9. Kesepakatan

1362 Words
Sejak membuka mata dini hari akibat mimpi buruk, Argus tidak bisa lagi terpejam hingga matahari mulai menampakkan sinarnya. Pagi sudah tiba, sepanjang malam Argus mempertimbangkan jalan keluar terbaik yang dapat ia ambil dalam situasinya. Yang pasti ia harus bisa mencegah mantan istrinya berbuat hal ekstrim agar tidak terjadi tragedi lain. Untuk itu Argus harus kembali bertemu dengan Minerva, tidak perlu membuat janji. Argus cukup datang ke rumah lamanya tempat di mana ia tinggal bersama Minerva sepanjang pernikahan mereka. Entah alasan apa yang membuat Minerva tetap bertahan tinggal di rumah lama mereka selama ini seorang diri. Bila yang Minerva harapkan dengan tetap bertahan di rumah itu adalah untuk bersama kembali dengan Argus, mungkinkah harapannya itu telah berhasil separuh jalan. Karena Argus tidak menyangka akan menginjakkan kaki lagi di rumah itu setelah sekian lama. “Argus! OHH.. Kenapa kamu tidak memberiku kabar lebih dulu bila akan datang sayang...” Minerva menyambut Argus dengan pelukan begitu membuka pintu rumah. Tampak bahagia mendapati orang yang telah mengusik waktu paginya adalah pria yang ia impikan akan kembali padanya. “Bagaimana ini aku tidak menyiapkan apa pun! Aku belum sempat membuat makanan pagi ini, ohh...” Minerva sangat yakin Argus datang bertemu dengannya karena telah memutuskan untuk mereka kembali bersama. “Tidak perlu persiapkan apa pun untukku Minerva, aku datang untuk bicara.” Ucap Argus dengan nada dan raut wajah serius. Mendengar kata bicara wajah ceria-bahagia Minerva seketika sirna, ekspresi antusias yang ditunjukkannya sesaat lalu berganti jadi ekspresi dingin. “Bicara? Masih dengan keras kepalamu itu, demi kebaikan July?” Argus tidak membalas ucapan Minerva tapi tanpa mendengar jawaban sekali pun Minerva tahu bahwa pertanyannya tepat dan pria di hadapannya datang bertemu untuk membuat kesepakatan. “Masuklah Argus, biar kupertimbangkan setelah mendengar alasanmu.” Argus sedikit terkejut ketika masuk ke dalam rumah, karena dekorasi, tata letak benda atau pun suasana rumah tidak banyak berubah dengan saat terakhir ia keluar dari rumah itu. Bahkan benda-benda peninggalan Argus yang dulu digunakannya masih tersimpan baik di sana seolah Minerva merawat dan menjaga benda-benda itu sebagai harta pusaka. Semakin Argus amati semakin bergidik ngeri dirinya bila melihat kegilaan atau obsesi Minerva pada dirinya. Selama ini wanita gila itu hidup di rumah lama mereka seolah Argus masih tetap tinggal di sana bersamanya. Di mana pun penjuru rumah Argus dapat melihat sisa-sisa jejak keberadaan dirinya dari masa lalu, bahkan Argus dapat menemukan benda pribadi yang ia cari dan dianggapnya hilang selama ini ternyata ada di rumah itu. Firasat Argus semakin tidak enak tentang hal ini, berurusan lagi dengan Minerva hanya membawa petaka dan mengulangi roda rantai setan itu kembali berputar. “Aku tidak akan menikahi July.” Ucap Argus tanpa membuang waktu menyampaikan maksud dari kedatangannya, tidak tahan berlama-lama di tempat mengerikan itu. Semakin lama berada di sana hanya membangkitkan kenangan buruk. “Bagaimana aku bisa percaya dan memegang ucapanmu? Kau tidak akan menikahinya juga akan mengakhiri hubungan kalian bukan?” Tuntut Minerva masih merasa tidak puas. “Ya, bila itu yang kau harapkan.” Jawab Argus tanpa ekspresi. “Sungguh?” “Tapi aku sendiri yang akan mengatakannya pada July. Kau tetap tidak boleh datang bertemu July atau sedikit pun mendekatinya. Beri aku waktu untuk menyelesaikan secara baik-baik dengannya.” “Tidak!” “Minerva!” Argus membentak geram. “Setidaknya kali ini biarkan aku melakukannya dengan benar! Berpisah dengan July secara baik-baik bukan tanpa penjelasan!” Sia-sia Argus membuat Minerva mengerti perasaannya karena Minerva tidak ada keinginan untuk memahami. “Bagaimana aku bisa percaya semua ucapanmu bahwa kau akan mengakhiri hubungan kalian?” “Kau mungkin tidak bisa mempercayaiku tapi kau percaya pada dirimu sendiri bukan! Bahwa kau sangat mampu menghancurkan hubungan kami meski harus menggunakan segala cara.” Argus sangat tahu itu. Minerva tidak akan pernah berhenti mengganggu hubungannya dengan July hingga mereka benar-benar berpisah, hingga Argus kembali padanya atau hingga July bersama pria lain. Minerva tersenyum puas mendengar Argus sangat memahaminya. “Apa yang akan kamu lakukan? Berapa lama waktu yang kau perlukan untuk mengakhiri hubungan kalian?” “Waktu?” “Ya, tentu saja waktu Argus! Anakmu ini tidak mungkin selamanya berada di dalam perutku, dia butuh ayahnya.” “Secepatnya―” “Dua minggu. Kau harus bilang padanya sebelum hari pernikahan kalian.” Minerva membaca wajah Argus yang kaget dengan tenggat waktu  diberikannya. “Apa yang kau harapkan dari pernikahaan kalian dengan kesepakatan kita ini Argus?” Pada akhirnya hubungan itu harus diakhiri dan pernikahan secara otomatis akan batal pikir Minerva. “Ingat Argus! Jangan coba mainkan tipu muslihat denganku. Atau July-mu akan mengetahui semuanya dari mulutku sendiri.” “Pegang janjimu Minerva!” Lalu tanpa berlama-lama Argus pergi dari rumah megah nan mewah milik keluarga mantan istriya itu. Mungkin dulu Argus pernah dibutakan gemerlap harta kekayaan keluarga Minerva dengan segala macam aset berupa properti mewah, lahan perkebunan, saham perusahaan, atau pun jabatan tinggi pemberian dari keluarga Minerva. Tapi kini Argus menyadari, semua itu tidak pernah menjadi miliknya. Setelah berpisah dengan Minerva Argus mengembalikan semua yang bukan menjadi harta dari jerih payahnya sendiri. Kesepakatan itu telah dibuat. Meski Argus telah membuat rencana, peringatan dari Minerva tidak bisa lepas membayanginya. Resiko apa pun yang akan dihadapinya nanti, Argus tetap akan mencoba menjalankan rencana yang telah dipikirkannya sepanjang malam itu. Demi jalan terbaik untuk hubungannya bersama July di masa depan. Argus tidak sengan menjadi orang tua jahat bagi calon anaknya sendiri. *** Rencana yang telah Argus pikirkan dengan menghabiskan waktu sepanjang malam itu adalah berawal dari ingatannya tentang kasus hukum yang pernah ia tangani dahulu silam. Seorang dari kliennya memperkenalkan Argus pada perusahaan jasa yang menyewakan agentt pengganti. Jasa ini memberikan pelayanan apa saja yang klien butuhkan, melakukan apa saja yang klien minta dan menjadi siapa saja yang klien inginkan. Jelas bukan perusahaan baik-baik, karena itu izin perusahaan hanya menyebutkan menyewakan jasa atau spesifikasi lebih umumnya orang mengenal dengan jasa biro jodoh. Dari sana ide untuk menyewa seorang agentt pengganti tercetus. Seorang agentt yang dapat menggantikan Argus di hari pernihakan bersama July. Argus tidak kuasa melakukannya kedua kali, membatalkan rencana pernikahannya bersama July seperti dulu kemudian mencampakannya tanpa penjelasan. Kali ini Argus sama sekali tidak berencana meninggalkan July atau pun menyerah pada hubungan mereka. Semua yang perkataan, peran yang Argus mainkan di depan Minerva hanya triknya untuk membuat jalan keluar dalam kesulitan. Argus tidak perduli bila akhirnya akan menyakiti wanita yang tengah mengandung calon bayinya itu. Karena semua yang Minerva lakukan dengan menghalalkan segala cara jauh lebih menyakitinya. Minerva yang tidak bisa merelakan Argus pergi telah menyakiti dan membelenggunya dari dalam. Hanya saja tidak ada seorang pun yang mengetahui, tidak juga July. “Aku inginkan seorang agentt terbaik yang kalian punya.” Waktu dini hari itu juga Argus langung menghubungi nomer kontak perusahaan yang pernah diperolehnya. Pemilik perusahaan itu sendiri yang menerima permintaan Argus. Pemilik perusahaan juga sempat tersangkut masalah hukun dan Argus yang menangani kasusnya. Jadi secara garis besar mereka saling mengenal dan terhubung sebelum ini. “Tentu saja Tuan, kami siap melayani anda dengan agentt terbaik kami. Namun pasti akan ada extra harga―” “Bukan masalah buatku.” “Tentu Tuan.” Siapa yang tidak senang mendengar kliennya bersedia membayar mahal. “Kalau begitu anda mencari atau menginginkan kriteria khusus?” Tanyanya lebih spesifik. “Seseorang yang tidak tertarik dengan hubungan dan profesional.” Argus inginkan orang yang bisa dengan jelas membedakan pekerjaan, bersikap profesional juga tahu batasan. Ia inginkan orang yang berkerja seusai dengan porsinya tanpa melebihkan atau pun kekurangan. Ia hanya membutuhkan orang yang tepat menggantikan dirinya, bukan untuk menyelesaikan masalah. “Agentt ace kami selalu menyelesaikan pekerjaan dengan kepuasan pelanggan 100%. Saat pelanggan yang sama ingin menggunakan jasanya kembali, ia selalu menolak tawaran karena tidak tertarik dan tidak ingin terikat. Apakah ini menjawab kriteria yang anda cari?” Terang pemilik perusahaan itu, menawarkan agentt terbaik perusahaannya. “Oke, aku akan bertemu dengannya dulu sebelum memutuskan.” “Tentu saja Tuan, biar saya buatkan janji.” Panggilan telepon berakhir. Kini Argus tidak bisa mundur dengan rencananya. Mungkin akan membutuhkan waktu lama menyakinkan July untuk bisa menerima alasan pembenaran keputusannya ini. Namun Argus sama sekali tidak akan membiarkan July pergi lagi meski harus mengejarnya sampai di kehidupan selanjutnya sekali pun. Meski harus mengejar July pada kehidupan setelah mati sekali pun, July adalah takdirnya. ***upcoming
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD