Bertemu Rey

1879 Words
Pagi harinya, Alana sibuk di dapur memasak sarapan untuk Alex, semenjak tinggal apartement Alana selalu memasak sarapan untuk Alex.   "Pagi Alana." Alex memeluk Alana dari belakang.   Alana kaget Alex memeluknya dari belakang dan hendak kabur.   "Kamu tak boleh kabur Lana," ujar Alex sambil menarik Alana dan menatap wajah Alana, ingin rasanya Alex mencium bibir mungil itu. "Aleeex lepas kamu kok jadi genit." Alana yang masih berusaha melepaskan pelukan Alex. "Aleeeex jangan m***m ingat perjanjian kita," kata Alana memperingati Alex. "Perjanjian yang mana ya sudah lupa tuh." Alex berpura-pura lupa sambil tertawa.     Alex melepaskan pelukannya pada Alana dan sarapan sambil berbincang bincang.   "Lan, nanti siang ke kantor yaa, aku ingin mengajakmu makan siang," kata Alex lalu mengecup kening Alana. Alana mendapatkan kecupan dari Alex menjadi merah pipinya. "Cie... cie... yang merona." Alex tertawa lalu berangkat kerja melambaikan tangannya pada Alana.   "Ada apa dengan jantungku kok deg deg kan gini," ujar Alana sambil memegang d**a nya. "Aah sudahlah paling Alex lagi kumat ganjennya besok juga kumat lagi cueknya."     Jam sudah menunjukan jam 12 siang, Alana bersiap siap berangkat ke kantor Alex tadi Alex mengirim pesan padanya agar naik taksi supaya mereka bisa pulang bersama.   Alana bingung dia harus memakai baju apa ke kantor Alex, tidak mungkin dia memakai kaos dan jeans. Alana memilih dress selutut yang sopan dan memakai make up tipis.   Sesampainya dikantor Alex, Alana lupa bertanya pada Alex dilantai berapa ruang kerjanya. Alana memutuskan bertanya pada resepsionis di lobby perusahaan Alex.   "Selamat siang," kata Alana. "Selamat siang miss bisa saya bantu," kata resepsionis dengan sopan. "Maaf saya ingin bertemu dengan mr. William," kata Alana. "Maaf miss sudah ada janji dengan mr. William," jawab resepsionis. "Hmm..." Belum sempat alana menjawab dia melihat seorang wanita yang berpenampilan sexy di seret keluar oleh 2 orang security dari dalam lift sambil marah marah diikuti seorang wanita yang memakai baju kantoran. "lepaskan aku, aku ini pacar Alex," kata wanita itu. "Dengar nona anda ini entah wanita yang keberapa yang mengaku ngaku pacar mr William dan mr William sudah punya istri," ujar Nina sekretaris Alex dengan kesal.   Nina dengan lelah mendekati meja resepsionis dan berbicara pada temannya Tari.   "Hah, capek gue tar harus menghadapi para perempuan ga jelas. Selalu mengaku jadi pacar bos kita, loe bayangin aja tar masa baru gue kerja 2 bulan tiap minggunya 3-4 perempuan yang berbeda beda datang silih berganti ngaku jadi pacar si bos, memang sih mr William tak pernah mau menemui tuh para perempuan ga jelas tapi jadi gue yang kena omelan, dimarahin sama tuh perempuan gila." Nina curhat pada Tari yang resepsionis. "Lo kan tau sendiri bos kita itu casanova udah cakep,kaya raya lagi. Perempuan mana yang ga tergila gila," ujar Tari. "Tapi, Nin emang lo ga bilang kalo bos kita dah punya istri," kata Tari lagi. "Yaaelah Tar, udah berbusa kali mulut gue bilang kalo si bos dah punya istri tapi tuh perempuan perempuan kegatelan tak percaya, yang lebih parah tuh yang tadi masa nerobos masuk dalam kantor si bos, gue kena omelan lagi dah." Nina menepuk keningnya sendiri. "Gue jadi penasaran istri bos kita kayak apa yak secara banyak perempuan yang datang berpenampilan sexy, cantik dan menggoda gitu?" tanya Tari pada Nina. "Gue juga ga tau tar belum pernah bertemu sama istri si bos." Alana tak percaya mendengar betapa banyaknya perempuan selalu menemui Alex, memang sih Alex mempesona.   "Eeh, maaf miss saya jadi melupakan anda, bagaimana tadi miss tadi mencari siapa?" tanya Tari. "Eeh iya saya ingin bertemu dengan mr William," kata Alana.   Nina disitu melihat Alana dari bawah sampai atas, gadis muda yang berpenampilan sopan. Cantik tapi kayaknya masih berumur di bawah 20 tahun.   "Miss saya sekretarisnya mr William, ada perlu apa bertemu dengan mr William. Apa sudah membuat janji?" tanya Nina. "Saya sudah membuat janji," jawab Alana. "Maaf miss yang saya tau mr William hari ini tidak ada janji dengan orang lain." "Coba tanyakan saja pada mr William kalau Alana Amanda ingin bertemu dengannya," ujar Alana. "Umurmu berapa?" Tanya Nina. "Saya berumur 18 tahun miss," ujar Alana dengan sopan. "Dengarnya anak kecil, umurmu masih 18 tahun jangan seperti perempuan yang tadi kegatelan, aku sudah capek kalo dalam sehari ini harus menangani perempuan tidak tau malu lagi!! Kau masih kecil masa depanmu masih panjang, janganlah kau ganggu bos ku, bos ku sudah beristri udah sana pergi," bentak Nina dengan kesal. "Coba tanyakan dulu ke Alex." "Aduuh berani beraninya kau anak kecil memanggil bosku dengan sebutan nama." "Saya hanya ingin bertemu...." perkataan Alana terhenti saat nina mendorongnya dengan keras sehingga dia terjatuh di lantai. "Lanaaa," teriak Siska saat melihat Alana didorong Nina sekretaris Alex.   Siska segera berlari dan membantu alana berdiri, Alana meringis merasakan pantanya sakit   "Kamu ga apa lan, apa ada yang sakit, "tanya Siska khawatir melihat Alana jatuh kelantai di dorong Nina. Alana hanya menggelengkan kepalanya memberi tau dia tak apa apa.   "Nina kau sudah gila yak" bentak Siska marah "Bu siska maafkan saya, saya hanya mengusir anak remaja ini yang ingin bertemu mr William, saya juga sudah mengatakan kalo mr William sudah menikah jangan mengganggu suami orang lain tapi dia masih nekat mau bertemu mr William," ujar Nina berusaha membela dirinya. "Kau tau tidak anak remaja ini siapa," bentak Siska marah. "Anak remaja yang kau marahin dan kau dorong ini istri bosmu!! istri dari pemilik William group. Istri dari alexander william. Kau ini sangat keterlaluan Nina dan kau Tari sebagai resepsionis harusnya bisa menyambut tamu dengan sopan bukannya malah melihat saja." Siska yang melihat tajam pada nina dan tari.   Nina dan Tari kaget dan mulut mereka menganga tak percaya dengan apa yang dia dengar. Wajah mereka menjadi pucat, badan pun menjadi lemas.   "Maafkan saya maafkan saya maafkan saya mrs William saya mohon tolong jangan pecat saya, saya mohon mrs William," ujar Nina dengan ketakutan dan berlutut menangis dihadapan Alana. "Iya mrs William maaf kan saya, saya mohon jangan pecat saya juga," Tari ikutan berlutut di depan Alana.   Hampir semua karyawan diperusahaan Alex melihat kejadian itu dengan cemas. Alana tersenyum dan mengangkat tubuh Nina dan Tari yang tadi berlutut.   "Berdirilah tak seharusnya kalian berlutut seperti itu, saya tau kok kalian hanya menjalankan tugasmu sebagai sekretaris dan sebagai resepsionis," ujar Alana tersenyum, Nina, Tari dan Siska melihat tak percaya pada Alana yang tidak memarahi mereka. "Terima kasih atas bantuanmu mengusir para perempuan perempuan itu," ujar Alana. Nina, Tari dan Siska melihat betapa baiknya hati Alana. "Terima kasih sekali Mrs William, terima kasih," ucap Nina dan Tari dengan menangis dan sangat berterima kasih pada Alana.   **********   Alana masuk ke dalam ruangan Alex.   "Kamu sudah datang Lan." Alex melihat Alana agak dewasa sedikit dengan make up dibandingkan Alana dirumah no make up. “Toriq mana Lex?" tanya Alana. “Lagi ku suruh ngurus kerjaan lain, memang kamu ga ketemu Nina di depan?" Ujar Alex. "Nina sekretarismu Lex?" tanya Alana lagi. "Iya. Nina sekretarisku yang baru, yang lama si Sinta tapi yaa begitu lah." "Kamu terlihat beda deh... Aku lebih suka kalo kamu dengan make up minimalis saja lebih imut." Alex berjalan mendekati Alana dan memegang pipinya, dengan perlahan Alex mendekatkan wajahnya ke wajah Alana. Alex mencium bibir Alana dengan pelan. Alana terdiam tak membalas ciuman Alex, merasa tak ada penolakan dari Alana, Alex makin memperdalam ciumannya, memainkan lidahnya dengan lihai. Alana mengikuti cara Alex mencium dirinya dengan kaku. Alex tersenyum dan melepaskan ciumannya. “Apa ini ciuman pertamamu?” tanya Alex. “iya," ujar Alana tertunduk malu. “kau sangat menggemaskan jika malu begini." Alex mencubit pipi Alana. "Aleeeex," teriak Alana kesal. "Ayo kita makan siang," ajak Alex lalu menggenggam tangan Alana, Alana tak mempermasalahkan genggaman tangan Alex. "Nin aku mau pulang dulu sama istriku, kalau ada hal penting hubungin Siska," ujar Alex. "Iiyaa sir," jawab Nina dengan wajah menunduk, tak berani melihat Alex dan Alana. Nina sangat malu dengan kelakuannya dia tadi.   Semua karyawan dikantor mengintip melihat Alex berjalan bergandengan tangan dengan Alana dan sekarang semua orang dikantor mendadak tau tentang kejadian di lobby. Di sepanjang perjalanan keluar gedung William company Alex selalu tersenyum membalas sapaan setiap karyawannya padahal Alex dulu begitu angkuh, arogan tak pernah melihat pemilik perusahaan mereka tersenyum seperti itu. Apa lagi sekarang berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang gadis remaja. Gosip cepat sekali menyebar diperusahaan Alex.   Alana dan Alex pergi kesalah satu mall di daerah bundaran HI. Alana bingung kenapa Alex membawanya ke mall.   "Lan kamu ingin beli apa?" Tanya Alex. "Hmm apa yaa, aku juga bingung," kata Alana. "Aku ingin kamu beli baju dan segala keperluanmu untuk besok kuliah." "Semuanya sudah ada kok, Lex." "Tak ada bantahan ayo belanja."   Alex sibuk memilihkan baju, celana, rok dan segala keperluan alana disalah satu brand ternama di mall tersebut. Alana hanya melihat saja, dia hanya sekali ke mall waktu berbelanja dengan mommy Alex dan Sely.   Setelah puas berbelanja, Alex mengajak Alana makan masakan jepang. Dasar Alana tak pernah makanan jepang hanya mengikutin semua apa yang Alex pesan.   "Apa kamu tak pernah makan masakan jepang?" Tanya Alex penasaran "Aku tak pernah Lex, aku ke mall jarang banget ke mall, makanan jepang hmmm.. tak pernah." Alana lalu menunduk malu. "Jangan menunduk seperti Lana,aku akan sering mengajakmu makan diluar yaa. Kamu kan jadi istriku selama 1 tahun. Aku ingin kamu bahagia dan melupakan masa lalu." "Terima kasih alex atas segala kebaikanmu padaku." Alana tanpa terasa air mata jatuh di pipinya. "Jangan ada air mata lagi Lana." Alex melihat Alana.   Alex dan Alana makan sambil mengobrol dan tertawa. Alana bersyukur bisa bersama Alex, walau mereka tak saling mencintai. Walau hanya menikah kontrak, dia akan mengingat kenangan indahnya bersama Alex.   "My Lana," sapa seorang pria pada Alana. "Rey," ujar Alana kaget ada Rey disana. "Lo cantik banget, gue sampe pangling ngeliat lo," ujar Rey. "Terima kasih Rey." Alana tersipu malu Rey memujinya. "kemana aja sih my Lana, tau ga lo pas gue balik dari australia gue nyari loe. Gue tanya mama katanya lo udah resign dari toko trus gue kerumah lo katanya lo udah married? Padahal yang gue tau kalo yang married itu kan si siluman ular Sabrina," ujar Rey lalu duduk disamping Alana tanpa memperdulikan Alex yang berada tepat di depan Alana. "Eeh, gue emang udah married Rey." "Serius lo udah married! emang ada yang mau sama orang cupu kayak lo. Pasti yang mau married sama loe tuh om om tua jelek yak. Akh gue tau pasti lo ngprank gue kan. Cowok yang dekat sama lo kan cuman gue, kalo pun ada yang deketin lo pasti dah gue hajar duluan," ujar Rey kesal. "Rey jaga bicara lo! Itu suami gue didepan lo." Alana melihat Alex yang sudah merah padam wajahnya menahan amarah. "Hah itu suami lo, gue pikir om lo." "Hei bocah, lo ini masih bocah tapi mulut lo pedes banget yak. Enak aja loe bilang gue om om tua jelek,."Alex dengan suara meninggi dan sudah menarik baju Rey. "Eeh slow om... perkenalkan gue cowoknya Alana... Alana cuma milik gue om." Rey dengan percaya diri. "Rey apa apaan sih lo, seenak aja ngaku jadi cowok gue. Lo kesambet apa sih rey!!" Kata Alana marah. "Hahaha sorry my lana, gue cuma becanda.. maaf yaa om.. gue cuman becanda om, ngerjain my Lana." "Siapa dia istriku sayang?" tanya Alex. "Ini rey bastian Lex yang pernah aku ceritain. Teman sepermainanku dari kecil dan selalu saja iseng ngerjain aku. Aku dan Rey tidak ada hubungan apapun Lex," ujar Alana takut Alex marah. "Ooh jadi bocah tengil ini yang kamu ceritain ke aku." "Maaf om aku memang suka ngerjain my Lana, sekali lagi maaf om." "Bocah sekali lagi lo panggil gue om, gue hajar lo." "Iya dech om eeh bang Alex, aku bener bener minta maaf," ujar Rey dengan senyum tengilnya. "Saya tau kamu memang dekat dengan alana tapi kamu harus bisa membedakan sekarang sudah punya suami. Dan jangan panggil istriku dengan sebutan my Lana," ujar Alex dengan tegas dan memanggil waiter. Alex membayar bill makanan mereka dan langsung mengajak Alana untuk segera pergi ke parkiran. Alex sangat kesal sekarang.   Sepanjang perjalanan pulang Alex hanya diam seribu bahasa. Diapartment pun Alex tak berbicara dengan Alana. Alana hanya menatap Alex dalam diam, entah kenapa hati Alana terasa sakit.              
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD