bc

Terjebak dalam Pernikahan

book_age18+
4.4K
FOLLOW
55.6K
READ
family
love after marriage
goodgirl
drama
sweet
feminism
first love
friendship
lies
secrets
like
intro-logo
Blurb

Setelah hubungan asmara Arindi dengan Arman putus gara-gara insiden salah masuk mobil, dia pun mencoba menenangkan diri dengan mengajak keluarganya berlibur di pantai Tanjung Bira. Siapa yang menyangka jika acara liburan itu mempertemukannya kembali dengan lelaki yang membuat dirinya harus putus dengan Arman.

Pertemuan mereka diawali ketika Arindi kembali salah masuk. Dia salah mengira villa milik Evan adalah villanya, sehingga dia masuk dan tidur di kamar Evan.

Saat orang tua Arindi memergoki mereka tidur sekamar, Evan pun dipaksa untuk menikahinya. Arindi yang memang menyimpan amarah dan kekesalan terhadap Evan, tidak menyangkal semua kejadian yang menimpanya, malah sengaja memperkeruh suasana. Sudah terlintas di benaknya untuk menjebak Evan, agar dia bisa menutupi rasa malunya yang gagal menikah.

Evan yang terdesak dengan keadaan pun tak mampu mengelak apalagi menolak. Akan tetapi dalam hatinya, dia merencanakan untuk membalas Arindi yang telah sengaja menjebaknya untuk menikah.

Bagaimanakah perjalanan biduk rumah tangga Arindi dengan Evan?

Mungkinkah ada kebahagiaan diantara mereka?

Simak selengkapnya dalam cerita Terjebak dalam pernikahan.

cover by Bunda Umu

picture by Pixabay

chap-preview
Free preview
Bab 1. Salah masuk bikin putus
Arindi berjalan menuju parkiran sebuah restoran. Tanpa melirik kanan-kiri, Arindi langsung masuk ke dalam sebuah mobil berwarna putih. Tapi alangkah terkejutnya dia saat tengah asik menunggu pacarnya, yang masuk ke dalam mobil malah orang lain. "Eh kamu siapa, ngapain di mobil orang?" Orang yang ditegur Arindi sontak menoleh dengan tak kalah kagetnya. "Loh, justru aku yang mau tanya, kamu siapa dan ngapain dalam mobilku? " Arindi menatap pria itu dengan senyum mengejek. "Eh Bang, ini tuh mobil pacar aku, kamu pasti mau mencuri mobil ini kan, ayo ngaku! " Dengan geram lelaki itu memukul kemudi mobilnya lalu menghadap ke Arindi sambil mengeratkan giginya. "Heh dengar ya cewek aneh, ini mobil aku, dan aku tidak punya niat mencuri, jadi sekarang keluar dari mobilku atau aku yang menyeretmu keluar! " Arindi bukannya keluar, malah makin sewot sambil menunjuk wajah lelaki itu. "Kamu tuh yang keluar, ini mobil pacar aku, lihat aja, bentar lagi dia bakal datang, dan kamu pasti akan dilaporkan ke polisi, kamu pasti maling mobil! " Pria itu menganga dengan mata terbelalak marah. Dengan mengepalkan tangannya dia menarik napas panjang lalu memejamkan matanya sejenak mencoba untuk tetap kalem. "Dengar ya adik manis, ini mobil aku, dan aku bukan maling mobil, jadi mendingan kamu keluar dari mobilku, karena aku mau pergi sekarang! " Arindi malah memperbaiki posisi duduknya. Dia baru saja berniat angkat bicara, ponselnya malah berdering. Arindi dengan malas membuka ponselnya. Alisnya langsung berkerut saat melihat nama Arman tertera disana. Batinnya mulai bertanya-tanya. "Hemm kok Arman nelpon sih, bukannya tadi dia nyuruh aku menunggu di mobil? " Sekilas Arindi melirik lelaki di sampingnya yang dibalas dengan alis terangkat kesal. "Halo!" Belum sempat Arindi bertanya, Arman sudah menyerang dengan pertanyaan yang beruntun. "Rin kamu dimana sih, bukannya aku minta kamu tunggu aku di mobil, kok kamu ga ada sih? " Arindi langsung menoleh menatap lelaki di sebelahnya sambil tertawa grogi campur malu, "Eh hehe, iya nih aku salah mobil berarti ya, soalnya aku sudah di dalam mobil, tunggu aku keluar ya! " Dengan cepat Arindi membuka pintu mobil dan segera keluar. Lelaki tadi hanya menggerutu kesal. "Heh dasar cewek aneh, dia yang nyasar dia yang sewot" Arindi telah berdiri di samping mobil yang Ia masuki tadi sambil melihat ke sekeliling. "Arman kamu dimana?" Arman yang tengah berdiri di sebelah mobil yang dimasuki Arindi tampak geram dengan wajah merah padam. Dengan sangat kesal dia melangkah mendekati mobil di dekat Arindi. "Arindi! Kamu ngapain di mobil ini? Siapa lelaki itu? " Arindi gelagapan menanggapi pertanyaan Arman yang tampak marah. "Eeemm anu... Itu ... tadi aku ... salah masuk mobil ini, aku pikir ini mobil kamu, soalnya kan warna dan modelnya sama banget" Arindi hanya bisa memasang senyum lesu dan malu. Akan tetapi Arman seakan tak mau mengerti dan tidak menerima penjelasan Arindi. Dengan kasar dia mengedor-gedor jendela mobil di depannya. "Hei kamu ... keluar!" Lelaki di dalam mobil itu kaget bukan kepalang. Dengan malas dia membuka kaca jendela mobilnya, "ada apa ini? " Arman menatap pria di dalam sana dengan sinis. "Kamu siapanya Arindi? " Dengan enteng pria itu tersenyum garing "Pacar aku kenapa, cemburu?" Bagai disambar petir, Arindi terbelalak mendengar jawaban pria yang tidak dikenalnya itu. "Ee.. Eehh apa maksud kamu, eh jangan sembarang ngaku dong, gak dia bukan pacar aku lho Arman, jangan percaya, dia bohong! " d**a Arindi sudah berdetak cepat karena ketakutan. Dia takut Arman akan percaya omongan lelaki itu begitu saja. Apalagi didukung oleh bukti bahwa dirinya baru saja keluar dari dalam mobil tersebut. "Ooh jadi begitu ya kelakuan kamu di belakang aku Rin, aku tidak menyangka kamu perempuan yang tidak setia, tukang selingkuh! " Arindi semakin terbelalak mendengar umpatan Arman. Sementara pria tadi hanya tersenyum puas. "Maaf ya aku duluan, silahkan selesaikan masalah kalian ya, bye! " Mobilnya pun mundur dari parkiran kemudian melaju meninggalkan pasangan yang tengah bertikai itu tanpa rasa bersalah. Arindi mencoba mendekati Arman dengan hati-hati, "sayang, ini salah paham, tolong dengar dulu penjelasan aku ya ... " "Tidak ada yang perlu kamu jelasin, semuanya sudah jelas, sekarang juga kita putus dan jangan pernah berharap aku mau datang melamar kamu apalagi untuk menikah, hubungan kita berahir disini, titik! " Arman meninggalkan Arindi yang berdiri mematung. Air matanya lolos membasahi kedua pipinya yang mulus. Arindi terduduk lemas sambil menangis sesenggukan. Untuk beberapa saat lamanya dia terhenyak dalam tangisnya. Dia merutuki dirinya yang selalu ceroboh dalam mengambil tindakan tanpa memperhatikan keadaan terlebih dahulu. "Kenapa harus salah masuk mobil siih, hiks... hiks... apa yang harus aku lakukan? kalau Arman tidak jadi melamar aku, apa yang harus aku katakan pada teman-temanku? Padahal mereka semua sudah tau kalau aku bakal menikah, aakkhhh dasar cerewet banget sih akuuu!" Arindi menjambak rambutnya kuat-kuat menyesali sifatnya yang cerewet dan blak-blakan. Dia benar-benar takut jadi malu jika nanti akan ketahuan tidak jadi menikah. "Bagaimana ini? " Arindi mencoba bangkit dengan perasaan nelangsa. Perlahan dia melangkah dengan gontai menuju jalan raya, untuk menunggu mobil angkutan agar bisa segera pulang ke rumahnya. Pagi menjelang, Arindi berusaha membuka mata dengan susah payah. Matanya sedikit perih karena semalam banyak menangis hingga susah tidur. "Ahh bagaimana caranya ke kantor dengan mata bengkak begini? " Arindi mencoba mengusap-usap mata bengkaknya dan berharap bengkaknya bisa berkurang. "Ini semua gara-gara cowok yang tak berperasaan itu, aakkhh! " Arindi yang kesal memukul cermin di depannya. "Arman ... tega banget sih kamu, kenapa bisa semudah itu kamu putusin aku, hwaa... aaa.. hiks... hiks! " Arindi kembali menangis sesenggukan. Alarm di hpnya berbunyi tanda jam berangkat ke kantor sudah menjelang. Buru-buru Arindi mematikan alarmnya dan segera bersiap-siap ke kantor. Sesampainya di kantor, Arindi terus menunduk dan tak berani menatap temannya. "Hai Rin, kamu kenapa, lesu gitu? " Sapa Putri, teman kerja Arindi. "Ah ga papa kok! " Suara Arindi yang bengek karena banyak menangis, membuat Putri mengerutkan kening. Perlahan Putri melongok wajah Arindi yang ditekuk. Begitu wajah Arindi nampak jelas, Putri langsung terbelalak, "hhaahh, kamu kenapa Rin, wajah kamu kuyu begitu?" Arindi langsung tertawa kecil sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Sstt, jangan berisik, semalam aku baca novel terus kisahnya sedih banget, jadi ikutan nangis, hehehe! " Sontak tawa Putri pun pecah tak tertahankan. "Hahahaha, kirain kenapa ternyata cuma baca novel, ya ampuuun, hahaha! " Sesilia yang baru datang jadi penasaran apa yang terjadi, "hai ada apa sih, heboh amat pagi-pagi? " Tapi belum sempat terjawab pertanyaannya, Menejernya sudah memberikan arahan untuk segera Apel pagi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LARA CINTAKU

read
1.5M
bc

Noda Masa Lalu

read
184.2K
bc

Pengganti

read
301.8K
bc

The Ensnared by Love

read
104.0K
bc

Marriage Not Dating

read
550.2K
bc

Rujuk

read
912.2K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook