman Impian ". Luna memberikan alamat tempat tinggal nya . Meskipun rumah itu rumah besar dia tinggal sendiri semenjak ibunya kritis .
" Hufftt " luna menghela nafas berat dan melihat keluar jendela melamunkan kejadian semalam membuatnya hancur , Takut , kecewa dengan dirinya sendiri saat ini .