Penghianat

570 Words
"Bacakan jadwal saya hari ini" "Jam 11 rapat pembangunan Resort di Bali. Jam 2 meeting bersama klien dari Rusia di Caffe Woman Candy . Sepertinya hari ini anda bisa beristirahat, Tuan." "Hanya itu?" Tanya Nathan sambil membereskan berkas berkasnya yang berserakan "Ah, iya Tuan. Anda di undang oleh Pak Bastian, kepala sekolah SMA Sanjaya, untuk mengisi amanat upacara" "Bastian Alano Sanjaya?" Tanya Nathan melirik Rio "Iya, Tuan" "Bukankah dia teman dekat saya semasa sekolah dulu?" "Saya tidak tau, Tuan" "Saya akan menghadirinya. Kapan?" Nathan beranjak dari duduknya "Lusa, Tuan." *** Saat ini Diana, Anna, dan Bella sedang ngobrol bersama di kantin sekolah. Kantin sepi karena sekarang masih jam pelajaran. Beberapa laki laki yang terkenal 'nakal' di sekolah itu terlihat berjalan menghammpiri mereka. "Hi girl" Sapa salah satu dari mereka "Boleh kita duduk di sini?" "Silahkan-" "Gak" Ucap Diana memotong ucapan Bella "Why?" "Masih ada meja yang lain." Dengan nada dingin Diana mengucapkannya "Um tapi aku ingin duduk di sini" Lelaki itu langsung duduk tak menanggapi ucapan Diana "Baiklah. Aku yang akan pergi" Diana beranjak dari tempat duduknya. Namun laki laki itu menarik tangan Diana dan mendudukkannya di pangkuannya. Memeluk pinggang ramping Diana sehingga Diana tak bisa melepaskan diri. "Lepas" Perintah dengan penuh penekanan di setiap hurufnya pun keluar dari mulut Diana "Tidurlah bersamaku malam ini" Bisiknya tepat di telinga Diana "Aku akan memuaskanmu" Lanjutnya "Aku bilang lepas!" "Hm?" Lelaki itu mengusap lembut rambut Diana "Lepaskan!" "Kalo aku tidak mau?" "Hey kalian! Kenapa malah diam saja!! Cepat bantu aku!" Bentak Diana pada Anna dan Bella "Mereka tak kan peduli kepadamu, sayang. Mereka bilang. Mereka membencimu" Ucap si Bangs*t Leo sambil mengecup kecil leher Diana "Apa? Apa yang di katakan lelaki gila ini benar?" Tanya Diana, Anna hanya mengangguk sambil tersenyum sinis. Sedangkan Bella hanya diam. "Tapi kenapa?" Diana menatap teman temannya sendu "Karena kau merebut semua yang seharusnya menjadi milikku! Semua lelaki yang aku sukai selalu menyukaimu! Prestasi ku di sekolah selalu kalah darimu. Seharusnya aku yang menjadi primadona di sekolah!. Tapi kau, kau malah mengambilnya dariku! Kau selalu saja berada di atasku! Kau merebut semua impianku! Kau mendapatkan kasih sayang keluarga yang lengkap. Kau mendapatkan kekayaan yang melimpah! Kau memiliki semua yang tidak aku miliki. Aku iri padamu!!! Dasar b***h! " Ucap Anna menggebu nggebu dengan mata memerah Diana menatap remeh Anna dan Bella kemudian tertawa singkat. Menginjak kuat kaki Leo. Melepaskan diri dari pelukan Leo. "Kalian memang bodoh!" "Awas saja kalian berdua! Kalian akan tau akibatnya!" Brak Diana menggebrak kuat meja kantin kemudian berlari meninggalkan kawasan sekolah. *** Hari minggu, hari bahagianya para siswa pemalas. Diana bertujuan untuk berlari pagi di taman pagi ini. Dan sekarang Diana tengah bersiap diri untuk aktifitas paginya. "Kemana perginya Naomi?" Gumam Diana saat tak mendapati anak pembantunya di depan pintu seperti biasanya Diana celingak celinguk ke kanan kiri tapi tetap saja tak melihat keberadaan Naomi, "Ahh padahal aku akan mengajaknya berbelanja selesai lari pagi." "Hey, apa kalian melihat Naomi?" Tanya Diana pada dua orang pelayan laki laki yang tengah berdiri tegak di atas tangga "Tidak, Nona" "Cepat cari Naomi. Suruh ke sini kalau sudah ketemu" "Baik, Nona" Para pelayan laki laki itu pun langsung berpencan mencari keberadaan Naomi. Diana menyenderkan badannya di tembok "Kenapa para pelayan bodoh itu belum juga kembali?" "Hosh.. hosh.." "Kau kemana saja? Aku mencarimu dari tadi." Omel Diana "Maaf, Nona. Naomi tadi memberi makan Catty sebentar" NOTE : Catty adalah kucing peliharaan Naomi "Cepat siap siap. Kita akan lari pagi" . . . Semoga suka❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD