Entah hanya perasaanku saja atau bukan, aku merasa Mas Gala banyak diam selama di mobil. Dia hanya beberapa kali mengajak bicara, lalu bungkam. Dia terus menatap luar jendela dan melamun. Apa dia kepikiran Savira? Apa dia merasa bersalah telah membuat mantannya itu cemburu? Ataukah dia memikirkan hal lain? Sejujurnya, aku penasaran sekali dengan apa yang Mas Gala rasakan padaku saat ini. Mau menganggap suka, dia masih belum move on dari mantannya. Mau menganggap tak suka, tingkahnya membuatku sedikit salah paham. Sebenarnya dia terpaksa atau sukarela menerima ‘kerja sama’ ini? “Ehm!” Aku berdehem agak keras. Mas Gala pun menoleh. “Kenapa, Ma? Kamu butuh sesuatu? Sampai kota masih lama. Atau kamu lapar?” Lihatlah! Refleksnya pun perhatian yang natural. Dasarnya orang ini baik, memang

