Ivy terdiam. Napasnya tertahan sejenak, seolah paru-parunya ragu untuk bekerja di tengah udara yang begitu mewah. "Ini bukan apartemen biasa! ini Penthouse," batin Ivy yang masih mengagumi. Cahaya lampu gantung kristal menggantung anggun di tengah ruangan, memantulkan kilauan lembut ke dinding-dinding putih bersih dan lantai marmer yang mengilap. Langkah Ivy melambat, matanya menyapu setiap sudut ruangan dengan tatapan yang dipenuhi rasa takjub. Di sudut dekat jendela, sofa beludru abu-abu gelap berpadu serasi dengan rak buku kayu gelap yang dipenuhi koleksi bacaan klasik dan artefak dari berbagai belahan dunia. Aroma samar kopi dan kayu manis menyambutnya. "Ini... luar biasa," gumam Ivy nyaris tak terdengar, suaranya nyaris kalah oleh suara gemericik air dari air mancur kecil yang

