ARDHAN&ANDINE (1)

573 Words
Andine memegang remote televisinya, sesekali ia melirik jam yang tergantung pada dinding rumahnya dan rumah Ardhan, rumah yang cukup luas dan di dekorasi dengan cantik, rumah berwarna pastel sangat membawa kedamaian. Ardhan belum pulang juga, padahalkan jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam, Andine merasa sangat khawatir akan laki-laki tersebut. Biasanya, Ardhan sudah pulang jam segini, gadis tersebut memasang wajah kecutnya. Bahkan Andine sudah berkali-kaki menelpon Ardhan, tapi Ardhan tak kunjung juga mengangkat teleponnya. Tak lama kemudian terdengar suara deruan mobil dari luar, dengan antusias Andine pergi berlarian kecil untuk membuka pintu. Tampaklah, wajah Ardhan dengan senyum manisnya, Ardhan yang memakai kameja putih dengan balutan jas hitam di luarnya. Ardhan langsung memeluk Andine erat, padahal baru pagi tadi mereka berpisah, tapi Ardhan sangat merindukan gadis tersebut. Setelah Ardhan melepaskan pelukkannya, jari Andine melekat cantik di pinggang Ardhan,"Sayang kok gitu sih?!" Gerutu Ardhan seraya menutup pintu dan menguncinya. "Aku itu khawatir! Kamu pulangnya kemaleman, di telepon juga gak di angkat! Kamu tau gak sih kalau seorang istri itu gak akan bisa tidur sampai ia tau kalau suaminya itu baik-baik aja," cicit Andine panjang lebar. Ardhan melonggarkan dasinya, lalu ia menaruhkan sekantong plastik yang ia bawa tadi,"Aku bawa burger ama pizza loh sayang, kamu gak mau?" Ardhan menaikkan turun alisnya. "Sama es krim vanilla juga," sambung Ardhan. Wajah yang tadinya merah padam, malah berubah menjadi merah semu,"Ih mau!" Celetuk Andine dengan manjanya. Ardhan tau caranya mengatasi kemarahan Andine, Ardhan emang selalu cerdas dalam meredakan amarah seseorang. Ardhan membawa Andine untuk duduk di ruang keluarga, ia mengeluarkan satu per-satu yang ia bawa di atas meja, mata Andine berbinar-binar menatap satu kotak pizza, dua burger dan dua es cream vanila. "Aku sepi tau kamu tinggalin kerja mulu," celoteh Andine, kemudian ia menggigit pizzanya. Ardhan terkekeh tangannya mengacak rambut Andine lembut,"Sayang, aku punya kejutan deh buat kamu." Andine menaikkan sebelah alis matanya,"Jangan modus mau cium aku lagi yah?!" Pelotot Andine yang sudah siap siaga. Tawa Ardhan malah pecah, ia melihat es cream Andine yang celemotan di bibirnya, tangan Ardhan terarah untuk membersihkan mulut Andine, Andine hanya diam saja, tapi seperkian detik kemudian Andine telah buat kaget akan Ardhan. Bibir laki-laki tersebut telah melumat bibir kecil milik Andine, hanya singkat tapi mampu membuat jantung Andine tiada hentinya berdebar. "Kan udah halal, caranya pake yang beda dong," Ardhan tertawa, sedangkan Andine masih mematung. "Ardhan!!! Bibir gue! Astaga gak suci lagi," Andine memakik kaget. "Astaga longor-ku sayang, kamu kan punyaku," balas Ardhan dengan tangannya yang mencubit kedua pipi Andine. "Kamu mau kasih aku kejutan apa? Jangan buat penasaran," tanya Andine. Ardhan tersenyum lebar, ia mengeluarkan dua lembar kertas dari balik jasnya,"Kita bakalan honeymoon ke Italia!" Andine terpelongo,"Kamu bercanda? Bukannya kamu bilang akhir-akhir ini kamu sibuk sama perusahaaan kamu?" Ardhan menghembuskan napasnya pelan,"sayang, gak ada yang perlu di sibukkin selama buat istri aku bahagia, besok kita pergi." "Besok? Ardhan! Kamu gak kasih tau aku, kamu ... kamu," Andine menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ardhan di buat khawatir akan Andine yang menangis,"Kamu gak suka? Yaudah kita bida batalin kalau kamu gak suka, aku mau buat kejutan sama kamu karena selama kita menikah dua bulan yang lalu aku terlalu sibuk sama pekerjaan aku, buat kamu nungguin aku di rumah sampai larut malam, maafin aku sayang," Ardhan membawa Andine kedalam pelukkannya. "Aku gak tau mau bilang apa, hiks! Aku bahagia! Aku mau banget," senyum Ardhan terulas lebar ketika mendengar pernyataan istrinya tersebut. "Aku bahagia punya suami kayak kamu." "Jadi besok kita bakalan pergi ke Italia!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD