"Dan ku tersenyum entah untuk siapa,menebak-nebak siapa dalangnya"
Hivi
Jangan lupa vote dan komen ya
______________________________________
Setelah pelajaran pertama Arana sampai pulang sekolah Arga tidak mau menjawab satupun kata-kata Arana,padahal biasanya ia mengatakan hmm
Arana bingung,apa Arga marah padanya?sebenarnya itu bukan urusannya tapi bagaimana dengan janji Arga untuk mengerjakan tugas pak Amar.
Tidak Arana sebenarnya tidak berharap mengerjakan itu dengan Arga,tapi tugas kelompok artinya harus dikerjakan sama-sama.
Arana menepis semua pikirannya tentang Arga,untuk apa ia memikirkan pria tidak jelas itu.
Arana pun berjalan keluar kelas dengan tas berwarna coklat yang tersampir di punggungnya,di parkiran ia mencari Alan dan pulang bersama.
....
Arana bingung harus pergi ke cafe ooklyn atau tidak,ia khawatir jika ia datang namun pria itu malah tidak datang karena masih kesal padanya.
Tapi akhirnya mau tidak mau ia tetap pergi,karena ia tak mau mengerjakan fisika sendirian,yang namanya kelompok ya dikerjain sama-sama,itu prinsip Arana.
Gadis itu memakai,baju tangan panjang berwarna cream bergaris hitam dan rok berwarna hitam.dan memakai sepatu converse berwarna. hitam putih.

Arana pergi ke cafe itu bersama Alan,sekalian karena setelah mengantar Arana,Alan langsung pergi ke sekolah untuk latihan basket.
....
Ketika memasuki cafe yang pertama ia lihat adalah seorang pria berjaket abu-abu yang sangat ia kenal,Arga ternyata benar-benar datang.
"Wahh Arga dateng? kirain lo ga-"
"Gue gak pernah narik ucapan gue sendiri"Arga memotong ucapan Arana
"Ohhh.." Arana hanya menyebutkan oh
Arana pun duduk dan mengeluarkan semua bukunya.
Beberapa lama mereka membahas soal dan menjawab bersama,Arga merasa risih,ia merasa sejak tadi ada yang memperhatikan ke arah mereka.
Dan benar saja di samping meja mereka ada seorang pria yang memandang kaki Arana dengan tatapan m***m,Arga tahu betul maksud tatapan itu,ia juga laki-laki tentu ia paham.
"Dasar bodoh"Arana yang sejak tadi fokus menulis langsung mengarahkan pandangannya ke arah Arga yang ada di depannya.
"Lo kenapa pake baju kurang bahan gini,gatel?pengen diliatin cowok?"
Arana terkejut,apa apaan pria ini tadi sikapnya anteng saja,kenapa tiba-tiba mulutnya langsung se julid netizen.
"Enak aja,nyebut Nana genit,cewek itu gak genit cowok nya aja yang mata keranjang,mata kok di kasih keranjang,kan bukan buah,kan harusnya buah yang dikasih keranjang"kebacotan Arana keluar
Arga memilih diam,namun,tiba-tiba pria itu melemparkan jaket Abu-abu nya ke wajah Arana.
"Ish..apasih gaaaaaa main lempar-lemparan,kasian jaketnya,pasti sakit.maaf ya jaket,pemilikmu gak ada akhlak"
Arana pikir pria itu menyuruhnya memakai jaket nya,namun ketika Arana ingin memasukan lengannya,Arga langsung menahan tangannya.
"Bukan gitu,b**o banget"Arana langsung manatap tajam Arga,berani sekali pria itu menyebutnya b**o.
"Bukan Nana yang b**o,Arga nya aja yang gak ngomong,dikira Nana cenayang bisa ngebaca pikiran"
Arga hanya mendengus lalu berdiri dan mengambil kembali jaket itu dari tangan Arana,lalu menyampirkannya di paha dan kaki Arana,setelah melakukannya entah mengapa Arana tersenyum tipis.
Mereka pun melanjutkan pelajaran yang tertunda,setelah selesai,Ara menelpon Alan minta jemput.
....
"Bang Alll,jemput princess Nana tercantik sejagad raya"
"Sorry Na,gue mau ngumpul sama temen gue,dia baru datang dari surabaya,lama gak ketemu"
"Kok gitu,terus bang,terus Nana gimana,masa Nana jalan,gak mauu?"
"Lo sama Arga kan?"
"Hmm"
"Minta Anter pulang aja sama Arga"
"Gak,gak,Nana gak mau,mau naik taksi aja,Arga galak,capek hati Nana sama Arga ntar kalo hati Nana capek Nana gak bisa mencintai semua orang dengann sepe-"
"Gak boleh naik taksi ini udah mulai malem Ra,bisa gak nurut kali ini,minta anter sama Arga aja"
"Yaudah sih Nana keep santuy,ntar kalo Nana digalakin,Nana galakin balik ter-"
Setelah itu Alan menutup telpon
sekarang Arana bingung,ia menatap Arka yang tengah sibuk deng
"Ga,Argaaaaa..." Arga ternyata memakai earphone,melihat itu Arana memegang lengan Arfa dan mengoyang-goyangkan lengannya.
Sontak Arga melepas earphonenya dan menatap Arana,pria itu mengangkat satu alisnya,seakan bertanya 'apa'.
Namun otak sekilo kurang satu ons Nana gak bakal paham kalo cuma ditatap,gadis itu malah ikut-ikutan ngangkat alisnya
"Apa"Arga tau gadis itu tak akan paham hanya dengan di tatap
"Hmm itu,itu,it-"Arana bingung bicara apa.
"Ngomong yang jelas"
"Aduh aduhhhh Nana lupa mau ngomong apaa?"
Pria itu masih menatap datar Arana,dan berdiri ingin beranjak pergi,ia sadar seperti nya Arana lupa membawa otaknya ke sini.
"Bentar-bentarrrrrr,ini pentinggg banget tapi Nana gak inget gimana donggg?!!" gadis itu menahan tangan Arga.
"Apaan lo sinting y?"Arga merasa bodoh menanyakan itu,kalo bukan sinting apalagi namanya,itu tidak perlu ditanyakan
"Tunggu dulu,Nana masih gak ingettt,Arga tau gak Nana mau ngomong apa tadi?kalo tau kasih tau Nana"
Arga bangkit dan berjalan keluar,sedangkan Arana masih duduk,gadis itu mencari apa yang ingin dikatakannya.
Arga bertahan di depan pintu.
"Anak ayam,ngapain masih disitu?"
Arana menunjuk dirinya,Arga bicara padanya,apa-apaan itu sebutan anak ayam.
"Mau pulang gak?" setelah mengucapkan itu Arga pergi keluar cafe.
Arana akhirnya ingat bahwa ia ingin minta anter pulang sama Arga,Arana langsung berlari ke luar,menuju Arga yang masih berdiri disana dengan dua tangan yang direntangkan.
"Argaaaa,cowok peka nya Nana,i loovvee uuuu"namun belum sampai Arga menahan jidat gadis itu dengan jarinya dan menoyor nya.
....
Setelah lama hening Arana membuka pembicaraan"oh iya rumah Nana di ja-"
"Udah tau"
Setelah beberapa lama mobil Arga berhenti,Arana pikir mereka sudah sampai tapi yang Arana tahu ini bukan rumahnya.
"Ga ini bukan ru-"
"Nyokap gue"
"Kan,tuman emang,Arga kebiasaan motong omongan orang,entar di akhirat 'itu' nya di potong,mau?"
Arga pun langsung menoleh ke arah Arana.
Beberapa lama keluar seorang wanita paruh baya,berparas cantik dari sebuah butik yang ada di seberang jalan.
Wanita itu tertawa bersama temannya lalu berpamitan,dan berjalan ke arah mobil Arga.
Arana yakin bahwa itu adalah Ibu Arga,ketika masuk,wanita itu terkejut dengan keberadaan Arana.
"Eh,Arga ini siapa?cantik banget"
Arana yang mendengar itu pun,malu dan tersenyum ramah pada ibu Arga.
Gadis itu mengulurkan tangannya
"Arana,tante" ibu Arga pun menyambut dengan ramah.
"Reva,Ibunya Arga"
"Arga punya temen cantik begini kok gak pernah dibawa kerumah?"
"Selama ini yang dateng cowok semua,kan gak bisa diajak shopping"
Arga hanya diam,memang ia harus menjawab apa,selama ini yang datang ke rumah hanya Ryan,Daniel,dan Evan.
Kan tidak mungkin jika ia membuat Evan menjadi b*****g pasar lalu menyuruh cowok itu belanja bersama ibunya.memikirkannya saja kepala Arga sudah pusing.
"Oh,iya Arga itu gak pernah ngebiarin cewek selain keluarganya,buat masuk ke mobilnya"Tante Reva kini bicara pada Arana.
"Masa sih,tan?"Ara tak percaya
"Bener,Arfa tuh ya-"
"Mah.."Arga memperingati,telinganya sudah panas sejak tadi karena menjadi bahan gosip ibunya sendiri.
"Iya,iya gak kok"ibunya itu hanya tersenyum.
"Emaknya sendiri lagi ngomong dipotong,not have akhlak emang ni makhluk"Arana bergumam namun masih bisa di dengar Arga
Arana gatal sekali ingin meneriakannya di telinga Arka,masalahnya ada nyokap Arka disini.
'Ya kali Nan nyebut anak orang gak ada akhlak,ntar di kick gak jadi di anterin pulang kan ribet'
Beberapa lama mobil Arga berhenti tepat di depan rumah Arana,Arana pun berterima kasih dan pamit dengan ibu Arga.
Setelah Arana masuk ke rumahnya Arga menjalankan mobilnya manjauh dari sana.
"Ga,Arana anaknya sopan ya,cantik lagi" Ibunya itu menyindir Arga.
Arga tidak menjawab,ibunya itu belum tahu saja aslinya
______________________________________