27 - Kebetulan?

2230 Words
          Mengalahkan seorang ahli Judo yang memiliki tubuh lebih besar dari pada dirinya membuat Sayuri mendapatkan perhatian yang tidak ia inginkan. Setelah tahu kalau Sayuri tidak mengikuti satu pun tempat latihan dan fokus pada sebuah aliran seni bela diri, banyak pemilik tempat latihan mau pun seorang pelatih dan ahli bela diri ingin merekrut Sayuri sebagai murid mereka, yang tentu saja Sayuri tolak.           Untuk saat ini belum ada alasan Sayuri menjadi salah satu anggotanya. Lagi pula sebentar lagi ia akan masuk ke sekolah dengan asrama yang ada di kota C, ia tidak akan bisa mengikuti latihan dengan mudah jika seperti itu.           “Lalu, bagaimana bisa informasi tentangku yang tidak menjadi murid suatu tempat pelatihan bisa diketahui oleh banyak orang?” tanya Sayuri pada petugas wanita yang bernama Soha yang dari tadi masih mengikutinya dengan dedikasi  tinggi.           Setelah pertandingan pertama Sayuri selesai, ia diantar menuju sebuah ruangan di dalam GOR di mana semua peserta yang berhasil masuk ke babak selanjutnya berada. Karena babak penyisihan cukup panjang, dan kemungkinan besar akan banyak pengumuman yang perlu didengar oleh para peserta yang berhasil masuk ke tahap selanjutnya, semua peserta dikumpulkan di sebuah ruangan. Tidak seperti sebelumnya ketika Sayuri harus duduk di kursi penonton untuk menunggu gilirannya bertanding.           Mendengar pertanyaan dari Sayuri sebelumnya, Soha tersenyum sambil menggaruk pipinya dengan canggung. Ia menjawab pertanyaan Sayuri sambil mengalihkan pandangannya ke samping, “Um, seluruh tempat ini kedap suara, mulai dari lorong sampai ke dalam ruangan ini. Setelah kita memasuki lorong … komentator pertandingan, Endo dan Kobba berkata kalau kolom tempat pelatihan yang ada di formulirmu dikosongkan …”           Sayuri mengusap keningnya sambil mendesah panjang. Apakah di turnamen ini tidak ada yang namanya privasi untuk para peserta?           Hmm, melihat bagaimana Sayuri mengalahkan lawannya dengan satu kali serangan sepertinya membuat mulut para komentator itu menjadi rem yang blong.           Untung saja setelah masuk ke dalam ruangan khusus untuk peserta, orang – orang yang mencoba untuk merekrutnya menjadi bagian dari tempat pelatihan seni bela diri tidak diperbolehkan untuk masuk.           “Lalu? Kapan babak selanjutnya akan dimulai?” tanya Sayuri.           “Ah! Kemungkinan babak penyisihan selanjutnya akan dimulai pukul 12 siang. Hanya akan ada dua belas peserta yang masuk ke semi – final. Karena itu, babak penyisihan merupakan babak yang paling panjang waktunya,” balas Soha.           “12 peserta … babak penyisihan pertama kemungkinan akan tersisa 250 peserta. Sampai babak selanjutnya berarti membutuhkan waktu sekitar satu jam … hm, babak penyisihan kedua selesai kemungkinan pukul 1 siang jika tidak ada kendala sama sekali …” gumam Sayuri pelan mulai menghitung waktu yang dibutuhkan untuk turnamen ini selesai. Apa ia bisa login Lord’s Regime tepat ketika servernya dibuka?           “Nona RL, apa kau memiliki rencana lain hari ini? Rasanya dari tadi kau … menghitung perkiraan kapan waktu turnamen ini selesai?” tanya Soha sambil memiringkan kepalanya. “Tenang saja, banyak peserta dalam turnamen bebas semacam ini yang biasanya akan mengundurkan diri pada babak kedua atau ketiga penyisihan. Jadi, jumlah pesertanya akan menjadi lebih sedikit dan waktu yang dibutuhkan untuk sampai kepada babak final lebih cepat dari seharusnya!”           “Hm, aku harap begitu,” balas Sayuri. Karena menurut perhitungannya, jika peserta tidak berkurang kemungkinan besar turnamen ini akan selesai setelah server Lord’s Regime dibuka. “Lalu, mau sampai kapan kau … di sini, Soha? Bukankah kau yang bekerja sebagai petugas turnamen ini memiliki hal yang perlu kau lakukan?”           “Tidak perlu khawatir, Nona RL! Aku mendapat perintah untuk menemanimu, karena kudengar kau tidak … memiliki seorang pendamping untuk menemanimu selama turnamen ini,” balas Soha.           Sayuri sedikit menyipitkan kedua matanya ketika mendengar hal itu. Sepertinya Sayuri tidak akan mendapatkan kebebasannya sendiri, dan pasti ada yang salah dengan turnamen ini, karena mereka tidak menjaga privasi pesertanya …           .           .           Babak penyisihan kedua, Sayuri tidak perlu naik ke arena. Karena ia mendapat kabar kalau peserta yang akan menjadi lawannya mengundurkan diri setelah tahu Sayuri—seseorang yang berhasil mengalahkan peserta ahli Judo dengan tubuh yang lebih besar dari pada dirinya—yang akan menjadi lawan bertandingnya.           Entah kenapa, yang merasa bangga malah Soha, yang masih setia menemani Sayuri. Meski begitu, setelah dimanjakan oleh perhatian Soha yang bahkan memberikannya minuman serta makan siang gratis, Sayuri tidak keberatan kalau ia menemaninya sampai turnamen ini selesai.           Babak kedua penyisihan selesai pukul 1 siang dan dari 125 peserta yang masuk ke babak selanjutnya, 53 peserta di antaranya mengundurkan diri. Menyisakan 72 peserta saja.           Sayuri menepuk kedua tangannya beberapa kali dan merasa kagum pada Soha karena perkataan sebelumnya benar. Tentu saja, Soha yang dikagumi oleh Sayuri yang ia kagumi juga merasa senang dan memberikan Sayuri beberapa cokelat dan makanan ringan lainnya.           “Ha! Jangan harap aku akan kalah secepat peserta yang kau kalahkan sebelumnya, RL!”           Itulah kata terakhir yang dikeluarkan oleh lawan Sayuri dari mulutnya, ketika babak selanjutnya dimulai setelah ia memberikannya satu kali pukulan tanpa ragu sedikit pun. Meski begitu, lawannya kali ini memiliki refleks yang lebih cepat bila dibandingkan dengan lawannya sebelumnya. Jika saja ia lebih cepat sepersekian detik, mungkin serangan Sayuri tidak akan mengenainya semudah itu.           Sekali lagi, babak penyisihan selesai tanpa kendala sedikit pun pada pukul 13.40 … jika ini kemampuan yang dimiliki oleh orang – orang yang tinggal di sekitar kota J, sepertinya Sayuri benar – benar akan pulang dengan membawa hadiah juara pertama.           Babak penyisihan keempat hanya tersisa 36 peserta. Kali ini tidak ada yang mengundurkan diri satu pun. Mungkin dari 500 peserta ketika turnamen ini dimulai, 36 yang tersisa saat ini benar – benar memiliki kemampuan dalam hal seni bela diri.    Kemungkinan babak penyisihan ini akan selesai tepat pukul dua siang, dan setelahnya semi – final akan dimulai.           Semua peserta yang sampai pada tahap ini sebagian besar memiliki tubuh yang besar dan berotot. Namun ada pula yang memiliki tubuh yang biasa. Di awal cukup banyak peserta perempuan yang mengikuti turnamen ini, tetapi di tahap ini hanya ada Sayuri sendirian.           Masih banyak orang – orang yang mencoba untuk merekrut Sayuri menjadi muridnya, bahkan ada yang mencoba untuk membuatnya menjadi bagian keluarga yang memiliki sebuah Dojo di kota E. Meski begitu, Sayuri tetap menolaknya. Jika ada seseorang yang berasal dari kota C, mungkin Sayuri akan memikirkannya.           “Nona RL, semangat! Aku tidak peduli kau menang atau kalah setelah sampai pada tahap ini!” kata Soha menyemangatinya dari sisi arena. “Setelah turnamen ini selesai, bagaimana jika kita makan bersama?”           Sayuri tertawa satu kali, kemudian membalas, “Hm, jika aku membawa pulang hadiah utamanya, aku berjanji akan membelikan makanan apa pun yang kau inginkan sebagai rasa terima kasihku selama ini. Tetapi jika aku tidak mendapatkannya, aku akan merepotkanmu sekali lagi, Soha.”           “Hehe, tidak perlu khawatir! Gaji yang kudapat dari bekerja di tempat ini cukup besar,” balasnya sambil mengedipkan sebelah matanya.           … sebenarnya dari mana malaikat ini muncul? Bolehkah Sayuri membawanya pulang? Ah, saat ini ia lebih muda dari pada Soha jadi ia tidak akan bisa melakukannya.           Kali ini, peserta yang menjadi lawan Sayuri tidak memiliki tubuh besar dan berotot seperti kedua lawannya sebelumnya. Lawannya kali ini memiliki tubuh yang biasa, tapi siapa tahu? Mungkin di balik seragam bela dirinya itu kenyataan berbeda dengan apa yang dilihat oleh Sayuri.           Lawannya kali ini tidak mengatakan apa pun, ia hanya membungkuk hormat pada Sayuri, tata krama sebuah seni bela diri yang pernah ia pelajari sebelumnya. Sayuri ikut membungkukkan tubuhnya untuk membalas hormat dari lawannya kali ini.           Ketika mereka berdua sama – sama kembali menegakkan tubuh mereka, Sayuri bisa melihat lawannya kali ini tersenyum padanya. Bukan tersenyum meledek atau merendahkan dengan penuh percaya diri, tetapi senyuman yang biasa diberikan kepada seorang teman lama.           Tidak seperti sebelumnya, kali ini lawannya bergerak terlebih dahulu dari pada dirinya. Tubuhnya yang tidak terlalu besar membuatnya bergerak lebih cepat dan dengan leluasa. Bahkan serangannya tidak setengah matang.           Meski pun Sayuri telah membentuk tubuhnya beberapa minggu ini, tanpa pengalaman dari kehidupan sebelumnya, mungkin saat ini ia sudah terkapar di lantai karena tidak bisa menahan serangan dari lawannya ini.           “Seperti yang kuduga, jika dilihat dari dekat ternyata lebih mirip dari pada dugaanku. Bukankah begitu, Red Lily?”           Jantung Sayuri rasanya copot seketika. Kemudian ia sadar kalau sebutan ‘Red Lily’ yang ia dengar bukan tentang nama kodenya yang tersebar luas di Abyss, tetapi seorang pemain Lord’s Regime dengan profesi Assassin.           “Jangan bilang … Kyle?” tanya Sayuri dengan sebelah alisnya yang terangkat. Ia belum bertemu dengan banyak pemain di Lord’s Regime, hanya Kyle dan teman – temannya saja. Lagi pula, perampok yang sebelumnya ia dan yang lainnya kalahkan tidak bisa melihat namanya. Dengan berkurangnya kemungkinan itu, orang yang ada di depannya ini pasti bukan salah satu dari mereka.           “Apa hanya Kyle yang kau ingat, Red Lily? Entah kenapa mendengar nama orang lain yang kau panggil itu membuatku sahit hati.”           Sayuri kembali melihat orang yang ada di depannya ini dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kyle dan Kai memang terlihat sangat mirip di dalam Lord’s Regime, dengan proporsi tubuh dan wajahnya yang tidak terlalu jauh berbeda. Malahan, Sayuri berpikir kalau mereka mungkin saja kembar. Mengingat sebutan nama mereka yang hampir sama … mungkin mereka benar – benar kembar?           “Kai?”           Seseorang yang Sayuri duga sebagai Kai ini langsung tersenyum dengan cerah. “Akhirnya kau sadar? Sepertinya dunia ini cukup sempit karena secara kebetulan aku bertemu denganmu di tempat ini.”           “Uwah … ternyata benar – benar kau,” balas Sayuri sambil tertawa satu kali. Kemudian ia mengangkat kakinya untuk menendang tubuh Kai agar sedikit menjauh darinya.           Meski bertemu dengan seseorang yang ia kenal, saat ini Sayuri dan Kai sedang berada di dalam sebuah pertandingan. Reuni menyenangkan mereka harus ditunda terlebih dahulu sampai pertandingan ini selesai.           “Dari awal aku sudah mengira kalau RL itu kau, Red Lily. Tapi setelah melihatnya lebih dekat, aku masih tetap tidak percaya kalau dugaanku ternyata benar,” lanjut Kai setelah ia melompat mundur beberapa langkah untuk menghindari tendangan Sayuri. “Sepertinya pertanyaanku tentang gerakan yang kau gunakan di dalam Lord’s Regime dengan sangat mahir terjawab. Kau menguasai beberapa ilmu bela diri di dunia nyata.”           Juri yang menilai pertandingan mereka hanya bisa melirik antara Kai dan Sayuri secara bergantian. Begitu pula dengan penonton yang memerhatikan arena di mana mereka sedang bertanding. Karena saat ini yang dapat mendengar percakapan antara Sayuri dan Kai hanyalah mereka sendiri, saat ini mereka berdua terlihat seperti sedang saling adu tatap saja dari jauh.           Sayuri mengusap pelan lengan yang ia gunakan untuk menangkis serangan Kai sebelumnya. Meski serangan Kai tidak terlalu mematikan, tetapi tangannya masih terasa sedikit sakit karena dampak yang ia terima.           “Kau terlalu menyanjungku, Kai. Mungkin kita bisa melanjutkan pembicaraan kita setelah pertandingan ini selesai?”           Senyuman di wajah Kai belum juga menghilang. Ia menolehkan wajahnya ke suatu tempat, melihat ke suatu arah yang Sayuri tidak ketahui apa maksudnya.           “Hm, kalau begitu kita harus menyelesaikan hal ini dengan cepat. Aku membutuhkan bantuanmu, Red Lily. Aku yakin jika itu kau, kau dapat melakukannya dengan mudah,” balas Kai.           Mendengar perkataan Kai yang terasa ambigu, membuat sebelah alis Sayuri terangkat. Belum sempat ia bertanya apa maksudnya, tiba – tiba Kai mengangkat kedua tangannya ke udara.           “Juri, aku mengundurkan diri dari pertandingan ini.”           “ENNNNDDDDDDDDOOOOOOOOOOOOO LIHATLAH ARENA D! ARENA D, ENDO! JAGOANMU MENYERAH! Haha! RL memang sangat mengagumkan, bukankah kau berjanji akan membelikanku makan malam jika RL memenangkan pertandingan ini?”           “Teknisi, sepertinya lebih baik kalau suara teman komentatorku yang satu ini dimatikan saja.”           Perasaan terkejut Sayuri sudah diwakilkan oleh Kobba, yang masih dengan suara melengkingnya terdengar sangat kencang dari pengeras suara GOR. Juri yang menilai pertandingan mereka pun sedikit bingung dengan perkembangan yang tiba – tiba seperti ini. Tapi akhirnya, ia mengumumkan kalau pemenangnya adalah Sayuri.           Padahal, Sayuri harap dengan melawan Kai ia bisa melihat sejauh apa batas kemampuan yang ia miliki saat ini.           “Red Lily, tunggu aku di pintu enam belas,” bisik Kai sebelum akhirnya ia keluar dari arena pertandingan mereka.           Sayuri menghembuskan napasnya dengan panjang untuk menghilangkan perasaan kecewanya, kemudian ikut keluar dari arena menemui Soha yang sedang histeris riang gembira kalau Sayuri kembali memenangkan pertandingannya.           “Soha, tolong tenang terlebih dahulu …” pinta Sayuri setelah dua menit berlalu, namun Soha tetap histeris dengan kemenangannya.           “Maaf, aku hanya merasa tegang karena peserta yang bernama Ian itu juga memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa!” balas Soha. “Tapi ia memilih untuk mengundurkan diri! Oh!”           Sayuri hanya bisa tersenyum canggung, kemudian berkata, “Soha, bisa kau memberi tahuku di mana pintu enam belas?”           “Tentu! Aku akan mengantarmu ke sana!”           Sayuri langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku harus berbicara dengan Ian berdua saja di dekat pintu enam belas.”           Soha langsung menutup mulut dengan kedua tangannya dengan dramatis. “Nona RL … peserta Ian mengajakmu berbicara berdua saja dengannya? Apakah ia akan melamarmu karena kemampuan seni bela diri yang kau miliki itu!?”           Sayuri tidak mengerti karena alasan apa Soha bisa berpikir hal yang semacam itu. Kemungkinan besar Soha belum tahu kalau Sayuri masih berumur di bawah dua puluh tahun.           “Bukan begitu, Soha … Ian hanya seorang teman lama.”           Rasa kecewa Soha tergambar sangat jelas di wajahnya, kemudian ia membalas, “Ah … baiklah. Um, kalau begitu aku akan mengantarmu ke dekat tempat itu dan pergi setelahnya. Bagaimana?”           “Kau berjanji tidak akan menguping, ‘kan?”           Soha langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Tentu tidak, nona RL! Aku tidak akan melakukan hal yang serendah itu!” []               
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD