2. AYAH PERGI

1204 Words
"demi keselamatanmu. Sepertinya Dimas benar benar tak terkendali. Sabarlah dan tunggu disana. bilang kau mau menginap semalam karena Dimas kerja lembur. suruh anak anak tutup mulut sampai Dimas mereda marahnya, kau mengerti?"ujar kak Erma. Kinan pun mengangguk. Lalu mengajak anaknya pergi. Tapi Heri tak mau meninggalkan ayahnya dan menolak ikut ibunya menginap dirumah nenek mereka yang rumahnya juga tak seberapa jauh dari rumah Kinan. Kinan tak membawa apapun. Hanya membawa pakaian di badannya saja dan hape butut miliknya serta dua putrinya. Jam baru menunjukkan jam 7.30 malam. Azan isya baru saja berkumandang ketika Kinan sampai dirumah ibunya. Pintu rumah nampak terrbuka. Seperti biasanya. Kinan langsung mengaiak anak anak masuk setelah sebelumnya memperingatkan Putri juga Nisa agar menutup mereka. Kinan sudah membelikan anaknya coklat agar mereka menurut. "assalamualaikum bu,"sapa Kinan langsung masuk menggandeng dua anaknya. "Waalaikumsalam,"jawab Nenek Putri kaget melihat anak dan cucunya datang. "Wah cucu nenek. aayo masuk. Heri mana?"tanya ibu Kinan. "Nggak mau ikut bu. Oh ya kami mau menginap nggak apa ya bu? Mas Dimas lembur. Heri nggak mau ikut. Katanya banyak tugas,"ucap Kinan memberi alasan. "Oh ya nggak apa. Sudah lama juga kallian nggak kemari kan apalagi menginap disini. Sudah pada makan belum? Em Putri, Nisa udah makan cu?"tanya sang nenek. "Udah nek,"jawab Putri singkat melirik ibunya, Lalu menunduk karena di pelototi. "Ya udah nonton tivi saja Putri dan Nisa ya. Sini nenek hidupkan tivinya ya,"Sang nenek lalu menghidupkan tivi. "Kamu sebenernya kenapa Kinan? Apa kalian bertengkar?"Tanya ibu Kinan. "Nggak kok bu,"ucap Kinan singkat tak mau menatap ibunya. Hanya menatap anak bungsunya yang berceloteh melihat acara di tivi. "Benarkah begitu? Awas saja ya kalau si Dimas main kasar apalagi mukulin kamu. Tak pites pites si Dimas itu,"ujar ibu Kinan kesal. "Lagian ndak biasanya kamu mau menginap tapi malam baru kemari. Biasanya dari siang kamu datang. ya kan?"ibu Kinan masih menyelidiki alasan Kinan. "tadi Kinan masih sibuk ngurus dagangan yang belum habis bu. Anak anak juga pada tidur siang tadi,"ujar Kinan. "Ya sudahlah. Ibu mau rebahan dulu. Kaki ibu pegel pegel,"ujar Ibu Kinan lalu berdiri. "Sini biar Kinan pijat bu,"kinan lalu menyusul ibunya ke kamar dan tak lupa mengunci pintu depan lebih dulu. Ibu Kinan tinggal bertiga dengan anak bungsunya yang belum pulang bekerja. Anak bungsunya sudah lama menjanda dan memiliki seorang Putra yang usianya baru satu tahun. Kalau ibunya bekerja maka sang cucu akan diasuh oleh nenek dari mantan suaminya. Beruntung mereka masih berhubungan baik. Karena jika tidak siapa yang akan mengasuh karena ibu Kinan juga pagi pagi sudah berdagang makanan dan aneka kue. kadang berjualan aneka sayur mayur. Selesai memijat sang ibu yang sudah tertidur, Kinan keluar kamar. "Put, Nisa ayok kita tidur. Udah malem,"ujar Kinan menuntun dua anaknya masuk ke kamar lamanya. Tak lama dua putri kecil Kinan itu pun tertidur. "Apa yang akan terjadi setelah ini,"batin Kinan tak tenang. Malam makin larut. Kinan tak juga bisa memejamkan matanya. Pikirannya tak tenang. "bagaimana dengan Mas Dimas ya? huft. Kenapa juga dia harus bentak bentak sampe nodongin pisau segala. Untung tadi mbak Erma datang. Astaga. Lagian apa salahnya uang dibelanjain. Toh untuk mengisi perut anak istrrinya sendiri,"Ujar Kinan. Pikirannya benar benar tak tenang. Baru pukul satu pagi Kinan baru bisa memejamkan matanya. Mata hari sudah bersinar dengan teriknya. Kinn mengucek matanya. Anak anak tak berada di kamarnya. "Kemana Putri dan Nisa? Ah aku lupa mengunci pintu bagian atasnya. Putri pasti yang membuka pintu,"sesal Kinan. Segera Kinan bangkit. Keluar dari kamarnya dan bernafas lega karena mendapati anaknya tengah sarapan sambil menonton televisi. sementara pintu depan tertutup rapat. "Put, nenek mana? kalian udah mandi?"Tanya Kinan kepada putri lalu duduk di samping keduanya. "udah pergi bawa dagangan Bu. Tadi kita di masakin nenek sarapan sebelum pergi tadi. ini udah Putri makan sama dik Nisa. Putri juga udah mandi kok sama adek. Pakai sabun dan sampo. Ayo kita pulang Bu. Putri kangen mau lihat abang Heri sama ayah juga bu. kan masih pagi Bu, ayah mungkin masih di rumah. iya kan Bu?"tanya Putri penuh harap agar diizinkan melihat ayahnya sebelum kerja. Putri biasanya pagi-pagi buta begini Putri akan diajak ayahnya berkeliling Kampung. Pulangnya selalu membawa pulang jajanan sekantong penuh. setelahnya sang ayah memberi uang jajan kepada putri membuat Putri sangat senang. "Ibu cuci muka dulu,"jawab Kinan lalu kebelakang dan mencuci mukanya. Tak lama mereka bertiga berjalan menuju rumah kontrakan. Rumah nampak sepi. Bahkan rumah nampak tak di kunci. "bang Heri! ayah!"panggil Putri. Putri masuk ke kamar. Lalu ke belakang. Lalu kembali ke depan sang ibu. "buk nggak ada ayah sama abang Heri. tas sekolah bang Heri juga nggak ada. Bang Heri kemana bu?"Putri merengek. Kinan hanya diam saja. Pikirannya sudah kemana mana. Badannya panas dingin. Badannya terasa lemas. Persendiannya terasa ngilu. Apa karena tadi dia belum sarapan? Kinanti menenagkan sang anak dan menyalakan televisinya. Membuat Nisa dan Putri teralihkan sejenak. Kinan lalu masuk kamar dan membuka almari. Dilihatnya pakaian suaminya tak ada. Tas besar yang biasa ada diatas lemari pun tidak ada. Kinan beralih ke lemari sebelahnya. Melihat isinya dan terkejut. Barang barang Heri pun tidak ada disana. "kemana mas Dimas dan Heri? apa mereka pergi? apa Heri ikut mas Dimas? apa dia dirumah temannya? Ah ada ada saja memang sukanya membuat aku marah saja,"Kinan geram sendiri. Kinan lalu keluar. Mencari tahu keberadaan Heri dan Dimas dari mulut tetangga. Namun tetangga juga tak melihat apalagi mendengar suara Dimas dan Heri sejak semalam. "apa aku ke tempat mbak Erma saja ya?"batin Kinan. Kinan kembali ke rumah dan mengajak Putri dan Nisa untuk kerumah bude Erma. Mereka berjalan karena jarak yang cukup dekat. "kak kak Erma!"panggil Kinan. "Ibu nggak ada bik,"jawab Bona. Anak bungsu kak Erma. "kemana ibu Bona?"Kinan cemas. "kerja bik. ayo masuk dulu,"ajak Bona. Kinan pun masuk. "Apa Heri kemari Bona? Pakklek Dimas mu kesini tidak?"tanya Kinan berharap jawabaan Iya dari Bona. "Nggak ada Bik. Heri nggak kemari. Paklek juga nggak,"terang Bona membuat Kinan makin was was. Setelah memastikan Heri dan Dimas tak ada disana, Kinan pun pulang dengan pikiran bercabang cabang. "bu.. ayah sama abang Heri mana? kata ibu tadi abang sama ayah tidur dirumah bude. kok nggak ada?"Putri bertanya heran. "Putri jangan nanya dulu ya. Ibu pusing. Nanti kita pasti tau ayah sama abangmu kemana. Kamu tunggu saja,"ujar Kinan. Putri tak membantah. Mereka kembali kerumah. Kinan melakukan tugasnya seperti biasa. Bedanya dia tak berdagang hari ini. Kue semalam tak jadi di tanak. Bahkan entah kemana kue kue itu. Seingetnya semalam berceceran di dapur karena tersenggol tangan Dimas yang memukul meja. Sore tak terasa sudah menjelang. Kinan menunggu dengan harap. Biasanya suaminya pulang ke rumah pukul 5 sore. tapi sekarang sudah mau magrib. Dimas tak juga muncul. "Mas Dimas mana ya. kok belum pulang. apa dia pulang malem? atau pindah kerja? duh mas Dimas bikin khawatir saja,"Kinan kesal dan menutup pintu karena azan magrib sudah berkumandang. Tak terasa malam pun menjelang. sudah pukul 9 malam, Dimasb dan Herri pun tak juga pulang. karena sudah waktunya tidur,Kinan pun mengajak dua putrinya untuk tidur di kamar. "Lebih baik aku menidurkan Putri dan Nisa lebih dulu. Biar setelahnya, aku akan bertanya kepada mbak Erma. mungkin Mbak Erna tahu Heri dan Dimas kemana perginya,"ucap Kinan kemudian menidurkan dua putrinya itu. Setengah jam kemudian, Nisa dan Putri tertidur juga. Kinan segera berdiri dan mengunci pintu. Kinan bergegas kerumah kakak iparnya. Berharap ada kejelasan dimana suami dan anak sulungnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD