Zeva Cemburu

1131 Words

Malam sudah larut, dan basement apartemen mewah itu terasa sunyi dan terlalu bersih untuk disebut ruang bawah tanah. Lantai marmer berkilau memantulkan bayangan mereka, sementara dinding-dinding beton yang dilapisi panel kayu gelap menebarkan aroma mahal dari pernis dan pendingin udara kelas atas. Zeva dan Selina berdiri di sana, di antara mobil-mobil mewah yang berjajar rapi. Hanya mereka berdua. Tak ada suara lain kecuali langkah sepatu mereka yang teredam karpet merah tipis di lorong menuju lift pribadi. Zeva menyelipkan tangan ke dalam saku jasnya, melirik ke arah Selina yang berjalan pelan di sisinya. “Kenapa sepi banget, ya,” gumam Selina akhirnya, suaranya pelan namun jelas, terdengar seperti pertanyaan retoris yang tak menunggu jawaban. Zeva menangguk pelan “Mungkin karena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD