ON THE WAY

720 Words
"Kamu adalah apa yang seharusnya selalu aku syukurin, setelah aku ucapin di setiap sepertiga malamku." Andine mengalungkan kedua tangannya di leher Ardhan, tidak peduli itu sedang berada di airport, bahkan seluruh yang melihatnya sudah melempar tatapan iri dengan kedua pasangan best couple 2018 ini. Ardhan menarik sudut bibirnya menjadi lengkungan, telunjuknya mencolet hidung Andine gemas,"Dan kamu adalah hasil yang selama ini aku perjuangkan." Tawa Andine pecah, ia menggunakan tangan kanannya untuk menutupi mulutnya ketika ingin tertawa. "Woi ini kenapa kayak lo berdua yang mau perpisahan sih?" Gelegar Davin dengan paras galaknya. Akhirnya keduanya tersentak, akan keluarga mereka yang sedari tadi telah terkacangi. Andine melangkah pelan untuk memeluk mamanya,"Mama Andine pergi yah," pamit Andine dengan memeluk tangannya. Melihat apa yang Andine lakukan, Ardhan-pun meniru tingkah laku Andine, Ardhan berlarian kecil untuk memeluk Abel,"Mama Ardhan pergi yah," celetuk Ardhan dengan wajah yang di gemes-gemesin. Bukannya mendapat respon baik dari Abel, Ardhan malah mendapat cubitan mematikan di pinggangnya sehingga Ardhan merasakan kesakitan,"Tugas kamu itu jaga istri kamu baik-baik, kalau sampe Andine kenapa-kenapa, kamu mama gantungin di pohon beringin!" Pelotot Abel penuh dengan ancaman. Ardhan menyengir, ia mengangkat jari telunjuknya membentuk peace. "Iya, Ardhan yang gantengnya gak jauh dari Manu Rios dan kembarannya Jefri Nichole ini ngerti kok ma!" Sambar Ardhan dengan semangat. Abel mengacungkan jempolnya, bertanda ia yakin pada anak laki-lakinya itu. Aldi melipatkan kedua tangannya menyaksikan keluarga besarnya yang sedang mengatakan pesan-pesan mereka kepada Ardhan dan Andine, kini giliran Aldi yang berbicara. "Ingat, papa pesen kembar," sembur Aldi,"Biar kamu tau betapa repotnya ngurus anak kembar," lanjutnya lagi. Dani malah tertawa,"Hahaha semoga kembarnya cowok kali cowok biar Ardhan dapet karma," potong Dani yang berhadiahkan getokan dari Andine,"Siamang kamu ya bang!" "Bagi penumpang pesawat xxx silahkan memasuki ...." "Huahhh jangan tinggalkan aku, ku mohon kepadamu," teriak David yang tiba-tiba baru saja sampai di bandara, Andine dan Ardhan baru saja hendak melangkah, tapi kehadiran David membuat keduanya berhenti melanjutkan langkah mereka. Ardhan langsung memeluk David dengan segenap rasa rindu yang dia miliki,"Gue baru aja pulang dari Prancis, dan lo yang malah mau pergi ke Italia, dasar odong-odong," caci David kesal, karena ia sangat meridukan sahabat SMA koplaknya satu ini. Ardhan terkekeh,"Gue gak kangen lo sayangnya, dah ah gue berangkat, nanti lo nyusul kan Dav? Gue tunggu!" Ardhan melanjutkan perjalanannya lagi, sesudah memeluk David. "Ardhan kalau BAB jangan lupa bersihin yah!" Teriak Aldi dari kejauhan. "Malam pertama jangan lupa pake kolor," sambung David. "Oleh-olehh!" Teriak Abel dan Adeline. Ardhan dan Andine kini sedang berada di dalam pesawat, Andine melihat kaca pesawat yang berembun, ia pun mengarahkan jarinya untuk menulis sesuatu di sana. Ardhan yang melihat tingkah Andine hanya menaikkan sebelah alisnya. "Kamu ngapain sayang?" Andine tidak menjawab, karena ia tau pasti Ardhan akan mencoba untuk melihat,"Ardhan ganteng? Kamu nulis nama aku?" Ardhan membulatkan matanya. Andine langsung mencibir ketika mendengar pernyataan dari Ardhan,"Ardhan love Andine! Bukan Ardhan ganteng Ardhan," bantah Ardhan. Seketika mood Andine langsung turun, ia memasang wajah sebalnya, akhirnya Andine menghentikan aksinya, dengan cepat Ardhan mengeluarkan ponselnya dan memotret apa yang sudah Andine tulis di sana. "Kamu harus tau, kalau cinta aku lebih dari sekedar tulisan indah yang kamu tulis ini," jantung Andine langsung berdesir seketika. Ardhan menopangkan dagunya, ia menatap wajah Andine lekat, sangat dekat bahkan hanya berjarak beberapa senti meter saja, Andine hanya pura-pura mengabaikan saja. Padahal, jelas hatinya sudah menghangat sekarang. "Aku minta sama kamu, jangan pernah berhenti mencintai aku." Andine menatap Ardhan bingung,"Bagaimana aku bisa berhenti kalau hati aku terus-terusan ngajak berlari?" Ardhan malah tertawa, ia mencubit kedua pipi Andine gemas,"Ardhan lutcuh deh! Makin ganteng," puji Ardhan. Andine cemberut,"Dan seharusnya kan lo muji aku, kenapa malah jadi muji diri sendiri?" Bukannya menjawab, Ardhan malah hanya terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Apa yang akan kamu lakuin nanti kalau udah sampe di Italia?" Tanya Ardhan pada Andine. Andine memikir sejenak, sepertinya akan ada banyak tempat yang akan ia kunjungi,"Ohh cuma satu!" Jawab Andine antusias. "Kenapa satu? Bahkan kita bisa mengelilingi seluruh pelosok negara Italia," protes Ardhan yang bingung dengan permintaan Andine. Andine tersenyum menggoda,"Aku pengennya kelilingi hati kamu, boleh gak?" Ardhan malah melongos, telunjuknya langsung menekan pipi kiri Andine,"Udah mulai bisa yah," cicir Ardhan. "Ardhan aku agak pusing nih," keluh Andine, Ardhan langsung mengeluarkan ponselnya, ia memasang earphone di telinganya, kemudian sebelahnya lagi ia pasangkan di telinga Andine. Tangannya mengarahkan kepala Andine untuk menyandar di bahunya, dan tak segan-segan Andine menurutinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD