23 - Silang Merah

2145 Words
          Kyle dan teman – temannya yang masih memasang wajah takjub dengan jari telunjuk yang terangkat di udara—sepertinya mereka sedang melihat jendela status untuk melihat rincian karakter mereka masing – masing—ketika Sayuri akhirnya menyarankan untuk melihat hadiah yang mereka dapat dari tim pertama yang berhasil menyelesaikan Collapsed Sewage dengan tingkat kesulitan tertinggi.           Ketika akhirnya mereka berhasil menutup mulut mereka yang telah lama terbuka, Kyle berdeham pelan dan berkata, “Benar, maafkan kami. Kalau begitu, ayo kita lihat?”           Fein menepuk kedua tangannya dengan gemas, seperti anak kecil yang tidak sabar untuk membuka hadiah ulang tahun miliknya. Kyle membuka kotak dengan tingkat terendah, yang berarti kotak  yang terbuat dari kayu.           Kotak pertama yang terbuat dari kayu itu berisi 50 tembaga, sebuah skill pasif yang menambah poin INT sebanyak 5—yang langsung diberikan pada Emil karena hanya dirinya yang membutuhkan status INT untuk membangun karakternya—dan sebuah pedang satu tangan kelas Common. Di antara mereka tidak ada yang menggunakan pedang satu tangan, Sayuri setuju untuk menyerahkannya pada Kyle yang akan memasukkannya ke sistem lelang dan membagi hasil dari penjualannya.            Kotak kedua yang terbuat dari baja berisi 4 perak, skill aktif Shield Bash yang dapat digunakan oleh pemain dengan profesi yang menggunakan perisai—dan yang akan mereka jual juga—dan sebuah equip yang dapat digunakan oleh Kyle dengan kelas Uncommon.           Kotak ketiga masih terbuat dari baja berisi 4 perak, skill pasif yang menambah AGI yang diberikan kepada Sayuri setelah Kai setuju, sebuah light armor yang juga diberikan kepada Sayuri, dan sebuah buku skill aktif untuk seorang Elementalist, yang akan dijual juga.           Light armor yang baru saja ia dapatkan menambahkan poin Def sebanyak 10 dan Dex sebanyak 2 poin. Setidaknya dengan equipnya yang baru, serangan yang ia terima tidak akan terlalu sakit dan peluangnya untuk menghindari serangan bertambah.           Kotak keempat yang terbuat dari baja berisi 5 perak, skill aktif profesi Assassin Backstab yang sebelumnya sudah mereka dapatkan juga—kali ini diberikan pada Kai—sebuah busur silang yang diberikan kepada Sayuri—sebagai gantinya ia memberikan busur silangnya pada Kai—dan sebuah pedang dua tangan yang propertinya lebih bagus untuk Fein.           Kotak kelima terbuat dari perak, yang berisi 10 perak, skill aktif untuk profesi Holy Mage dan untuk Fein, sebuah equip kelas Uncommon untuk Kyle dan sebuah item aksesori kelas Rare.           “Ini. Aku mau item ini. Aku tidak peduli dengan item lain dan item yang ada di kotak perak selanjutnya, asalkan aku mendapatkan item ini dan kalian tidak keberatan dengan pilihanku,” kata Sayuri ketika melihat aksesori yang disebut Gecko Arms. Dari namanya saja, properti dari item tersebut sudah bisa diwakilkan. Aksesori itu dapat membuat tubuh penggunanya menempel di dinding atau struktur lain di dalam Lord’s Regime selama lima belas detik.           “Tentu, Red Lily. Bahkan aku tidak masalah jika kau menginginkan item yang lain,” kata Kyle. “Karena tanpamu, kita tidak akan bisa menyelesaikan dungeon dengan tingkat spesialis seperti ini.”           “Argh, sayang sekali ada beberapa skill dan equip yang tidak bisa kita gunakan,” gerutu Fein.           “Setidaknya kita bisa menjualnya dengan harga yang cukup tinggi, ‘kan?” tanya Emil. “Uang milikku tinggal sedikit karena beli skill sebelumnya …”           Kai  menganggukkan kepalanya, kemudian berkata, “Hm, baik itu di dunia nyata, mau pun Lord’s Regime. Uang memanglah segalanya, ya? Coba saja mata uang di dalam Lord’s Regime bisa digunakan di dunia nyata dan sebaliknya, mungkin kita tidak perlu pusing – pusing memikirkan kedua hal tersebut.”           Sayuri tersenyum miris ketika mendengar perkataan Kai, karena ia tahu kalau hal itu akan terjadi di kemudian hari. “Setidaknya dengan skill yang sudah kita pelajari dan equipment yang kita dapatkan, status karakter kita lebih baik dari pada pemain lain.”           Fein tersenyum dengan bangga, kemudian berkata, “Benar juga. Setidaknya jika aku dikeroyok oleh lima pemain, dengan poin HP dan Defku saat ini aku masih bisa bertahan selama beberapa detik.”           Sayuri melirik jam pada sistem Lord’s Regime. Meski saat ini di dalam dungeon terlihat masih siang hari, namun sebenarnya di luar sana sudah tengah malam. Untungnya waktu di dalam sebuah dungeon tidak terpengaruhi oleh waktu pada sistem, sehingga mau itu siang hari atau pun malam hari, semua monster yang ada di dalam dungeon hanya dapat dipengaruhi oleh tingkat kesulitan yang dipilih oleh pemain sebelum masuk ke dalamnya.           “Karena di luar sana sudah malam hari, sebaiknya kita harus berhati – hati ketika keluar dari dungeon ini,” kata Sayuri mengingatkan.           Kyle yang sepertinya ikut memeriksa jam pada sistem menganggukkan kepalanya setuju. “Itu benar. Meski saat ini level kita lebih tinggi dari pada sebelumnya, kita harus tetap berhati – hati karena di sekitar Collapsed Sewage ada Wild Boar yang biasanya berjalan mengelilingi hutan secara berkelompok.”           Kai tertawa satu kali sambil melipat tangannya di d**a. “Aku yakin setelah kita keluar, kalian tidak akan memikirkan tentang monster lagi. Karena siapa tahu? Mungkin sesuatu yang lebih menyenangkan dari pada monster sudah menunggu kita di luar sana.”           .           .           Perkataan Kai sebelumnya terasa terngiang – ngiang di dalam kepala Sayuri seperti seekor nyamuk yang menyebalkan … pemikiran Kai yang selalu tajam dan tidak pernah salah itu kembali terbukti karena apa yang ia katakan menjadi kenyataan dan terus membuat Sayuri merasa takjub.           Ketika Sayuri dan yang lainnya keluar dari dungeon Collapsed Sewage, sesuatu yang lebih ‘menyenangkan’ dari pada monster benar – benar sudah menunggu mereka di luar.                  Lima belas pemain dengan profesi berbeda – beda dengan indikator silang berwarna merah di atas kepala mereka sudah menunggu tepat di luar dungeon Collapsed Sewage. Indikator tersebut sedikit gelap, menandakan bahwa cukup banyak pemain lain yang menjadi korban dari sekelompok pemain tersebut.           “Haha! Bos, benar ‘kan kataku? Ada pemain yang masuk ke dalamnya sebelum kita!” kata salah satu dari mereka.           Seseorang yang dipanggil ‘bos’ tersenyum meledek sambil melipat tangannya di d**a. Layaknya seorang bos pada umumnya, orang itu memiliki tubuh besar yang berotot dengan wajah yang tidak menarik sama sekali. Sepertinya di dunia nyata ia juga seorang perampok?           “Mendengar omong kosongmu ternyata tidak buruk juga. Aku tidak mengerti, kenapa mereka bisa masuk ke dalam dungeon tapi kita tidak?” tanya bos.           “Karena mereka yang pertama kali menemukan dungeon ini, bos!” jawab seorang pemain lain dengan profesi Hunter. “Karena mereka keluar dari dalam, itu berarti mereka berhasil menyelesaikan dungeonnya. Mereka juga pasti mendapatkan hadiah yang bagus karena mereka tim pertama yang berhasil menyelesaikan dungeon itu!”           Bos itu tersenyum dengan lebar, membuat wajahnya semakin terlihat menyebalkan. “Hooo. Kalian memiliki equipment yang bagus. Serahkan semua equipment dan barang – barang yang ada di dalam tas kalian jika kalian ingin selamat,” katanya menunjuk ke arah Sayuri dan yang lainnya.           Fein mendesah panjang kemudian mendecakkan lidahnya berkali – kali. “Hei, hei … apa ini? Apa saat ini kita sedang dirampok? Tidak hanya di dunia nyata, tetapi di dalam Lord’s Regime penjahat kroco seperti kalian juga ada, ya?”           Emil menahan tawa dengan sebelah tangannya, kemudian membalas, “Bahkan perkataannya itu … sering digunakan oleh penjahat rendahan di dalam sebuah film.”           Kai ikut menahan tawanya, kemudian menambahkan, “Benar juga. Sepertinya orang ini terlalu ketagihan dengan Lord’s Regime sehingga otaknya bekerja seperti seorang karakter dalam sebuah film atau animasi.”           Sayuri merasa kasihan dengan orang – orang yang ingin merampoknya, Kyle dan yang lainnya. Karena informasi seorang pemain dirahasiakan oleh sistem Gaia—kecuali pemainnya sendiri yang ingin membagikan informasinya kepada pemain lain—mereka tidak tahu kalau saat ini level Sayuri dan yang lainnya lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan mereka. Tidak hanya itu, meski mereka kalah jumlah, Sayuri yakin Kyle dan yang lainnya bisa melawan balik dengan baik.           Perampok kroco itu benar – benar salah memilih lawan.           Bos perampok itu sepertinya tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini selama ia bermain Lord’s Regime, karena Sayuri dapat melihat kedua lubang hidungnya menjadi lebih besar dari pada biasanya dan ia menggeram kesal.           “Sepertinya kalian tidak pernah diajari oleh orang tua kalian. Habisi Clericnya terlebih dahulu,” perintah orang itu. “Ah, jangan apa – apakan Assassin perempuan itu, mungkin setelah melihat teman – temannya dihabisi, ia akan berubah pikiran dan memilih untuk ikut bersama kita.”           Sayuri yang awalnya hanya ingin memukul wajah bos perampok itu sebanyak lima kali berubah pikiran dan akan memukulnya sebanyak lima puluh kali. Meski pun orang itu sudah kehabisan poin HPnya dan dikirim ke kuburan, setelah ia kembali hidup dan keluar dari zona aman, Sayuri akan membunuhnya sepuluh kali lagi.           “… Untung saja sistem Gaia membuat pengaturan seberapa intim seorang pemain bisa menyentuh pemain lain, jadi aku tidak perlu khawatir apa yang akan dilakukan oleh manusia yang kurang pendidikan ini,” desis Sayuri.           “Red Lily, akan kuperlihatkan seberapa hebat kemampuan bertarungku setelah diajari olehmu sebelumnya,” kata Fein sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit. “Tunggu dan lihatlah bagaimana aku beraksi!”           Kai menganggukkan kepalanya setuju sambil melipat kedua tangannya. “Itu benar, Red Lily. Kita lihat bagaimana kemampuan Fein setelah latihan keras di dalam dungeon itu.”           “Oi, kau juga ikut denganku!” protes Fein.           “Oh? Kukira kau yang akan membereskan semuanya? Bukankah sebelumnya kau bilang kalau kau bisa bertahan meski pun kau dikeroyok oleh lima puluh pemain?” tanya Kyle yang malah sudah duduk di atas tanah dengan santai.           “… tunggu. Sepertinya aku tidak bilang lima puluh pemain … apakah aku mengatakannya?” tanya Fein bingung.           “Tunggu apa lagi? Jangan biarkan badut ini meledek kita lebih lama lagi! Serang!” sahut bos perampok itu pada pengikut kroconya yang lain.           Dari empat belas pemain lain, lima di antaranya menggunakan senjata jarak jauh seperti Hunter, dua orang Cleric, seorang Magister dan Elementalist. Kelima pemain itu langsung menyerang dari jauh ke arah Emil.           Fein yang dari awal ingin memamerkan ‘kemampuannya’ langsung melesat cepat ke depan Emil dan menahan semua serangan itu. Untung saja level dan poin Def yang dimiliki oleh Fein lebih tinggi dari pada penjahat kroco yang ingin merampok mereka, sehingga serangan yang ia terima serasa menggelitik tubuhnya. Buktinya, nilai -5, -2, miss, -9, -6 melayang dengan menggelikan di atas kepalanya.           [Sistem: Pemain dari tim yang terdiri dari pemain merah menyerang anda. Anda dapat membalas dendam tanpa hukuman selama lima menit ke depan]           Melihat jendela hologram di depan wajahnya Sayuri dan yang lainnya membuatnya jadi tidak perlu khawatir kalau nama mereka akan menjadi merah meski pun mereka menghabisi pemain lain di dalam kerajaan yang sama, asalkan mereka bisa melakukannya dalam waktu lima menit ke depan.           Yang tentu saja dapat mereka lakukan dengan mudah.           “Seranganku … seranganku tidak pernah sekecil itu sebelumnya! Equipment yang digunakan oleh Gladiator itu pasti sangat bagus!” sahut pemain dengan profesi Magister.           Emil mendesah panjang, kemudian menggunakan skill healnya. Karena ia sudah naik level dan poin INTnya meningkat cukup banyak, nilai +40 melayang di atas kepala Fein. “Aku tidak akan berterima kasih.”           “Aiyoo, Emil. Aku tahu kau sangat tersentuh olehku yang menyelamatkanmu. Nanti pagi beri aku potongan daging dari menu sarapanmu!” balas Fein.           “… Kalau begitu aku akan mengganti menu sarapanku menjadi bubur kacang hijau.”           Sayuri yang merasa ada dua orang pemain yang kemungkinan Assassin menggunakan stealth tidak jauh dari tempatnya berdiri langsung menembakkan anak panahnya ke arah mereka.           Busur silang yang ia dapatkan dari dalam dungeon memiliki properti yang lebih bagus dari pada busur silang yang ia beli dari pandai besi sebelumnya, busur silang itu juga menembak secara otomatis sebanyak tiga kali. Sehingga nilai -14 dan -20, -11 masing – masing muncul di atas kepala dua pemain Assassin yang berniat untuk menyerang mereka secara diam – diam. Sayuri sengaja mengarahkan dua anak panah terakhir kepada satu Assassin untuk memaksimalkan serangannya.           “Gah! Demage macam apa ini!?” sahut salah satu Assassin itu.           Belum sempat temannya membalas, nilai -40 dan -32 muncul di atas kepalanya. Kai langsung menggunakan stealth dan melesat dengan cepat mendekati kedua Assassin itu setelah Sayuri berhasil membatalkan stealth mereka langsung menyerang balik dengan Fatal Strike dan Backstab.           Sayuri yang sudah selesai mengisi ulang busur silangnya dengan anak panah kembali menyerang, mengirim salah satu Assassin menuju kuburan. Sedangkan Assassin yang lain menyusulnya tidak lama kemudian setelah menerima tiga kali basic attack yang diberikan oleh Kai dengan nilai yang tidak kalah tingginya.           Masing – masing dari Assassin dengan nama merah itu menjatuhkan sepasang equipment yang langsung Kai masukan ke dalam tasnya. “Nice backup!” kata Kai terdengar takjub sambil mengangkat ibu jarinya ke arah Sayuri.           “Bos! Demage mereka tinggi!” sahut salah satu dari pemain itu yang mulai terdengar panik.           “Tidak mereka semua, bodoh! Profesi Assassin memang memiliki burst damage ketika menggunakan skill dan stealth secara bersamaan!” kata bos perampok itu mencoba untuk menenangkan pengikutnya dan juga dirinya sendiri. “Jangan biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan lagi! Cepat habisi mereka!” []  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD