Pembicaraan di kamar itu membuat semua tertawa bahagia. Sudah lama sekali tak ada suasana hangat di rumah yang mereka tempati. Bangunan yang tak bisa disebut rumah, terasa bagai tempat pulang hari ini. Mungkin karena rasa lengkap yang tercipta di sana. Sudah semestinya Almira menjaga bangunan itu agar tak kehilangan fungsi utamanya sebagai tempat pulang, sebagaimana yang sering ibunya ajarkan padanya. Memang hati yang rapuh membuat kita tak mampu melihat apa yang salah, mengabaikan kebenaran di depan mata. Hati yang tersakiti pun tak bisa membenarkan perbuatannya. Walau bagaimanapun pernikahan itu suci, sudah semestinya ia menjaganya sepenuh hati. Ia juga tak bisa membenarkan Demian yang lebih dulu berkhianat. Harusnya, sejak awal mereka saling melepaskan dan tak semakin menodai hubungan

