Dominic mengendarai mobilnya seorang diri. Melewati hutan kota yang sepi dan minim pencahayaan. Tiba-tiba Dominic menginjak rem ketika menemukan seseorang tergeletak di tengah jalan. Heran. Akhirnya dia turun untuk memastikan orang itu baik-baik saja atau tidak. Mungkin jika orang mabuk akan Dominic pindahkan di pinggir jalan agar mobilnya bisa lewat.
Tetapi, setelah dilihat dengan lebih dekat. Orang yang tertidur di aspal itu adalah seorang gadis dengan pakaian lusuh. Sesaat membuat Dominic bimbang antara meninggalkannya sendirian di tempat sepi seperti ini atau membawanya ke mobil. Naluri Dominic masih ada ketika memutuskan untuk memindahkan gadis itu ke mobilnya. Lalu dia tancap gas lagi.
Esok paginya, kesadaran Serene terbangun. Dia membuka matanya dan tidak merasakan sakit di tubuh akibat terjatuh dari lubang jebakan tadi. Itu membuat Serene terheran saat merasakan permukaan yang nyaman. Lalu segera menyadari wajah seorang wanita baya menatapnya dengan sumringah. Serene beringsut bangun untuk duduk.
"Kau cantik sekali. Tidak kusangka puteraku membawa seorang gadis secantik dirimu. Aku benar-benar bangga," kata wanita baya itu memuji.
Serene tidak mengerti mengapa dirinya dipuji demikian, tidak hanya itu, sebenarnya di mana ini? Yang dia ketahui bahwa ruangan ini adalah ruang kamar tetapi perkakas dan interior di sekitarnya belum pernah Serene lihat. Apakah dirinya diselamatkan seseorang?
"Anu, apakah anda yang menyelamatkanku?" tanya Serene penuh harap.
"Tidak. Bukan aku, tetapi puteraku. Untuk pertama kalinya dia membawa seorang gadis ke rumah." Tiba-tiba wanita baya ini menarik tangan Serene dan menggenggamnya. "Tolong jaga puteraku. Meskipun dia tumbuh menjadi lelaki yang dingin dan mengesalkan, tolong mengertilah bahwa dia sebenarnya lelaki dengan hari yang hangat."
Serene semakin tidak mengerti. Tetapi semua pertanyaannya tidak dapat terungkap oleh bibir yang terkunci kelu. Serene berusaha mengenali lingkungan asing ini. Barusan wanita ini mengatakan bahwa puteranya membawanya ke rumah, itu artinya sekarang dia berada di rumah orang lain. Melihat dari anehnya arsitektur ruangan, membuat Serene berpikir di rumah bangsawan negara mana dirinya berada?
Setelah wanita baya itu meninggalkannya sendirian di kamar karena pamit untuk pergi, Serene yang penasaran pun berjalan ke luar kamar. Asing adalah perasaan pertama kali ketika melihat seluruh ruangan rumah. Tampak minimalis namun terkesan elegan dan nyaman. Serena merasa berada di jaman lain, pikirnya sambil melihat-lihat dengan terpengarah.
Serene menemukan makanan mewah di meja panjang. Sesaat membuatnya tergoda untuk memakan semua itu. Tetapi tertahan karena teringat ajaran tata krama keluarga bangsawan bahwa dia tidak boleh asal makan di rumah orang lain sebelum dipersilahkan. Jadi Serene menjauhkan diri dari makanan itu, setidaknya buah-buahan yang hampir dia ambil karena lapar. Makanan lainnya terlihat mencurigakan. Dia belum pernah melihat hidangan itu selama hidup sebagai bangsawan sejak lahir.
Langkah Serene tiba di luar ketika membuka pintu. Dunia lain seakan menyambutnya. Serene terpesona dengan dunia yang baru dia lihat. Sehingga tidak sadar langkahnya sudah membawa dirinya jauh dari rumah tadi. Suara bising dapat dia dengar di sekeliling. Benda roda empat yang berlalu lalang cepat. Bangunan menjulang tinggi. Tulisan beragam font dengan wajah orang di papan besar (baca: billboard). Dan semua orang yang berlalu lewat dengan pakaian aneh.
Dalam sekejap Serene menyadari dirinya terlempar ke dunia lain yang sangat asing. Benar, tahun berapa sekarang? Serene spontan bertanya pada pejalan kaki dan mereka mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun 2021 kalender Masehi. Sontaknya Serene terdiam membeku. Dunia ini benar-benar sangat asing. Sebanyak apapun buku yang pernah dia baca di perpustakaan ayahnya, dia tidak pernah menemukan adanya negara dengan kalender tersebut. Tahun 2021? Bahkan tempatnya hidup di kerajaan belum mencapai tahun ribuan!
Serena sedang syok. Dia beristirahat bersandar bahu di tembok. Pandangannya mulai berkunang-kunang. Efek lapar menyerangnya. Dia memegang perut. Berusaha untuk tidak pingsan di jalan. Dia mencari makanan yang setidaknya tampak normal baginya. Lalu menemukan makanan yang mirip seperti di dunianya. Sosis goreng! Serene dengan polosnya memberi satu keping uang kerajaan kepada penjual. Dia meringis melihat ekspresi penjual. Paham bahwa mata uangnya jelas berbeda.
"Dik, jangan bercanda, bukankah ini koin kuno?" Perkataan penjual itu mengejutkan Serena. Apakah itu artinya penjual itu tahu ada kerajaan lain?
"Maaf, aku tak memiliki uang." Serene melirih. Tapi penjual itu bersemringah senang.
"Tidak masalah, dik! Terima kasih sudah memberikan koin kuno ini padaku!"
Serene tidak mengerti, tapi dia berlalu dari lapak itu untuk duduk di tempat nyaman sambil memakan sosis berukuran besar di tangannya.
Pandangan Dominic tidak sengaja menangkap siluet tak asing di taman kota. Dominic menepikan mobilnya hanya untuk memastikan penglihatannya benar. Ternyata tidak salah bahwa dia melihat seorang gadis yang pernah dia tolong semalam.
Gadis itu tampak baik-baik saja. Bahkan tidak menyadari atau mungkin mengabaikan tatapan aneh dari orang-orang yang melewatinya. Karena penampilan bergaya kuno itu terlihat tidak cocok di jaman sekarang. Mungkinkah gadis itu seorang cosplayer?
Setelah melihatnya telah pergi dari rumah, Dominic tidak memedulikan gadis itu lagi. Lalu dia menginjak pedal gas dan menganggap gadis itu sebagai orang asing yang kebetulan dia tolong.
Tepat ketika itu sekelompok pemuda mengelilingi Serene. Serene yang sedang asik mengunyah makanan merasakan suatu bahaya dari mereka. Ditatapnya mereka satu persatu dengan pipi menggembung.
"Tidak baik bagi seorang gadis duduk sendirian. Di mana pacarmu?" tanya salah satunya.
Serene menelan makanannya dulu sebelum bicara. "Mau apa kalian?" balasnya dengan pertanyaan. Serene tidak menunjukan sikap takut pada mereka. Justru memicingkan mata dengan angkuh. Dia tahu arti tatapan mereka, arti seringai di wajah mereka. Dia bukan seorang gadis bangsawan yang baik dan polos. Ayahnya selalu dibuat sakit kepala mendapat laporan dari asisten mengenai tingkah Serene.
Alih-alih meladeni mereka, Serene memilih tetap duduk dengan santai untuk menikmati sosisnya. "Pergilah jika kalian ingin melakukan sesuatu yang buruk padaku," kata Serene mengabaikan. Di dalam hatinya sedang memuji rasa sosis besar yang begitu nikmat di lidah. "Aku belum pernah memakan daging dengan rasa seenak ini. Kepala koki sepertinya harus belajar lagi," gumamnya asik sendiri.
Di saat yang sama, Dominic baru tiba di basement kantor ketika ponselnya bergetar. Dominic melihat ada panggilan masuk dari seseorang yang dikenal. Lantas dia menjawabnya.
Suara wanita terdengar khawatir di seberang telepon. "Dominic! Gadis manis itu hilang! Dia pergi kemana?" paniknya.
Sesaat Dominic terheran, tapi kemudian langsung paham maksud wanita baya di rumahnya sekarang. "Aku tidak tahu, mungkin dia pulang ke rumahnya. Kenapa ibu menanyakan gadis itu?" Dominic tidak peduli dan itu bukan urusannya.
"Kau harus membawa gadis itu kembali ke rumah sekarang!" Lalu telepon diputus sepihak. Perintah ibunya mutlak. Membuat Dominic tidak jadi membuka sabuk pengaman kemudinya. Dengan setengah hati dia pergi menuju taman kota, tempat terakhir dia melihat gadis aneh itu di sana.
***