Pacar Darren

1366 Words
Hari ini bisa dibilang hari pertama Christa bekerja sebegai Babysitter. Dia sudah bangun tapi kesadarannya belum kunjung datang. Dia berjalan keluar kamarnya dengan langkah sadar tak sadar. Tanpa sengaja, dia menabrak seseorang. ‘BRUK!’ “Kau sudah bangun? Cepat, mandi sana!” suara itu mengalihkan perhatian Christa. Pandangannya masih berbayang-bayang tapi dia melihat seorang pria yang topless di hadapannya. “Aku ini mimpi ya? Kenapa Pak Dave gak pakai baju?” gumamnya gak jelas. Mendengar itu, Dave langsung sadar kalau dia baru saja keluar dai kamar mandi tanpa mengenakan atasan. Dia sudah pakai celana, jadinya aman kok! “Sadarlah, dasar gadis bodoh! Aku ke kamarku dulu!” kesal pria itu membuat gadis itu tersentak. Dia kemudian membelalakkan matanya lalu menampar pipinya. Tak hanya itu, dia kemudian mencubit dirinya sendiri. “Jadi itu beneran Dave? Kyaaa!! Mataku yang polos! Astaga!!” teriaknya membahana satu rumah. David berharap dia tuli dan tidak mendengar teriakkan gadis itu. Dia dengan tenang mengenakan pakaiannya. Dia juga akan masak untuk mereka semua pagi ini. ‘Dasar bodoh!’ batin David kesal. Kejadian tadi pagi membuat Christa canggung untuk melihat David. Bagaimana pun dia berusaha melupakannya, dia hanya bisa membayangkan David yang top less dengan d**a yang bidang dan roti sobek yang sempurna. ‘Kok aku jadi m***m gini, ya?’ pikir Christa malu sendiri. “Kakak cantik! Hayi ini kita jalan-jalan, yuk!” ajak Darren membuyarkan lamunan Christa. “Okay sayang! Kamu mau kemana?” tanya Christa mengiyakan ajakkan si kecil unyu-unyu Darren. “Main sepeda di komplek! Abang ikut?” jawab Darren sambil mengajak David. “Sepertinya enggak, dek! Abang akan mengurus persiapan abang kerja besok. Kamu main saja sama kak Christa ya.” Jawab David menolak ajakkan adiknya. Ya, tentu saja Darren langsung manyun. Tapi, Christa dengan cepat menghibur anak kecil itu. “Jangan ngambek, ih! Nanti gantengnya hilang. Ada kakak cantik, lho! Nanti habis main sepeda kita ngapain lagi?” tanya Christa untuk mengalihkan perhatian Darren. “Eumm… kita main pesawat, mobil-mobilan, sama keleta api!” jawab Darren senang. “Jangan main terus! Nanti kamu ajarin dia membaca ya, Christa!” ujar David menyuruh agar Darren disuruh belajar. “Ih, gak mau, bang! Dayen bosen belajal! Nati belajalnya di sekolah aja! Iyakan, kakak cantik?” tolak Darren gak mau di ajak belajar. Biasalah, anak-anak pasti tahunya hanya bermain aja. “Darren! Jangan melawan!” David berkata tegas. “Udahlah, Dave! Dia masih anak-anak. Biarkan dia puas dengan masa kecilnya untuk bermain, lalu dihabiskan untuk belajar setelah dia sekolah.” Christa membela Darren seperti seorang ibu yang tidak mau anaknya dipaksa oleh sang ayah, eaa! “Baiklah, aku akan pergi dan kembali nanti sore. Tolong jaga Darren yang bener ya!” perintah David sambil beranjak untuk pergi. “Mau kemana Dave?” tanya Christa seperti seroang istri yang penasaran pada suaminya. “Aku akan mengurus sedikit urusan soal pekerjaanku besok. Lain kali, kamu gak usah banyak tanya. Kamu bukan istriku.” Jawab David sambil mengingatkan Christa kalau mereka tak punya hubungan apa-apa. Ya, David tidak mau ramah lagi pada bawahannya. Dia takut seperti kejadian Mbak Rara yang ke-GR-an. “Yaelah! Siapa juga yang mau jadi istri duda. Wekk!” Christa malah mengejek David dengan menjulurkan lidahnya. “Jaga ucapanmu!” David memperingatkan. “Bomat! Bodo amat! Sudah, pergi saja sana!” balas Christa malah mendorong David keluar dari rumahnya sendiri. David hanya terdiam dengan sikap Christa yang sangat bossy disini. ‘Perempuan ini?’ batinnya kesal. Ya, akhirnya David pergi tanpa mau memperpanjang perdebatan dengan Christa. Dan setelah kepergian pria itu, Christa dan Darren keluar untuk bermain sepeda. Komplek ini tentu saja sepi dan membuat Darren bebas bermain sepeda. Anak itu sudah pandai bermain sepeda dan Christa hanya perlu menjaganya saja. “Eh, mbak?” panggil seorang emak-emak yang adalah penghuni komplek itu. “Ya, ada apa bu?” jawab Christa sopan. “Kamu itu, siapanya dokter David?” tanyanya pada Christa. “Saya babysitternya Darren. Kenapa memangnya bu?” jawab Christa seadanya. “Oh, bukan sepupu? Katanya semalam sepupu, berarti dokter ganteng itu bohong dong!” balas si emak-emak. ‘Aduh, ini emak-emak kepo amat sih sama kehidupan orang.’ Kesal Christa dalam hatinya. “Iya, saya juga sepupunya. Dia kasih saya pekerjaan untuk mengurus adiknya. Ya, sekalian bantu-bantu.” Christa berusaha menambah bumbu kebohongan David. ‘Sepupu darimana? Mana mau aku sepupu-an sama duda akhlakless kayak dia!’ batin Christa lagi tapi dia pura-pura tersenyum sama emak-emak yang satu itu. “Owhh… sepupu jauh atau dekat?” salah satu emak-emak nimbrung lagi. “Se-sepupu dari kakek! Iya, kakek kami bersaudara!” jawab Christa spontan. ‘Terserahlah! Lagian mereka mana kenal sama kakeknya si David!’ Christa berulang kali membatin setiap menjawab pertanyaan para emak di komplek ini. “Wah… kalau sejauh itu bisa nikah, dong? Ngaku aja lah dek, kamu itu ibu dari si Darren, kan? Kalian ini sudah menikah atau belum? Jangan kumpul kebo dan bikin sial komplek ini.” Tambah bu Yuni selaku ketua perkumpulan emak-emak komplek. “Jangan fitnah dong, bu! Saya dan Dave tidak seperti itu, kok.” Christa mulai kesal permisa. “Kalo gitu kenapa kamu marah, coba? Kamu kelihatan sedang menutupi sesuatu.” Ujar emak lain lagi sambil merundung Christa. ‘Sial, kenapa rasanya kayak di bully?’ Christa jadi agak ketakutan. “Oh, jangan-jangan kamu pelakor, ya? Kamu buat dokter David jadi ninggalin istrinya karena kamu?” tuduh emak lain lagi. “Ish! Ternyata kamu pelakor, ya? Komplek ini bukan sarang pelakor!” tuduhan emak-emak komplek malah semakin menjadi-jadi. “Kasihan Darren gak tau apa-apa. Gimana bisa sih, dia dekat sama perempuan yang sudah membuat ibunya ditinggalin papanya? Ini lagi, si dokter ganteng yang sayangnya tak bermoral.” Mereka terus menuduh tanpa henti. “Cukup! Dasar tukang fitnah! Ingat ya, kalau mau bicara itu mikir dulu! Dasar emak-emak tukang gosip!” Christa sudah kehabisan kesabaran dan balik memerahi emak-emak perkomplekan itu. “Ini si pelakor malah ngamuk! Sayang ya, padahal cantik. ” Bu Yuni gak terima dengan kemarahan Christa. “Kalau gak percaya, tanya Darren aja langsung! Saya juga baru sehari disini!” ucap Christa sambil berjalan munuju Darren. “Kakak cantik? Ada apa?” tanya Darren ketika Christa menghampirinya. “Ada yang mau nanya sama Darren.” Jawab Christa sambil membawa Darren ke hadapan emak-emak itu. “Eh, adik ganteng! Tante boleh nanya?” Bu Yuni langsung berjongkok untuk bicara dengan Darren. “Boleh.” Jawab Darren membuat emak-emak komplek itu gemas sendiri. “Ganteng dan imut banget ya?” ujar bu Asri. “Iya, pengen punya anak satu lagi yang seganteng ini.” Bu Mina juga gemes sendiri sama Darren. “Kakak ini, siapanya Darren? Dia pacar papa Darren?” tanya Bu Yuni langsung dibalas gelengan oleh Darren. Anak itu langsung menjawab,”Kakak cantik itu pacalnya Dayen!” “Eh?!” jawaban Darren sontak membuat para emak saling melihat satu sama lain. Christa sebenarnya gak mengira sih kalau Darren bakal jawab begitu. ‘Mending sih! Se-enggaknya mereka gak nuduh aku lagi.’ Christa membatin sedikit lega. “O-oh, gitu ya.” Bu Yuni berdiri sambil balik ke gengnya. “Mungkin bener cuma babysitter.” “Pak dokter ganteng gak mungkin bohong.” “Lain kali jangan suka fitnah ya, bu!” ujar Christa dari belakang sambil memegang tangan Darren lalu mengajaknya kembali bermain. Seusai bermain, Christa dan Darren masuk ke rumah untuk makan siang dan istirahat. Saat istirahat, Darren meminta Christa menemaninya untuk tidur. “Kakak cantik, jangan pelgi ya?” pinta Darren. “Okay sayang!” jawab Christa sambil mengacak-acak rambut coklat Darren yang lembut. ‘Rambutnya gak mirip dengan papanya. Apa benar ya, kalau Darren ini adiknya. Mungkin saja, warna rambut ini meniru rambut mamanya.’ Pikir Christa dalam hatinya. Dia tak menemukan foto keluarga disini. Jelas dia masih curiga kalau David menyembunyikan sesuatu. “Kakak cantik, maukan jadi pacalnya, Dayen?” tanya Darren membuat Christa terkikik, “Hihihihihi! Boleh dong! Kamu kan ganteng dan kakak itu cantik! Kita cocok ya!” jawab Christa jelas hanya candaan, yang penting membuat Darren senang. “Asyik! Dayen punya pacal yang cantik!” ujar Darren dengan bahagia sambil memeluk Christa. Ya hari ini, masih sampai disini drama mereka. Setidaknya, mereka tinggal menunggu David pulang .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD