Bab 2 || Perundungan

1235 Words
"Mama, aku berangkat dulu ya!" teriak Dhira dari luar teras. "Iya, hati-hati di jalan!" balas mamanya sambil berjalan menuju anak gadis kesayangannya. Saat sang mama yang bernama Rinda itu mendekat pada Dhira, ia menyadari sesuatu yang aneh. "Ra. Kok, mata kamu berkantung gitu? Kamu nggak tidur, ya, semalam?" tanya Rinda. "Oh … eng—nggak tau, Ma," lirih Dhira. "Kok nggak tau?" tanya Rinda lagi dengan heran. "Apa gara-gara semalam kamu mimpi buruk sampai berteriak itu? Kamu jadi kepikiran dan tidak bisa tidur nyenyak?" Dhira pun mengangguk mengiyakan ucapan mamanya. Walaupun kalimat yang pertama tidak benar, namun kalimat yang kedua itu tepat sekali. Akan tetapi, Dhira berusaha untuk melupakan hal yang terjadi semalam. "Sudah, nggak perlu dipikirkan lagi, ya? Itu cuma mimpi. Kamu langsung berangkat aja, gih. Papa sudah nunggu kamu dari tadi." Setelah berpamitan dengan mamanya, Dhira langsung masuk ke mobil papanya. Tas ransel di pundaknya dan tas kecil yang ia jinjing tak lupa untuk dibawa. Saat di dalam mobil mulutnya terlihat komat-kamit tanpa henti. Rupanya ia mencoba menghafal teks pidato yang akan ia bacakan di depan kelas nanti. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Dhira merasakan bulu kuduknya menegang tanpa alasan. Entah mengapa ia merasa seperti ada sepasang mata yang memantaunya entah dari sisi mana. Bahkan gadis itu sampai mengusap lehernya yang agak dingin. Sudah Dhira, jangan berpikir yang aneh-aneh. Jangan berpikir yang negatif. Positif, positif, positif, batin gadis itu sembari menyugesti dirinya sendiri Ah, ya, Dhira adalah salah satu gadis yang berkacamata. Dia menggunakannya saat jam sekolah atau saat membaca novel. Walaupun gadis ini terlihat culun dan kutu buku, tapi banyak lelaki yang tertarik dengannya karena kecantikannya yang alami. Sayangnya, karena dia selalu dibully saat di sekolah, banyak lelaki yang gengsi dekat dengannya walaupun mereka sebenarnya ingin berkenalan atau berbincang-bincang dengan Dhira. Di tengah perjalanan ke kelasnya, tiba-tiba bahu Dhira ditabrak oleh seseorang yang membuat tas jinjing berisi buku pelajarannya jatuh. "Hei, jangan halangin jalan, dong. Menutupi pemandangan saja," teriak seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang tanpa poni yang terurai tanpa diikat. Gadis itu bernama Rishka. Sebenarnya, sudah berkali-kali gadis itu mendapatkan teguran dari BK karena tidak mau mengikat rambutnya yang panjang itu. Ditambah lagi, rambut gadis itu berwarna kecokelatan. "Iya, nih. Si cupu di mana-mana selalu merusak pemandangan." Kali ini, Ariana yang berceletuk. "Nggak sadar diri emang, ya, kalau dia termasuk kasta rendah di SMA J ini." Ini adalah ucapan dingin dari Tya. Baik Ariana dan Tya, mereka merupakan sahabat setia Rishka. Nyaris setiap hari, mereka tidak kekurangan kalimat untuk merendahkan Dhira, walaupun sebenarnya sayang juga, karena Dhira berusaha cuek dengan kalimat-kalimat menyakitkan itu. "Sudah, deh, teman-teman. Kita tinggalin aja Si Cupu ini. Bye!" Langsung saja, tangan Rishka melambai tepat di depan wajah Dhira dengan nada mengejek. Dhira pun hanya diam melihat tingkah Rishka dan gengnya. Sebenarnya, dia tidak setuju dengan kasta-kasta yang dibuat oleh geng Rishka, sebab mereka tinggal di negara demokrasi, bukan negara yang menganut kasta sehingga semua manusia derajatnya sama. Aku memang tidak bisa membalas sekarang, tapi suatu hari nanti, kamu akan tahu luar biasanya amarahku denganmu selama satu setengah tahun ini kamu membullyku, batin Dhira sambil berjalan menuju ke kelasnya. ✨✨✨ Di perjalanan menuju kelasnya, tiba-tiba hembusan nafas Dhira jadi tak beraturan. Ini pertanda ada pujaan hatinya datang. Dan benar saja, tepat di depannya kini ada pujaan hatinya yang sedang berjalan menuju arah yang berlawanan dengan Dhira. Oh ralat, tidak hanya Dhira, tapi dia adalah pujaan hati seluruh siswi di SMA J. Lelaki itu bernama David. Tak salah bila ia menjadi daya tarik gadis di SMA ini. Ia terkenal sebagai anak basket dengan tubuhnya yang atletis. Ditambah lagi dengan tampangnya yang cukup menarik walaupun kini warna wajahnya cukup kecokelatan karena seringnya ia berlatih basket, tapi para siswi di SMA ini tak pernah berhenti meliriknya. Apalagi, David adalah anak dari Kepala Yayasan SMA J, yakni Pak Ronal. Tentu saja kepopuleran David tak akan terelakkan. Untuk seketika Dhira langsung merasa pesimis. Rishka yang kastanya tinggi—menurut pandangan Rishka—saja ditolak menjadi kekasih David, apalagi dirinya yang dikatakan nerdy dan wormbook akibat ulah kacamatanya yang terpampang di matanya sejak kelas IX SMP. Ah, ya. Selain itu, Dhira memiliki hobi membaca buku, lengkaplah sudah kriteria kutu buku yang julukannya sudah melekat pada Dhira. Saat Dhira dan David berpapasan, gadis itu hanya menundukkan kepalanya karena dia malu untuk melihat David. Namun, sebuah keanehan terjadi lagi. Dia dapat dengan jelas melihat David tengah meliriknya saat most wanted boy itu tepat di sampingnya, padahal kepala Dhira dalam keadaan menunduk. Kalau orang-orang bermata minus biasanya jika melirik apa yang ada di sampingnya dengan kepala menghadap ke depan maka apa yang dilihat di sampingnya itu terlihat buram. Akan tetapi, lain halnya dengan Dhira. Bahkan mata Dhira sendiri juga minus, tapi ia bisa melihat wajah David di sampingnya dengan jelas, padahal kepalanya dalam posisi menunduk. Memang aneh, tapi Dhira tidak sempat memikirkan hal itu. Dia melihat David meliriknya itu cukup membuat jantung Dhira berdegup kencang. Dhira langsung berjalan cepat menuju kelasnya karena sebentar lagi pelajaran kesukaannya menanti. Tapi bukannya senang, justru rasa takut yang menghampiri karena sebentar lagi nilai ulangan matematika yang telah ia laksanakan minggu lalu akan diumumkan. Dia cukup takut dengan hasilnya walaupun dia sendiri tahu bahwa dirinya selalu meraih nilai tertinggi di kelas. Dia dapat disebut sebagai siswa cerdas sebab dia selalu meraih nilai tertinggi dikelas. Bahkan saat menjelang kenaikan kelas 11, Dhira meraih rangking pertama paralel di angkatannya. Tapi sayang, murid yang mau berteman dengan Dhira nihil alias tidak ada. Alasannya karena banyak yang gengsi berteman dengan Dhira, walaupun dia kini menjadi pengurus OSIS. Teman-temannya saja mau mengobrol dengan Dhira jika ada butuhnya saja, setelah urusan mereka selesai, mereka gengsi untuk mengobrol dengan Dhira. ✨✨✨ "Eh, ada Si Cupu, nih. Kita ke sana lagi yuk, girls!" Lagi-lagi suara itu, batin Dhira. "Hei Cupu membuat, jangan harap, ya, kalau kamu akan jadi pujaan hati David!" DEG! Ucapan tegas dan spontan dari Rishka seketika detak jantung Dhira menjadi tidak teratur. Bagaimana bisa Rishka mengetahui bahwa dirinya menyukai David? "Kenapa? Kaget? Kaget bagaimana caranya aku tahu semua ini, hah? Aku tahu semuanya Cupu, SEMUA!" teriak Rishka sambil menggebrak meja Dhira dan diikuti anggukan Ariana dan Tya. Gawat! Bagaimana kalau dia memberitahu hal ini ke David? Bagaimana kalau David gengsi denganku? batin Dhira dengan perasaan yang berkecamuk. "Sekali lagi, ya, aku tahu semua tentang kamu, Cupu. Dan kamu tidak perlu susah payah menyimpan rahasiamu karena aku tahu semuanya!" “Dan kamu, jangan harap bisa dekat dengan David, karena kamu nggak pantas sama dia.” “Yap, kalau kamu dekat-dekat dengan David, kamu akan tanggung akibatnya.” “Kamu itu culun. Nggak ada bagus-bagusnya kalau disandingkan dengan David. Yang ada malah merusak pemandangan.” “Pokoknya jangan coba-coba untuk dekat dengan David, kubur aja perasaanmu yang nggak akan mungkin terbalas.” Dhira sudah tidak tahan lagi mendengar ejekan Rishka dan kawan-kawannya, hingga dia tidak tahu kata-kata itu keluar dari mulut siapa saja. Pertahanannya pun goyah. Perlahan bulir air mata mulai membasahi pipinya. Dadanya sesak menahan segala gejolak amarah pada ejekan Rishka dan kawan-kawan. Dhira tak tahu lagi harus berbuat apa. "Wah, lihat tuh, Si Cupu nangis. Dasar cengeng! Kita pergi aja ya, girls. Nggak penting juga lihat cewek cengeng nangis." Saat Rishka dan kawan-kawannya ingin kembali ke bangku mereka .… "AAAA!" Secara tiba-tiba, Rishka berteriak ketakutan. Tubuhnya mendadak lemas, keringat dingin mulai membasahi dahinya. Bulu kuduknya pun meremang. Ia sempat membeku selama beberapa detik sampai akhirnya terjatuh ke lantai. "Rish, kamu kenapa, Rish? Bangun!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD