BAB 19. Rasa Yang Aneh Pov Aditya Hermawan ( flashback) Aku menatap ponsel yang terus berdering itu dengan putus asa. Mama memang tak pernah berubah. Ini jam kantor, tetapi mama bersikap seolah olah akulah ownernya. Padahal sudah kujelaskan, aku tidak mungkin keluar di jam sebelum makan siang. Beberapa pesan yang kukirim dengan memberitahu bahwa aku akan bersama Sabina dalam mengantar Adelia periksa kandungan, justru berbuah panggilan beruntun dari rumah. "Kenapa, Pak? Bu Sabina, ya?" tanya Desi--- asisten ruanganku dengan wajah mengulum senyum. "Umm ... bukan Sabina, tetapi mamaku udah gak sabaran, Des." Aku yang biasanya tidak menanggapi, kini benar-benar mengeluh pada orang lain. " Emang mau kemana, Pak?" tanya Desi spontan sambil melirik jam. "Pukul setengah dua siang, Pak.

