Axel menutup mulutnya rapat-rapat. Di dalam hatinya terus saja berdoa, agar Viona tidak masuk ke dalam ruangannya. Sedangkan di depan ruangan Axel. Viona merasa curiga dengan gelagat asisten anak orang terkaya nomor satu itu. "Bukannya Bapak bilang, Pak Axel tidak ada di ruangannya?" tanya Viona, menatap curiga pada Bagas. "Iya Bu, memang Pak Axel tidak ada di ruangan. Mungkin tadi Ibu salah dengar suara," sahut Bagas. "Masa sih, saya salah dengar. Pak Bagas juga mendengarnya, kan?" tanya Viona meyakinkan pendengarannya. "Tidak Bu, saya tidak mendengar apa-apa. Kalau Bu Viona mau bertemu Pak Axel, Ibu bisa membuat janji terlebih dahulu. Takutnya, hal yang seperti ini akan terulang lagi nanti," ucap Bagas, secara tidak langsung meminta Viona pergi. "Oh begitu. Kalau begitu, saya permis

