bc

Savara Tree

book_age16+
41
FOLLOW
1K
READ
mate
goodgirl
kickass heroine
brave
tragedy
bxg
mystery
swordsman/swordswoman
magical world
witchcraft
like
intro-logo
Blurb

Kekuatan cincin biru menjadi prahara. Kemurnian cincin merah menjadi pemusnah. Di sini kisah perjalanan cinta dua manusia berhati suci dimulai. Pohon Savara menjadi ketakutan terbesar setiap selisih dua puluh tahun. Yuri Mei Fafa adalah pengendali kekuatan emosi. Menjalankan misi menghancurkan kekuatan jahat pohon Savara bersama Zean Maza Lou yang memiliki energi negatif dari cincin biru selaku tunas pohon Savara.

Teman sejak kecil tidak berpindah rasa walau tidak bertemu selama sepuluh tahun. Kehidupan mereka sangat lucu dan polos walau banyak rintangan. Bagaimana pohon Savara memperkuat cinta mereka? Bagaimana seluruh negeri menjadikan mereka sejarah? Setiap sesuatu yang terjadi tidak luput dari bantuan dan cinta semua orang. Ikuti cerita Yuri dan Zean dalam mendapatkan banyak cinta.

Cover by Aloegreen

Font : Bunya by PicsArt, Gloria Hallelujah by PicsArt, Limelight by PicsArt

chap-preview
Free preview
Prolog
 Cincin biru muncul setelah dua puluh tahun yang lalu. Kekuatan pohon Savara mulai bangkit. Banyak orang sakti dari berbagai penjuru negeri tidak bisa mencabut cincin biru yang terletak di bukit Zill. Bukit yang berada di bagian timur negeri Zilla itu berubah biru. Cincin biru adalah tunas dari pohon Savara yang tumbuh sekali dalam dua puluh tahun. Pohon Savara menyimpan energi negatif yang bisa merasuki jiwa manusia. Kekuatan jahatnya sangat besar dan tidak tertandingi.  Saat manusia sudah dirasuki kekuatan pohon Savara, dia akan menghancurkan segalanya tanpa merasa puas sampai kelelahan dan berakhir mati mengenaskan. Kala itu perang pun terjadi sampai pohon Savara mengering dan berubah menjadi cincin biru tanpa kekuatan, menunggu dua puluh tahun lagi agar kekuatannya kembali. Siapapun yang menyentuh pohon Savara maupun orang yang sudah dimasuki energi negatif akan mengalami hal yang sama layaknya tertular.  Untuk itu Raja negeri Zilla menyegel pohon Savara. Kelompok penjaga bukit Zill melakukan pengamatan agar cincin biru tidak tumbuh dengan cepat. Disekeliling cincin itu dipasang perisai tak terlihat. Namun, suatu saat akan hancur jika cincin biru berubah menjadi pohon. Butuh waktu satu tahun untuk cincin biru berubah wujud. Selagi menghitung waktu, warna biru dalam cincin sudah menunjukkan efeknya. Bukan hanya bukit yang membiru, semua sumber makanan dan air juga tidak bisa dikonsumsi. Bukit Zill terlihat sangat mencolok dari semua arah mata angin.  Sampai negeri Zilla mempunyai buku riwayat tentang pohon Savara. Buku itu dijaga oleh seseorang yang gagah berani merupakan anak angkat Raja. Raja menemukannya di bawah pohon Savara dua puluh lima tahun yang lalu. Tidak tahu orang mana yang berniat buruk sampai membuang anak itu di tempat terkutuk. Alhasil Raja merawatnya. Memberinya nama Zean Maza Lou dan diakui seluruh rakyat negeri Zilla. Namun, cincin biru melingkar di jari manis laki-laki itu. Tidak bisa dilepas sejak bayi, merambat seolah ingin merenggut tubuhnya dan merubahnya menjadi pohon.  Raja bersikeras menyelamatkan nyawa Zean. Tubuhnya tersimpan kekuatan yang mempunyai energi positif dan negatif. Karena kebaikan hati Zean yang membuatnya mempunyai sisi positif, Zean tidak bisa dikuasai cincin biru dengan mudah. Jika Zean dikuasai energi negatif, maka mala petaka akan terjadi. Jika Zean berhasil menguasai dirinya maka energi baik yang menang. Sejak kecil Raja juga menyegel dan mengendalikan kekuatan Zean. Sayangnya hanya bisa membuat cincin biru tetap melingkar di jari manis Zean tanpa merambat menjadi akar. Kekuatan Zean hanya bisa dikendalikan Zean seorang.  Zean diberi wewenang berat, yaitu mencatat semua yang terjadi pada pohon Savara. Bagaimanapun juga Zean berasal dari bukit Zill, mendapat kekuatan dari pohon Savara. Mungkin Zean bisa mengetahui jati dirinya jika terus berada di dekat pohon Savara. Namun, Zean bukan pemeran utama cerita.  Padepokan kelompok penjaga bukit Zill menjadi sangat ramai saat cincin biru mulai muncul. Sejak dulu selalu ada kehancuran karena pohon itu. Sampai sekarang tidak bisa menemukan solusi untuk menghancurkan benih-benih cincin biru yang tertanam. Namun, kabar baik datang dari seorang guru besar yang menemukan sebuah buku berisi rantai pengikat energi negatif. Kabar itu tersebar dengan cepat. Raja sendiri datang ke padepokan kelompok penjaga bukit Zill untuk berdiskusi.  "Tunggu dulu!"  Seruan seorang gadis manis, mempunyai mata lebar, rambut hitam panjang dikepang serta memakai rantai biru yang terbuat dari akar sebagai hiasan kepalanya. Semua orang terkejut dengan kedatangannya. Dengan senyum percaya diri menyibak kerumunan orang-orang penting dan menggebrak meja sampai buku itu membuka beberapa halaman. Namanya adalah Yuri Mei Fafa. Usianya dua puluh tahun. Teman masa kecil Zean sekaligus anak ketua kelompok penjaga bukit Zill. Dialah pemeran utama dalam cerita.  "Yuri, sikap apa ini? Segera minta maaf pada Yang Mulia!" seru Ramar ayah Yuri yang tak lain ketua dari kelompok penjaga bukit Zill.  "Adik Yuri, kau sudah kembali! Syukurlah!" semangat membara dari salah satu anggota kelompok penjaga bukit Zill yang bernama Cen Dama. Matanya sampai berkaca-kaca.  Yuri hanya meringis, "Ayah, kedatanganku bukan tanpa sebab. Seharusnya aku datang dua hari lagi, tapi kabar ini mendesakku. Yang Mulia, buku ini palsu!" menunjuk buku milik guru besar tanpa ragu.  Perkataan Yuri menimbulkan permasalahan terutama pada guru penemu buku itu. Mereka tersentak tidak mengerti.  "Apa kau sadar dengan ucapanmu?" tanya sang Raja sangat tenang dan Yuri mengangguk pasti.  "Anak nakal! Cepat tarik dan minta maaf! Jangan membuat ulah!" bentak Ramar.  "Apa maksudmu, Yuri? Dari mana kau bisa bilang buku ini palsu?" guru besar yang sudah tua marah.  Yuri berdecak sambil menutup buku itu, "Guru, jangan mudah marah atau rambut putihmu bisa rontok semua." senyum nakal bercanda. Beberapa remaja seusianya menahan tawa, lain dengan para orang tua yang diam walaupun tidak terima.  Yuri mengibaskan tangannya, "Haha, aku hanya bercanda, Guru. Sayang sekali aku benar dan kau melakukan penipuan." tatapan Yuri mulai serius. Dia menggeleng seolah menyayangkan sesuatu, "Ini bukan masalah kecil. Kekuatan cincin biru mulai bangkit. Jadi, aku menemukan cara setelah berguru selama sepuluh tahun. Aku mendapatkan buku ini." mengeluarkan sebuah buku bersampul cokelat dari tas kainnya.  Ramar terbelalak melihat buku itu. Yuri tersenyum manis, "Guru Kahy yang memberikannya padaku." menaruh bukunya perlahan di meja dan menyisihkan buku milik guru besar. Semua orang melihat buku Yuri. Ramar terpaku sampai tidak berkutik. Pandangan Yuri menjadi sayu pada ayahnya.  "Kenapa, Ayah?" tanya Yuri sengaja dengan tatapan menuntut penjelasan.  "Ketua, buku ini...," ujar Cen yang mengetahui sesuatu.  "Buku mantra hati suci." jawab Yuri masih memandang ayahnya yang tak mau memandangnya balik. Hanya menatap buku mantra hati suci.  Desas-desus mulai terdengar tanpa segan pada Raja. Buku mantra hati suci dikabarkan menghilang bersamaan dengan nyonya besar kelompok penjaga bukit Zill yang tidak lain adalah ibunya Yuri. Perempuan pemberani dengan hati suci yang mengorbankan seluruh kekuatan, kebaikan amal, cinta dan kasih sayang, serta nyawanya untuk melawan pohon Savara. Yuri menceritakan hal itu membuat semua orang diam termenung. Ramar tidak berkedip sekali pun. Semua dapat menangkap sirat sedih di mata Yuri. Kebohongan besar yang ditutup-tutupi tidak disangka dibongkar oleh putrinya sendiri.  Guru Kahy adalah ketua di padepokan perempuan. Sejak usia sepuluh tahun Yuri dikirim ke padepokan perempuan dengan alasan jauh dari bahaya kemunculan kekuatan cincin biru. Sampai dewasa ini guru Kahy mengetahui kemampuan dan sifat Yuri yang unik. Anak yang tidak mau menuruti siapapun, tetapi membela kebenaran. Tidak suka penindasan, tetapi jahil dan sering mengganggu orang. Namun, di sisi keburukannya, Yuri seorang gadis yang sangat mencerminkan perempuan. Banyak sifat mulia seorang perempuan yang dimiliki Yuri hampir sempurna tanpa celah. Hewan kecil mati pun diberi kasih sayang olehnya. Sejak itu guru Kahy memutuskan mewariskan seluruh ilmunya pada Yuri. Ilmu dan tenaga dalam Yuri tidak diragukan lagi.  Kabar munculnya kekuatan cincin biru membuat guru Kahy mengambil resiko. Dia menceritakan kebenaran tentang ibu Yuri yang mengorbankan semua yang dia punya setelah melahirkan Yuri karena pohon Savara tumbuh sempurna dan hampir menguasai seluruh negeri dengan kejahatan. Guru Kahy mengatakan jika satu-satunya cara melawan kekuatan pohon Savara adalah dengan cinta. Ketulusan cinta dan kemurnian hati bisa mengalahkan kekuatan jahat manapun.  "Itu yang dilakukan ibu. Sebenarnya ibu tidak meninggal karena melahirkanku, melainkan menyelamatkanku terlebih dahulu dari kehancuran sampai hampir berhasil melawan pohon Savara. Aku benar, 'kan, Ketua?" awalnya Yuri menunduk memandang meja, lalu mendongak dengan sisa air matanya. Bahkan tidak mau menunjukkan sisi lemahnya saat menangis.  Cen Dama juga sangat terkejut mendengar hal itu. Kelompok penjaga bukit Zill yang mayoritas laki-laki sama sekali tidak mengetahui hal itu. Akhirnya mereka berpikir, jika tidak karena nyonya mereka mengorbankan diri, seluruh negeri kacau dan bukit Zill sudah rata.  "Ketua, apa benar yang dikatakan adik Yuri?" tanya salah satu anggota kelompok penjaga bukit Zill.  "Ketua, kenapa kau menyembunyikan semua ini?" Cen bicara lagi.  Ramar menghela napas panjang, "Jika kukatakan yang sebenarnya, apa kalian akan semangat seperti sekarang? Pasti diselimuti rasa bersalah dan tidak memiliki kemampuan mempertahankan kehidupan, itu yang akan kalian alami." suara tenang Ramar mampu membuat kepala mereka tertunduk.  Benar jika nyonya besar kelompok penjaga bukit Zill sangat murah hati dan penuh kasih sayang. Dia selalu membela dan memperlakukan semua orang setara. Bahkan kekuatan yang dimiliki lebih besar dari ketua sendiri. Hal itu menurun pada Yuri.  "Mohon ketua menanggapi buku ini. Ibuku sudah tenang di alam sana. Guru Kahy bilang tidak perlu ada yang disesali. Ketua hanya ingin mempertahankan pemikiran kita agar tidak putus asa. Guru Kahy juga bilang jika ibuku mempercayakan misinya... Kepadaku." Yuri sedikit gemetar saat mengucapkan kata terakhirnya.  "Apa? Adik Yuri, jangan gegabah!" Cen menolak keras.  Yuri tersenyum ceria pada Cen, "Kakak Cen, aku belum selesai bicara. Kau jangan terlalu khawatir begitu." mengedipkan sebelah matanya menimbulkan siulan menggoda dari anggota kelompok penjaga bukit Zill. Yuri ikut tertawa karena ekspresi Cen yang salah tingkah.  "Yuri! Jaga sikapmu!" bentak Ramar menyuruh Yuri memberi salam pada Raja.  Yuri meringis tidak tahu malu. Menangkupkan tangan sambil menunduk cukup lama, "Salam, Yang Mulia! Aku Yuri Mei Fafa datang melapor karena situasi genting. Sore ini aku harus kembali ke padepokan perempuan untuk menjemput guru Kahy. Lagipula belum waktunya untukku kembali. Ngomong-ngomong, dimana Kakak Zean? Apa dia masih sering kerasukan seperti dulu? Apa wajahnya jelek sampai malu menampakkan diri dihadapanku? Yang Mulia, aku ingin Kakak Zean menemuiku dan menuruti permintaanku!" tanpa malu menantang Raja, akan tetapi Raja justru tersenyum.  "Lancang!" Ramar kembali marah.  Yuri terkikik, "Raja, buku rantai pengikat energi negatif milik guru besar itu seratus persen palsu. Dia hanya ingin memenuhi keinginan Raja untuk solusi. Jadi, guru besar terpaksa." sorotan matanya meminta guru besar berkata jujur. Dalam hati Yuri juga merasa frustasi, pasti guru besar sudah putus asa di tambah takut jika reputasinya sebagai guru dipertanyakan karena tidak bisa menemukan solusi.  "Apakah itu benar, Guru besar?" tanya sang Raja. Tentu saja guru besar merasa terpojok. Akhirnya mengaku jika itu benar. Raja ikut mendesah. "Masalah pohon Savara bukanlah tidak bisa diatasi, hanya saja kita harus bertahan sampai pohon itu kering. Jika Yuri punya buku mantra hati suci, pasti ada alasan kenapa guru Kahy memberikannya," sambung sang Raja. Yuri mengangguk, "Guru Kahy bilang akan menjelaskannya saat tiba nanti. Dia mengutusku hanya untuk memberitahu kalian dan agar kalian tidak melakukan tindakan terlebih dahulu. Pertanyaannya adalah, apa hubungan buku mantra hati suci dengan ibu? Kenapa ayah tersentak?" melirik ayahnya sendiri yang sudah memudarkan tatapan tajam padanya.  "Buku itu dibuat oleh ibumu. Tidak disangka masih ada di padepokan perempuan. Ayah kira sudah lenyap bersama ibumu. Kenapa bisa berada di tangan guru Kahy?" Ramar meneleng bingung.  "Memangnya apa isi buku mantra hati suci?" Yuri bertanya.  "Aneh sekali! Kau tidak tau, Yuri? Padahal kau yang membawanya kemari," Cen ikut melihat buku itu, padahal niat ingin bersebelahan dengan Yuri.  Yuri menoleh bingung, "Kakak Cen, aku bahkan belum membukanya." bisik Yuri padahal bisa didengar yang lain.  "Sudahlah, biarkan guru Kahy yang menjelaskan. Terima kasih, Yuri, telah datang lebih awal. Setidaknya kita akan menunggu kepastian. Kau istirahatlah sebelum kembali." ucap Ramar sambil tersenyum hangat.  Yuri langsung lari ke pelukan Ramar, "Ayah, aku merindukanmu." menutup mata rapat mencoba menahan air matanya. Rindu yang Yuri rasakan selama sepuluh tahun terbayar sudah. Dia selalu ingin merasakan hangatnya pelukan ayah. Di sana Yuri merasa ada cinta ibunya yang tertinggal. Dia menangis pilu, murni kekuatan Yuri hilang sementara sampai dia kembali senang.  "Yuri sudah besar. Kondisikan emosimu, anak nakal." Ramar mengusap rambut Yuri dengan sayang. "Eh? Rambutmu sangat panjang. Kau sengaja?" sambung Ramar. mengangguk dan melepaskan pelukannya. Semua orang tersenyum padanya ikut merasakan kelengkapan anggota mereka, "Aku sengaja. Apa aku cantik?"  "Setidaknya tidak buruk dari waktu kecil."  Tiba-tiba seseorang muda dengan suara menggetarkan hati kaum hawa datang menyela. Seketika perasaan Yuri bergemuruh. Matanya melebar, air matanya mengering seketika.  'Kakak Zean?' batin Yuri.  Segera berbalik, celingukan mencari sumber suara begitu juga dengan yang lain. Ekspresi Cen mulai gelisah, Yuri juga menyadari hal itu.  "Si-siapa? Siapa yang bicara? Hantu, ya?" teriak Yuri sampai semua orang menutup telinga.  "Anak ini benar-benar!" geram Ramar yang juga menutup telinga.  "Orang yang kau cari sudah datang," ujar Raja lalu melenggang pergi. Semua menunduk memberi hormat sampai Raja keluar dari padepokan. Raja sangat bijaksana, hebat, dan baik. Tidak akan berlaku buruk pada Yuri meskipun Yuri bertingkah tidak sopan karena Yuri memiliki kekuatan besar yang hampir setara dengan anak angkatnya.  Yuri sedikit linglung, "Orang yang kucari? Siapa?"  Semua orang mendesah kecuali Cen. "Pujaan hatimu masa kecil. Memangnya siapa lagi?" Cen sengaja bicara sedikit nyaring.  Yuri ternganga, "Anak cincin biru itu? Mana dia? Kakak Zean, kau masih takut padaku, ya? Sudah sepuluh tahun jangan takut kalah dariku. Kali ini aku akan mematahkan tulang lehermu!" seru Yuri sangat bersemangat.  Tukk!  "Aduh! Siapa yang memukulku tadi?" mengelus dahinya yang dipukul tanpa ada yang memukul.  Anggota kelompok penjaga bukit Zill tertawa, "Yuri tidak berubah. Masih suka bermain-main. Sudah tumbuh besar hati-hati dengan emosi yang berlebihan. Siapa tau ada emosi baru yang menyelinap." goda salah satu dari mereka dan dihadiahi riuh tawa. Sedangkan Yuri masih dipukul ringan dahinya oleh orang tak kasat mata. Bukan, melainkan orang yang melintas seperti angin. Anak rambut Yuri sampai berterbangan dan dia dibuat berputar-putar sambil mengelus dahi.  "Ayah, siapa yang bermain denganku? Hantu bukit berani memukulku, kukirim kau ke alam baka!" teriak Yuri masih kebingungan.  "Hmm, hantu setampan dia. Ck, sangat disayangkan jika dimarahi." Ramar menggeleng lalu duduk di kursinya sambil melihat buku mantra hati suci.  Yuri pusing, berdiri tidak benar. "Hantu tampan? Satu-satunya hantu yang tampan hanya Kakak Cen. Dia mirip hantu!"  Cen yang tersenyum karena dipuji menjadi lesu. "Pangeran Zean, sudahlah. Kasihan Yuri pusing," pinta Cen baik-baik meskipun malas.  Yuri langsung diam. Mengepalkan tangan kesal walau kepangnya masih berterbangan lantaran angin buatan.  "Kak Zean, menjauhlah dari dahiku!" dalam sekali tinju berhasil mengenai dahi Zean sampai terhempas menerobos pintu yang tertutup. Terdengar keluhan kesakitan seseorang di teras. Suaranya sama dengan suara sebelumnya yang mempermainkan Yuri.  "Wah! Hebat, Yuri! Kemampuanmu berkembang pesat!" puji Cen senang musuh cinta masa kecilnya ditinju Yuri.  Yuri berkacak pinggang berbangga diri. Perlahan menghampiri Zean yang masih di teras mengusap punggung dan dahinya. "Tentu saja. Semua perempuan di padepokan perempuan tidak bisa diremehkan. Kalau pangeran ingin uji coba, aku siap!" mendobrak pintu yang sudah rusak, tetapi Zean tidak ada. "Kemana dia?" celingukan lagi.  "Di sini!" menarik pinggang Yuri pelan membuatnya berbalik. Seringaian tipis menyapa dengan mata tajam mengunci pandangan. Zean melintas seperti kilat yang memelan. Yuri tidak sadar rantai akar biru di rambutnya dicabut Zean dengan cepat. Seakan terhipnotis mulut Yuri sampai sedikit terbuka.  'Bagaimana bisa setampan ini?' terpesona dalam hati.  Sekali mata Yuri mengerjap Zean langsung hilang dari pandangan. Yuri sampai berbalik badan dua kali karena angin buatan Zean. Menyadari sesuatu yang hilang dia meraba kepalanya.  "Rantai akar biruku! Dimana rantaiku! Pangeran sialan tidak punya sopan santun, kembalikan rantai biruku!" Yuri teriak semakin keras sambil mengepalkan tangan kesal. Seketika terdiam karena wajah Zean muncul di depannya dengan jarak satu jengkal. Matanya melebar menatap mata tajam Zean.  "Gawat-gawat! Kerasukan!" pekikan tertahan Yuri membuat Zean terkekeh.  "Ingin aku menuruti semua keinginanmu? Boleh asalkan dengan satu syarat." kata Zean kembali membuat hati Yuri bergemuruh. Bukan seperti laki-laki penggoda ataupun jahil. Zean mundur selangkah demi menjaga jarak.  Bukannya setuju apalagi menolak, Yuri justru memandangi Zean dari atas sampai bawah. Anak rambut yang sedikit berantakan, kulit bersih, pakaian rapi layaknya pangeran, dan senyum manis polos menyambut. Yuri mengerjap beberapa kali membuat semua orang terkekeh.  "Sudah kubilang, kondisikan emosimu. Benih emosi baru telah muncul, hahaha." goda kakak anggotanya lagi.  Mendengar gelak tawa mereka Yuri sadar, ikut meringis walau tidak paham apa yang mereka maksud. Berdeham kecil, melipat tangan di d**a, meneleng memperhatikan cincin biru yang tersemat di jari manis Zean. "Sepuluh tahun tidak berjumpa, Kakak, kau jadi tambah tua!" pekik Yuri sampai melompat kecil.  Zean melunturkan senyumnya, "Apa?"  "Hahaha, bercanda. Kau... berubah. Aku tidak akan memanggilmu Pangeran, Kakak Zean. Kembalikan rantai biruku!" menggerakkan jari-jarinya meminta hiasan kepala.   Senyum malu-malu Yuri bisa ditangkap Zean, "Berubah apa? Tidak akan kuberikan kalau kau tidak memenuhi syarat."  Yuri semakin kesal. Merebut rantainya tetapi Zean menjunjung tinggi tangannya sehingga Yuri tidak dapat menggapainya.  "Berikan padaku! Kau curang!" Yuri bersikeras melompat tetap saja tidak bisa. Akhirnya menyerah sudah lelah. "Baiklah, apa syaratnya?" menyorot tajam pada Zean.  Zean tersenyum manis membuat pipi Yuri memerah mendadak, "Bertarung denganku. Kalau kau menang aku akan menuruti semua permintaanmu. Kalau kau kalah, rantai akar biru yang jelek ini akan kubuang." mengancam sudah akan membuang rantai itu.  "Jangan! Itu pemberianmu!" tanpa sadar Yuri mencegah cukup panik. Zean semakin tersenyum lebar, "Kau... Masih mengingatnya ternyata," Zean menurunkan tangannya.  Yuri tidak berani melihat Zean. Dia masih terlalu terkejut dengan perubahan Zean. Dulu yang sering kerasukan kekuatan cincin biru dan menangis di pangkuan Yuri saat sudah kembali sadar, sekarang menjadi lelaki sejati yang diidamkan semua perempuan. Saat berkelahi dengan Yuri selalu kalah meskipun Yuri tahu kalau Zean mengalah padanya. Zean juga sering menata rambut Yuri dengan berbagai gaya. Saat perpisahan mereka, Zean memberikan akar biru yang dia cabut sendiri dari sekitar cincin biru tertanam. Membentuknya seperti rantai dan memasangkan di kepala Yuri. Benda kenangan yang selalu Yuri pakai hingga dewasa.  "Kakak, berikan padaku. Aku tidak mau berkelahi," pinta Yuri baik-baik.  "Siapa tadi yang tidak sopan pada Raja? Menurutku kau harus diberi sedikit hukuman." Zean mengangguk-angguk sembari menyembunyikan rantai akar biru Yuri.  Yuri menggerutu, "Kakak Zean yang jelek, aku lelah. Aku minta maaf untuk tadi. Jangan salah paham dulu, kau tetap harus menurutiku!"  "Kenapa begitu?" Zean dan Cen kompak bertanya. Mereka saling pandang membuat Yuri dan semua orang heran.  "Karena kau kakakku. Sekalinya bertemu teman lama langsung tidak perhatian. Jahat sekali!" Yuri melengos.  Zean menggaruk kepalanya tidak mengerti. Cen mendekati Yuri untuk protes, "Aku juga kakakmu. Aku bisa menuruti semua keinginanmu."  Yuri menatap Zean dan Cen. "Kalian masih sering bertengkar, ya? Katakan siapa yang menyerang siapa saat aku tidak ada!" menunjuk mereka berdua yang tidak mau disalahkan.  "Bukan aku! Aku tidak pernah bertengkar dengan Pangeran. Yuri, aku sangat senang kau satang. Jangan mengerutkan dahi seperti itu." Cen menampilkan senyum terbaik agar Yuri tidak marah.  Zean tersenyum mendekati Yuri sampai Yuri sedikit mendongak memandangnya. "Gadis konyol!"  Ucapan terakhir Zean sebelum melangkahkan kaki pergi dan mengusap kepalanya dua kali mampu membuat kaki Yuri terasa lemas.  'Maksudnya apa?' pikir Yuri.  Resiko karena Zean dan Yuri yang menjahili satu sama lain membuat beberapa anggota kelompok penjaga bukit Zill memperbaiki pintu. Ayah Yuri masih mempelajari buku mantra hati suci. Benar-benar tulisan tangan istrinya bahkan beberapa tanda kenangan mereka terlihat. Namun, masih tidak mengerti kenapa guru Kahy memberikan buku itu.  Yuri tidak benar-benar beristirahat. Di kamarnya hanya mondar-mandir gelisah tanpa sebab. Hanya ada Zean di otaknya. Awalnya memang ingin berkelahi dengan Zean hanya untuk saling bertukar ilmu bela diri, akan tetapi pesona Zean merusak rencananya. Perasaan Yuri tak karuan.  "Bagaimana ini? Kenapa aku jadi hangat? Apa iya tadi itu Kakak Zean? Astaga, perubahan yang sangat drastis!" pekik Yuri menimbulkan Cen penasaran.  Cen mengetuk pintu seolah takut terjadi sesuatu pada Yuri, "Adik Yuri, kau tidak apa-apa?" Mendengar suara khawatir itu Yuri langsung pura-pura tidur. Seluruh tubuhnya terbalut selimut. Karena tidak ada jawaban, Cen membuka pintu dan masuk paksa.  "Ternyata sudah tidur. Syukurlah, aku kira ada apa." merasa lega kembali keluar kamar dan menutup pintu. Yuri meliriknya menghela napas lega. Terkikik dan mulai mengganti pakaiannya. Cen berhenti mendadak setelah menyadari sesuatu, "Kalau dia tidur, yang tadi suara apa?"  Melongo tidak bisa berpikir jernih. Justru membayangkan hantu bukit karena ucapan Yuri sebelumnya. Dia lari terbirit-b***t sampai hampir menabrak teman anggotanya. Pakaian biru yang sama seperti bukit Zill adalah ciri khas anggota kelompok penjaga bukit Zill. Mereka mempunyai kekuatan unik yaitu mencegah energi jahat bahkan bisa memusnahkannya jika berlatih sampai tahap sepuluh. Hanya ibu Yuri yang bisa menguasainya.  Sekarang ketua kelompok sampai ke tahap delapan, begitu juga Yuri. Untuk mencapai tahap sepuluh bisa merusak organ tubuh serta kehilangan nyawa jika gagal. Rata-rata anggota mereka hanya berhasil menguasai sampai tahap lima. Yuri mengingat semua ilmu di tempatnya dan sudah berubah menjadi gadis anggota kelompok penjaga bukit Zill. Pakaiannya sama seperti yang lain. Dia tidak ingin istirahat lagi, melainkan pergi ke istana untuk merebut rantai akar biru.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.3K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.7K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook