Terong ungu

2130 Words

Axel perlahan mendekati Viona yang masih terdiam karena bingung harus berbuat apa dan bagaimana. "Kamu ingin itu, kan?" bisik Axel, tepat di samping daun telinga Viona. Seluruh bulu halus di leher dan tangan Viona meremang. Hembusan nafas Axel begitu terasa memabukkan dirinya. "Aku," ucapan Viona terhenti, tatkala Axel menutup mulut Viona dengan menggunakan telunjuknya. "Aku tau itu. Aku tidak tau, dari mana ide ini muncul di kepalamu. Aku bisa saja menolaknya, karena ini tidak ada di dalam perjanjian kontrak kita. Tapi, karena kamu menyebut nama anakku, aku akan melakukannya sekarang," sela Axel, kata-kata Axel membuat Viona langsung menatap tajam Axel. "Siapa yang membuat ide? Kalau tidak mau, yasudah, tidak usah. Aku bisa meminta orang lain menjenguknya," sahut Viona, asal. Mende

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD