"Tidak …!" jerit Zaya ketika bangun. Sekujur tubuhnya dibasahi keringat, wajahnya juga pucat. Juna yang sedang berada di dapur, begitu mendengar suara teriakan Zaya, dia buru-buru ke kamar. Dengan celemek yang masih menempel di badannya. "Zaya, ada apa?" tanyanya cemas dan duduk di sisi Zaya. Melihat wajah Juna, Zaya segera bangun dan memeluk pria itu. Rasa takutnya seketika hilang setelah beberapa saat lamanya mereka berpelukan. "Zaya, apa kau baik-baik saja?" tanya Juna khawatir. Punggung Zaya basah semua, dia banyak mengeluarkan keringat. Seperti orang yang baru saja selesai dari lomba lari meraton. "Apa kau baik-baik saja, Juna?" Bukannya menjawab, Zaya malah mencemaskan Juna karena mimpi mimpi buruknya tadi. "Iya, aku baik-baik saja, Zaya. Dan kenapa kau berteriak seperti