02~Menerima Kenyataan

1464 Words
Setelah Ervin, Afiya dan Ke 2 teman nya Ervin selesai makan di kantin, mereka pun mengantar Afiya ke kelas nya. Selama di perjalanan mereka ber- 4 menjadi pusat perhatian, terlebih lagi saat semua siwa melihat Ervin menggandeng tangan seorang gadis yang sama sekali tidak di ketahui identitas nya tersebut. Selama di perjalanan tersebut Afiya hanya menunduk menyembunyikan wajah nya sedangkan Ervin dan ke 2 teman nya hanya cuek saja seolah tidak terjadi apa - apa mungkin karena mereka sudah tebiasa. "Kak Ervin ama teman nya nggak risih apa di liatin gitu, Mereka pada cuek aja? Trus Kak Ervin pake acara gandengan tangan lagi kan tamba greget jadi nya..." Batin Afiya kesal. "Kak, nggak usah anterin aku ke kelas, sampe sini aja..." Kata Afiya lembut sambil menatap wajah Ervin. Ervin pun mengangkat sebelah alis nya mentap Afiya bingung "Emang kenapa Fiya ? Kamu nggak coba jadi single di belakang aku kan ?" kata nya dengan pelan dan lembut tetapi, menyelidik yang membuat Afiya menjadi gelagapan. "Busyeet... Nih cowok kok jadi curigaan ya, terus yang nerima dia juga siapa sih? Orang dia yang nyempulin sendiri kalo aku ama dia pacaran . Baru juga tadi waktu di kelas mau di jawab dia udah nggak nerima penjelasan" Pikir Afiya. "Eh...Nggak kok kak, aku nggak main gitu" Afiya menjelaskan ke pada Ervin. "Yah, kalo nggak gitu kenapa kamu nggak mau di antar ama aku sampai kelas ?Hmm..." Balas nya menanyai Afiya, masih dengan wajah bingung yang terdapat di wajah Ervin. "Aku nggak enak aja di liatin ama semua siswa jalan ama kaka" Kata Afiya sambil menggit bibir bawah nya lalu menunduk malu. Sesaat kemudian Ervin mengelus pipi Afiya di depan semua siswa yang ada di koridor sekolah. "Kamu nggak usah peduli ama mereka, kamu kenapa juga mau malu jalan ama aku ? Kamu kan pacar aku." Katanya dengan lembut sambil tersenyum, semua siswa yang melihat senyum nya menjadi sangat girang dan pekikan pun keluar dari mulut siswa cewe. Karena Ervin memang jarang tersenyum dia hanya sering memasang wajah datar nya. "Gila, senyum nya bikin melting deh" "Kak Ervin tambah ganteng deh kalo senyum" "Pasang muka datar aja udah ganteng banget, apalagi kalo senyum" "Beruntung banget gue hari ini bisa liat kak Ervin senyum" "Siapa sih tuh cewe beruntung banget jadian ama kak Ervin, coba gue yang jadi cewe nya" Sekitar begitulah suara yang memenuhi koridor sekolah. "Yaudah, lanjut jalan yuk" aku pun hanya mengangguk mendengarkan perkataan kak Ervin. "Makasih ya kak udah anterin aku ke kelas" kata ku. Ervin pun hanya mengangguk mendengar ucapan Terimah Kasih dari Afiya lalu mengusap pucuk kepala Afiya dan di akhiri dengan mencium pucuk kepala Afiya. Lalu Ervin berjalan pergi dari hadapan Afiya. Saat Afiya sudah duduk di bangku nya, Miya pun datang dan menanyai Afiya apa yang terjadi dengan Afiya dan Ervin, lalu Afiya mulai menceritakan semua nya ke pada Miya. Miya yang mendengar cerita tersebut hanya mengangguk. "Wah...Loh beruntung banget dapat Kak Ervin" Kata Miya. "Gue beruntung nya di mana Miyaaa... Bentar lagi gue bakalan di bully ama fans - fans nya Kak Ervin. Pokok nya gue nggak mau terlibat dalam hidup nya Kak Ervin tapi, gimana cara nya?" tanya ku bingung ke Miya "Yah...Lo putusin aja Kak Ervin nya" Kata Miya memberi saran ke pada Afiya. "Putusin ? Yaudah ntar gue coba pulang sekolah." kata Afiya menerima saran dari Miya. lonceng pun berbunyi menandakan jam pelajaran ke 5-6. Selepas pulang sekolah Afiya menunggu Ervin di depan pagar sekolah. Tetapi, setelah menunggu selama 15 menit Ervin pun tidak kunjung terlihat. Membuat Afiya menjadi bingung. Rasanya Afiya ingin pulang saja tetapi, bagaimana cara nya dia akan putus dengan Ervin ? Afiya bahkan tidak memiliki nomor ponsel Ervin. Lalu bagaimana cara nya. Merasa Ervin tidak kunjung datang dengan terpaksa Afiya bersiap melangkah keluar sekolah. "Eh... Lo pacar nya Ervin kan ?" tanya seorang siswa perempuan dari belakang. Membuat Afiya berhenti lalu menoleh ke belakang. "I-iya kak, kenapa ya ?" Afiya menjawab dengan sedikit terbata - bata. "Oh, jadi benar itu kamu."Balas siswa tersebut sambil melihat ke arah teman - teman nya yang lain lalu tersenyum miring. "Mau pulang ya ? Bareng kita aja yuk." Afiya yang mendengar hal tersebut langsung menolak nya, karena Afiya yakin ia tidak akan sampai di rumah nya melainkan menjadi bahan bully, Afiya tidaklah sebodoh itu dan sepolos itu hingga ia tak bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada nya. "Kita antarin aja, kita juga mau ngomong ama kamu" Kata siswa itu tidak menerima penolakan sambil menarik lengan Afiya, Afiya yang tak bisa berbuat apa - apa hanya diam saja sambil mengikuti arah kaka kelas nya tersebut membawa nya sambil mempersiap kan diri dan mental atas apa yang akan di lakukan kaka kelas tersebut kepada nya. Dan berakhirlah Afiya di belakang sekolah dengan kaka kelas yang mengerumuni nya sambil menyiram tubuh Afiya dengan air, mendorong - dorong Afiya hingga ia terjatuh, memberi u*****n - u*****n dan cacian maki yang menyakitkan hati Afiya. Setelah melakukan semua itu ke pada Afiya mereka semua tertawa bahagia melihat Afiya yang kini basah dan kedinginan juga terluka. "s****n LO SEMUA, DASAR WANITA JA*LANG, KALIAN UDAH PADA BOSAN HIDUP YA !!!" sontak semua siswa yang mendengar hal tersebut menjadi diam, karena mereka tauh bahwa suara tersebut milik Ervin. "Udah Vin mendingan lo cepat tolongin tuh Afiya, kasian dia pasti udah kedinginan" kata Dirga pada Ervin sambil menepuk pundak Ervin agar emosi Ervin menjadi stabil. "Iya, biar kita yang urus semua nih cewe s****n" timpal Bayu . Ervin pun yang mendengar perkataan Dirga dan Bayu mengangguk lalu segera menghampiri Afiya yang masih duduk di tanah sambil menunduk menahan air mata nya yang ingin keluar. "Fiya,Kamu nggak apa - apa ?" Kata Ervin setelah berjongkok di depan Afiya dan memegang ke 2 bahu Afiya yang bergetar. "Nggak apa - apa ko kak" Balas Afiya singkat tanpa menoleh ke arah Ervin. Ervin melepas Bomber Jacket yang ia pakai lalu memakai kan Jacket tersebut pada Afiya. Sontak Afiya menatap Ervin yang berusaha memakaikan Afiya Jacket nya. Setelah selesai memakaikan Jacket tersebut Ervin mengakhiri nya dengan mengancing Jacket tersebut lalu mencium keni Afiya. "Ayo, aku antar kamu pulang" Ervin berkata lembut ke pada Afiya yang di sambut anggukan oleh Afiya. Ketika Afiya ingin berdiri tiba - tiba Ervin menggendong Afiya dengan gaya bride style. Afiya yang kaget sontak mengalungkan ke 2 tangan nya di leher Ervin. "Kak, turunin aku bisa jalan kok" Kata Afiya sambil menatap Ervin. "Gimana kamu bisa jalan, kaki kamu aja luka gitu, mending kamu diam aja kita ke UKS dulu ngobatin luka kamu baru aku antar kamu pulang. UKS kayak nya masih buka juga." Ervin hanya melirik Afiya sekilas lalu kembali menatap ke depan. "Tapi, nanti banyak orang yang liatin kak, aku kan jadi malu" Afiya masih berusaha membujuk Ervin agar mau menurunkan nya. "Loh, kamu kan pacar aku biarin aja mereka liat,Supaya mereka tau kalo kamu itu milik aku. Semua nya juga udah pulang kok.Tinggal dikit yang tinggal." kata Ervin membalas perkataan Afiya. Ervin yang menyadari bahwa Afiya menyembunyikan wajah nya di d**a Ervin karena malu, hanya tersenyum. Setiba nya di UKS Ervin mendudukan Afiya di ranjang UKS lalu mencari obat untuk mengobati luka Afiya. Karena semua siswa yang bertugas sudah pulang. Hanya beberapa siswa yang tinggal untuk rapat organisasi Palang Merah. "Kamu kenapa belum pulang? " tanya Ervin lembut sambil menatap Afiya setelah selesai mengobati luka Afiya. "Masa gue mau bilang " kak kita putus aja ya ?" Kan nggak enak dia udah antar gue sampai UKS. Tapi, kalo gue nggak bilang sekarang ntar gue malah nggak bisa Putus dari dia. Kan tambah Ribet" Batin Afiya bingung. "Eh... Nggak ko kak" Jawab Afiya akhir nya mengurungkan niat nya untuk mengatakan putus, sambil balas menatap Ervin "Kamu nggak coba minta putuskan dari aku ?" Ervin yang tidak percaya dengan apa yang di katakan Afiya. Mulai menyelidik Afiya. "Eh...itu eh..." jawab Afiya bingung "Ternyata bener Fiya mau minta putus dari gue. Nggak, nggak bisa Fiya milik gue nggak boleh ada yang ambil Fiya dari gue." Batin Ervin Ervin lalu memegang ke 2 tangan Fiya. "Kamu nggak bisa putus dari aku, kamu itu milik aku,nggak boleh ada yang ambil kamu dari aku, kamu ngerti ?" Tanya Ervin sambil menekankan setiap kalimat yang di ucapkan nya . Seiring perkataan yang di ucapkan Ervin semakin kuat juga Ervin memegang tangan Afiya, hingga Afiya memekik sakit. Ervin yang menyadari hal tersebut langsung melonggarkan pegangan tangan nya dari Afiya. "Kamu nggak boleh putus dari aku. Kamu itu hanya milik aku, hanya aku. Jadi kumohon, jangan meminta putus atau aku akan menghukum mu. Mengerti ?" Kata Ervin lembut sambil masih menatap Afiya. Afiya hanya bisa mengangguk lalu membuang nafas nya pasrah. Lalu tiba - tiba Ervin memeluk Afiya. "Aku sayang sama Fiya, jadi jangan tinggalin aku" setelah mengucapkan kata tersebut Ervin mengajak Afiya pulang agar Afiya bisa berganti baju sehingga tidak jatuh sakit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD