Chapter 2

3036 Words
Keesokan paginya Alya tengah sarapan pagi bersama adik kesayangannya itu disela sarapan pagi mereka ponsel Alya berdering yang tak lain maminya yang menelfonnya "iya mi?" jawab Alya menempelkan ponselnya tepat dikuping kanannya sedang ia melanjutkan makannya "apa kabar kamu nak?" tanya mami Niken berada dibandung bersama sang suami yang tengah menerima perusahaan mereka. "baik mi .. mami gimana?" tanya Alya balik "Alhamdulillah mami sama papi baik-baik di sini adik kamu gimana?" tanya mami Niken dengan cepat Alya memberikan ponselnya ke Aliya "mami Aliya kangen banget sama mami papi" ucap Aliya dengan suara centilnya "mami juga sayang .. kamu baik-baik ya sama saja kamu bisa kirim dulu mami sama papi pulang" "iya mami .. oh iya mii .. kemarin aku tu ..." belum selesai Aliya bicara Alya langsung tutup mulut Aliya, karna ia tau kalau Aliya akan mengganti kejadian yang menimpah sang adik "kamu pernah melihat dong buka lagi mami papi coba" desis Alya pelan sebari tutup pengeras suara ponsel Alya "tapi kan kak ..." ucap Aliya "nanti kakak jelasin, sekarang kamu lanjutin nelfonnya sama mami tapi jangan dilihat sebelumnya" printahnya dan Aliya pun langsung menurutinya "halo sayang?" panggil mami Niken lagi "iya mi .. maaf mi tadi hp kak Tiyara jatuh..yaudah deh mi kita berangkat dulu ya mi dah mami muuaahh" ucapnya yang bisa dihubungi mereka "kenapa sih kak" tanya Aliya "Kamu mau buat mami papi kamu khawatir ada terus kepikiran sama kamu? Secara keseluruhan kamu tu khawatiran banget sama kamu kalo udah terjadi sesuatu." Ucap Alya memberikan penjelasan dan pengertian kepada adiknya yang masih menghadiri 14 tahun itu. Aliya kemudian meresapi semua perkataan sang kakak kalau ada benarnya juga dan ia pun hanya bisa murung menundukkan kemenangan. "Yaudah kamu yang lain kali hati-hati ya .. mulai sekarang kamu kakak tunggu pulang kamu kamu dulu Pesan Alya memeluk sang adik kemudian ia pun menciumi rambut Aliya begitu lembutnya "iya kak .." "yaudah sekarang kita berangkat ya .. ntar kamu telat" ajaknya kemudian mereka berangkat berangkat ke kampus dan sekolah Aliya Setibanya mereka disekolahkan Aliya, tak lupa Aliya pamit dan dicintai tangan sang pahlawan sebelum Aliya pergi dari mobil seusai dari sekolah Aliya, Alya langsung melanjutkan mobilnya ke kampusnya yang memang tidak jauh dari sekolah Aliya setibanya ada Alya melihat sosok pria dengan pakaian yang sederhana namun rapi sedang memarkirkan motornya tepat disamping mobil para dosen lainnya, Alya sangat populer pria itu apa lagi yang bukan dosen bahasa perancisnya, Elang. "dia keren juga kalo pake kacamata hitamnya, badannya tegap, tinggi, putih pula" pujinya melamunkan gambar Elang yang sepertinya adalah pria idamannya "astagaa ngomong apa gue barusan diihh jantan banget muji-muji dia" gerutunya melepas sitbelt yang ia pakai. Rara kemudian turun dari mobilnya dan langsung berjalan melewati kampus menuju kelasnya di sana sudah ada Amel dan Tasya kedua sahabatnya selalu setia bersamanya Alya langsung duduk sambil Amel dan Tasya masih sibuk dengan ponsel masing-masing "Mel pinjem powerbank loe dong" pinta Alya tampak melihat batre hp nya yang rendah "punya loe mana?" tanya Amel yang tidak biasanya Alya beli barang miliknya "tinggal Mel .. udah buruan siniin udah banget ni rendah" serunya. Amel merogoh tasnya kemudian mengambil powerbank dan memberikannya ke Alya selang beberapa menit akhirnya dosen pertama mereka masuk dan mereka semua berbicara tentang biasa dengan santai sekarang sudah menunjukkan jam 12 siang waktu sekarang mereka mengembalikan untuk makan siang. "kantin yuk guys" ajak Alya. Mereka bertiga langsung ke kantin kampus tepat dibelakang kelas mereka kompilasi mereka berjalan Alya tak sengaja melihat Elang yang sedang berbicara dengan seorang wanita muda yang juga cantik seperti dosen kampus mereka seperti mahasiswa kampus tersebut. Alya langsung mengalihkan pandangannya. Kompilasi Elang melihat kearahnya, Elang hanya tersenyum namun tidak dengan Alya setibanya mereka di kantin Amel dan Tasya memesan makanan belum dengan Amel yang sibuk dengan ponselnya "eh loe gak makan Al? tanya Tasya dari tadi memperhatikan sahabatnya itu asik dengan ponselnya "enggak" jawabnya gitu aja tanpa melihat kearah Tasya "loe lagi ada masalah? Gak biasanya loe gini biasa loe yang paling doyan kalo makan" sambung Amel. Namun Alya hanya diam seusai makan mereka bertiga langsung pulang karna jam kuliah mereka sudah selesai tidak dengan Alya karna ia harus menunggu sang adik sampai pulang sekolah, Alya memilih menunggu Aliya di dalam mobil karna ia tidak mau tinggal di dalam kelas yang diinginkan. "iya saya segera kesana" langsung terdengar pria yang sedang menelfon disamping mobil dosen lainnya Alya langsung menoleh kearah spion yang terbalik Elanglah yang ada Alya terus memperhatikan perempuan meningkat sampai selesai menelfon dengan dikejauhan ada tak disangka sangka wanita yang ditonton itu dilihat sudah dibelakang Elang "kamu cewek siapa sih? Dosen bukan, kampus kampus" gerutu Alya masih terus memperhatikan mereka tanpa sepengetahuan Elang wanita itu kemudian naik ke motor Elang dan mereka langsung pergi membuka halaman kampus. Tiba-tiba ponsel Alya berdering yang ternyata Aliyalah yang menelfon "iya dek?" jawab Alya "aku udah pulang kak aku tunggu didepan ya" ucap Aliya "iya, kakak kesana sekarang" jawabnya menutup telfon dari Aliya, Alya menghidupkan mesin mobilnya kemudian langsung melanjutkan Ternyata Elang dan wanita tengah makan siang disebuah restoran takigawa kemang yang memang banyak dikunjungi orang dan sangat terkenal. "dua steak ayam, dua jus jeruk" pesan Elang dengan segera pelayan yang dikirim pesanan Elang kemudian kembali ke dapur. "gimana kabar orang tua kamu?" tanya wanita itu dengan lembutnya "Alhamdulillah mereka baik-baik aja kok, senang kamu gimana?" tanya Elang balik "baik juga, oh ya jadi kamu kenapa melamar kerjaan di kampus itu? Kenapa gak dikampus yang begitu bagus?" tanya wanita itu lagi "Aku mau mencoba dulu dan aku hanya tahu kampus itu enak, ramah, ramah, ramah, baik, dan baik saja," jawab Elang memberikan senyuman manisnya kepada wanita cantik itu wanita yang sedang bekerja sama Elang suka penasaran dengan Elang barusan . "beda? Maksudmu?" tanya wanita ini lagi sebelum dijawab Elang pesanan mereka pun tiba "terima kasih mba" jawab Elang "tadi nanya apa kamu?" tanya Elang "kenapa kamu bisa beda dia dengan mahasiswa yang lain?" tanya wanita itu lagi "aku juga gak tau kenapa .." jawabnya asal. Wanita cantik ini tak mau ambil pusing dan tak mau terlalu mencampuri urusan Elang dan langsung saja mereka menyantap makanan mereka tadi. Singkat cerita Elang tengah santai dirumahnya sebari memainkan ponselnya dibelakang dekat kolam renang terdengar suara hentakan kaki berasal dari yang menghampirinya "mas Elang ini ada telfon dari tuan" ucap bi imah menyediakan telefon rumah di Elang "terima kasih ya bi" Elang langsung cari telfon itu kemudian ia menempelkan ke telinganya "iya pa?" jawab Elang begitu sopan dan lembutnya dengan orangtuanya "halo boy .. apa yang kamu lakukan?" tanya Papa Niko yang menunggu diinggris bersama sang istri. Sejak Elang sekolah ia berpisah dengan pembelanjaan selama 3 tahun lebih hanya karna Elang ingin menimba ilmu di kota Eiffel. "tidak ada, mama sama papa sehat kan?" "Sehat, gimana dengan kamu? Enakkah mengajar di Indonesia?" tanya Papa Niko "enak .. jadi..kapan kalian pulang?" tanya Elang lagi karna sudah lama memang orangtuanya tidak bertemu "Aku tidak tahu anak laki-laki .. kita berusahaakan meminta mungkin ya anak laki-laki soalnya papa sama mama kamu masih ngurusin perusahaan oma kamu papa pengen juga pulang ketemu sama kamu tapi kalau papa mau pulang oma kamu selalu meminjam "cerita papa niko yang memang pada pangkuan oma elang selalu ingin menang sendiri namun mereka memaklumi itu karna oma elang tinggal sendiri semenjak ditinggal oleh " yasudah ditangguhkan, aku mau ngerjakan tugas-tugas salam buat salam buat keluarga ya pa "pesan elang " okey, selamat tinggal putra "ucap Papa Niko menerima telfon mereka Elang langsung beranjak dari duduknya dan masuk ke kamarnya kompilasi ia berjalan mau naik tiba tiba rumah ada yang mengetuk dengan cepat Elang menghampiri pintu itu dan ia langsung membukakan pintunya. "oh kamu ..." **** "gak nyasar tadi kan nyari rumah saya?" tanya Elang pada seorang wanita yang cantik ini yang tak ada lagi para pegawaiwanya sendiri "enggak .. tapi ragu juga mau masuk karna sepi" jawab wanita itu yang tak lain Alya "iya, aku sengaja gak pake satpam gak ada gunanya" jawab Elang asal "tanya gitu ? " tanya Alya lagi yang aneh dengan dosen yang satu ini karna ia berfikir di mana orang yang punya rumah besar pasti punya satpam lebih banyak dari satu "ya gak tau kenapa .." jawabnya. "ini bukan diminum" ucap bi imah menyuguhkan dua gelas jus jeruk di atas meja tamu itu. "terima kasih bi" ucap Alya " kesini naik apa dan sama siapa?" tanya Elang lagi "mobil dan sendiri" jawab Alya lagi yang benar-benar tidak boleh terlalu kaku dengan Elang karna ia tidak mau kalau Elang adalah teman sejawatnya. "kesini mau ngapain?" tanya Elang. Sampai Alya langsung memandang Elang sedikit tajam karna ia ingin aneh kalau Elang lah yang menyuruhnya untuk datang meminta Alya belajar menggunakan lantas Elang pura-pura tidak menganggap itu. "huft..saya kesini mau belajar bahasa perancis sama bapak." Jawab Alya dengan sabarnya menentang Elang karna yang ia tau Elang sedang menerima kesabarannya "Jangan panggil aku bapak, panggil Elang aja kalau di luar kampus." Pinta Elang dan Alya menuruti kemauan Elang "yaudah sekarang kita keruangan saya atas" ajak Elang langsung tidak dipasang dengan Alya, ia langsung berfikir negatif karna ia akan berfikir negatif pada Elang yang akan mau melakukan apa saja yang diinginkan. "gak usah takut aku gak akan mau macam-macam." Ucapnya lagi memberikan senyuman manisnya. Lalu Alya langsung berdiri dan mengikuti langkah sang dosen walau ia hanya setengah percaya pada Elang, setibanya diruangan Elang mereka masuk dan dilihatnya di kerja lebih luas dari kamar Alya "yaampun ini di luar ruangan udah ada di kolam renang gue" milik Elang itu "Hei..kenapa bengong? Ayo sini duduk" suruhnya. Alya berjalan sambil berjalan Elang kemudian ia duduk di bangku tepat didepan Elang duduk. "sekarang kamu keluarin buku bahasa kamu kamu, pulpen dan buku" printah Elang dengan cepat Alya menurutinya "kamu tulis apa yang kmu ingat selama belajar dengan aku" ucapnya lagi. Alya harus membaca kemauan Elang dan ia menulis langsung apa yang ia ingat membuka lembar putih miliknya, selama Alya menulis tak disangka-sangka Elang memperhatikannya ingin menerkam mangsa didepannya sampai Elang tak mau memilihnya saat ini, Aly langsung menoleh kearah Elang dengan pandangan yang sedikit sinis. "Kenapa liatin aku gitu banget?" tanya Alya membuyarkan pandangan Elang "kamu mahasiswa saya yang sangat berbeda dengan mahasiswa saya yang lain" jawab Elang asal "kok gitu?" tanya Alya mengkerutkan dahinya berhenti dengan kegiatan menulisnya "gak tau kenapa beda aja gitu" jawab Elang lagi "gue curiga sama dosen yang satu ini, Ah udahlah terserah mau ngomong apa" batin Alya. Alya kembali membahas sesuatu yang harus ia tulis dilembaran kertas putihnya tadi, Elang sekarang memutuskan untuk mengerjakan dokumen yang disetujui tiba-tiba ponselnya bergetar ia langsung memperoleh ponsel itu yang disediakan diatas mejanya tadi. "bentar ya" pamitnya keluar sambil mengangkat telfon itu. Kemudian Elang keluar dari ruangan tersebut, tiba-tiba Alya berhenti menulis karna ia sangat penasaran dengan bingkai foto kecil yang terpajang di atas meja Elang membelakangi karena penuh dengan itu ia terangkat kemudian dibuka dengan dibuka naik ke bawah, itu mengarah ke Arah Alya terlihat gambar dengan tiga orang dua cewek dan satu cowok yang tak lain Elang sendiri, Alya dengan cepat melihat foto wanita yang ada disebelah Elang yang sepertinya sangat ia kenal. "Ini kan cewek yang dikampus ada hubungan apa ya dia sama si Elang" batin Alya bertanya-tanya soal wanita misterius itu yang selalu ada bersama Elang. Tiba-tiba pintu kembali terbuka dengan cepat Alya membalikkan foto tadi ke semula dan Alya kembali menulis "duuh untung aja" gumam Alya menjadi panik "udah selesai?" tanya Elang kembali duduk dibangku kebesarannya. Namun Alya hanya menggelengkan saja saja Elang kini memperhatikan bingkai foto itu yang berbeda bingkai foto itu tampak tidak sempurna seperti sebelumnya Elang kemudian meraihnya dan ia pun kembali melihat foto itu "wanita itu susah ditebak ya" ucap Elang tiba tiba tiba sampai Alya pun menunggu dengan menulisnya "Bahkan tidak tau apa kemauannya udah sekian saat saya disakiti, dikhianati dia pergi gitu aja demi pria lain dan dia meninggalkan pria yang sangat mencintainya, tahun demi tahun tiba tiba-tiba dia muncul dihadapan pria ini kemudian datang membawa kesedihan Berbicara segalanya tentang wanita yang diharapkan ingin dikembalikan dengan pria yang telah dikembalikan, pria dengan tegar menolak karna juga untuk pria yang juga punya PERASAAN dan butuh kebahagiaan. " Cerita Elang ntah apa yang dikatakannya Namun Alya masih mendengarnya dan sepertinya cukup paham maksud dari cerita dosennya yang satu ini "Saya berharap kamu tidak suka wanita itu dan kamu harus bisa mencari dan menilai pria itu bukan dari kasat mata." Pesan Elang menatap Alya kemudian meletakkan bingkai foto itu lagi, ingin rasanya ia meminta siapa dua wanita itu lagi Alya sama sekali lagi menerima tak ada urusan dengan kehidupan Elang "udah siap?" tanya Elang, namun Alya masih bengong hingga Elang nekat mengelus rambut Alya sampai ia tersadar dari lamunannya "eh-emm ma..aff .. iya ini udah siap kok" jawab Alya terbata-bata. Elang menerima kertas itu kemudian ia membaca apa yang rara tuliskan tadi. "yaampun apa dia barusan nyentuh rambut gue" batin Alya tak mengerti maksud dan tujuan Elang barusan. " "macet pak .." jawabnya dengan cepat Elang memandangnya meminta diminta ia tidak boleh diminta dengan sebutan bapak lantaran dia masih terlalu muda "emm..maksud aku, Elang Itu macet banget waktu itu" ucap Alya lagi "kamu naik apa kalau ke kampus ? " tanya Elang lagi "mobil" jawabnya singkat. Elang mengambil kertas kecil dan pena kemudian ia memberikannya ke Alya. "yaudah mulai kamu kamu antar jemput." Ucap Elang "hah? Udah deh gak aku bisa pergi sendiri kok" tolaknya karna bagaimana pun juga ia tidak ingin ada yang datang kerumah yang belum ia kenal. "besok kita ada ujian lagi" ucap Elang. Bicara dengan Elang sampai Alya sampai-sampai ia sangat geram dengan Elang, lebih Elang sangat sering mengambil keputusan itu sendiri tanpa melibatkan Keanggotaanwanya yang lain termasuk Alya. "apa?" ucap Alya kaget "jangan kaget gitu udah malam kamu udah makan?" tanya Elang melihat jam dinding yang menunjukkan angka 7 "ya belumlah dari tadi aku ngerjain tugas kamu" jawab Alya benar-benar kesal dengan Elang. Elang hanya tersenyum mendengar jawaban dari Alya. "bi tolong bawakan makanan ke kamar saya ya, jangan lupa minumnya" pinta Elang melalui telfon yang lewat di atas meja menjalankan. Tak butuh waktu lama bi imah pun datang membawa makanan yang dibawanya menggunakan troli kecil. Troli yang senang dengan makanan yang sangat lengkap dan mewah akan dihidangkan di meja kecil khusus untuk Elang makan di dalam ruangannya. "kita makan dulu ya." Ajaknya. Mereka duduk sambil menghadiri Elang langsung makan yang sudah disediakan oleh bi Imah, sementara Alya hanya mempertimbangkan makanan itu dan ia mengambil berfikir apa yang dimaksudkan dari semua ini karna baru pertama kali memilih Alya bertemu dengan asisten yang sesuai dengannya sangat ramahabat. "Kenapa gak dimakan? Gak enak ya? Atau kurang enak mungkin makanannya menurut kamu?" tanya Elang namun Alya hanya diam "kamu kurang suka? Yaudah bentar biar diganti sama yang lain" kata Elang. Ketika ingin berdiri Mengambil telfon tadi ingin menelfon bi imah, Alya langsung menghalanginya dengan memegang tangan Elang, sekarang mereka hanya menonton tangan itu dan ntah apa yang ada dipikiran Alya bisa memegang tangan Elang tiba-tiba tiba. "eh sory sory .. gak usahlah ini udah terlalu mewah dan enak" ucap Alya langsung lepaskan dari Elang sekarang ia akan menjadi salah tingkah sedang Elang hanya bisa memilih wajah Alya yang kelihatannya mulai memerah "yaudah pakai gitu kamu makan keburu dingin" suruh Elang. Alya mengiyakan kemauan bernyanyi dosen ini selama mereka makan malam tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka hingga mereka selesai pun masih saling diam. Akhirnya Elang mengalah dan menyajikan yang baru dibuka. "Aliya apa kabarnya?" tanya Elang luar basi karna ia tidak ada topik yang ingin dibicarakannya. "baik .." jawab Alya sesingkat mungkin. Alya begitu sibuk dengan ponselnya Sedang Elang hanya bisa memperhatikan mahasiswinya yang sibuk menunggu tombol-tombol pada ponselnya itu. "sibuk banget dari tadi, pacarnya ya?" tuding Elang "bukan..ini Tasya sama Amel." Jawab Alya lagi. Tiba-tiba ponsel Alya berdering yang ternyata dinyanyikan adiklah yang menelfon. "iya liya?" jawab Alya "kakak mana sih? Aku dirumah pulang, kenapa kakak gak pulang-pulang? Udah malam lagi" omel Aliya di rumah singgah sementara Alya sama sekali tidak mengerti itu yang memang jarum jam tangan mengubah angka 9 malam. "astagaaa .. iyaudah kakak pulang sekarang .. kakak ada tugas tadi harus dikerjain" ucap Alya lagi "yaudah deh buruan ya kak, aku puas dirumah" kata Aliya "iyaa sayang .." jawabnya silakan obrolan mereka. "El aku pulang ya, Aliya dirumah sendiri" ucap Alya "menerima ada pembantu kamu?" tanya Elang "iya maksudku dia paling gak suka kalo ditinggal tinggal bi atun dirumah" ucap Alya lagi "kamu pulang sendiri gitu?" tanya Elang yang melirik jam dinding diruang tengah itu "ya gimana lagi aku kesini sendiri otomatis aku pulang sendiri dong" kata Alya "yaudah aku anter" ajak Elang sudah buka dari tempat duduknya " Namun Elang sangat tidak memungkinkan wanita yang mau pulang dulu jika sudah malam, Elang langsung menarik tangan Alya dengan lembut dan lembut dan kini mereka berjalan keluar menuju halaman depan. "pak, anterkan kita ya" pinta Elang meminta supir dulu yqng berjuang masih ada "baik mas" jawabnya patuh " mengeluarkan kamu apa sih sih bisa naik mobil sendiri" gerutu Alya terus kesal dengan keputusan Elang yang terlihataknya "kamu cewek gak baik "Selamat malam ini, sekarang kamu bisa pergi." Sementara Alya berfikir apa yang diucapkan Elang barusan ada benarnya sekarang mereka sudah ada di dalam mobil Elang dan selama diperjalanan tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka sampai tiba di kediaman Ramadhan "makasih .." ucapnya begitu ketus karna Alya Elang. Ketika ia ingin keluar dari mobil yang dilepaskan langsung Elang, Alya begitu kaget namun Elang tak memperdulikannya ntah apa yang ada dipikiran Elang saat ini dengan dilipat Elang mendekatkan ke wajah Alya, lama menunggu sampai alya sedikit mengelak sampai akhirnya bibir Elang tiba di kening lembut Alya, cukup lama ia mencium kening indah itu beruntung pak anton supir ia tidak percaya bagaimana bisa seorang dosen mencium mahasiswa sendiri. "setelah nanti kamu udah dikamar, jangan lupa ganti baju, nanti tidur tapi sebelum kamu harus baca doa" pesan Elang yang hanya bisa dibalas dengan anggukan oleh Alya karna ia tak akan bisa lagi mengeluarkan kata-kata apa saja dari mulutnya. Alya langsung keluar dari mobil Elang dan kini mobilnya langsung melaju ke rumah Elang. "Astagaaaa gue seperti di hipnotis sama tu dosen" batin Alya yang sekarang jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Alya angsung naik kelantai dua dan sebelumnya ia mengecek kamar Aliya dan ternyata sang kakak sudah di alam bawah sadarnya, kemudian ia pun memasuki kekamarnya dan mengambil apa yang sudah diselesaikan Elang tadi ke tadi ditindaklanjuti selesai Alya langsung naik ke kasur empuknya dan makin lama makin sulit dibawa sampai akhirnya ia pun tertidur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD