bc

Selingkuh Ini Cinta

book_age18+
5.6K
FOLLOW
66.4K
READ
revenge
forbidden
love-triangle
sex
one-night stand
second chance
CEO
tragedy
bxg
affair
like
intro-logo
Blurb

Hubungan terlarang, akan berakhir begitu dimulai. Tak seperti bercinta, hubungan itu hanya sekadar saling menyalurkan hasrat dan memuaskan. Ditengah kekalutan rumah tangga yang diujung tanduk, Almira melakukan kesalahan. Berpesta dan juga memberikan dirinya pada seorang pria asing. Hal yang selama ini bertolak belakang dengan sifat dan juga prinsip hidupnya, namun hati memanglah bagian paling rapuh. Sekali dipatahkan, maka akal sehatmu akan direnggut paksa.

Almira mengabdikan hidup dan jiwanya hanya untuk suaminya--Demian. Dunianya selalu tentang Demian. Namun siapa sangka, kesetiaannya dibalas dengan air mata. Lelaki itu menduakan cinta sucinya. Mengabaikan dan menghancurkan hatinya. Hanya dirinya yang mencinta, mendamba, dan mengais cinta. Membuat hatinya mulai lelah, hingga nekad melakukan kesalahan semalam.

Namun sayang, takdir belum puas mempermainkan hati dan pernikahannya. Almira kembali dipertemukan dengan Dean. Almira dihadapkan dengan dua pilihan, mempertahankan pernikahannya bersama Demian atau melanjutkan hubungan terlarang penuh gairah bersama Dean?

cover by. Stary

chap-preview
Free preview
Apa Arti Pernikahan?
Almira menatap jam yang tergantung di dinding dan berdecak sebal. Ia berjalan ke sana-ke mari dengan cemas. Jarum pendek pada jam sudah menunjuk ke angka sebelas dan hingga saat ini, suaminya belum juga kembali. Almira bahkan tak bisa menghubungi lelaki itu. Sebulan lalu, kakek suaminya meninggal dunia, satu-satunya keluarga yang tersisa telah pergi meninggalkan suaminya. Semenjak itu, Demian mulai berubah. Almira pikir, lelaki itu masih berduka dan memberikan waktu agar lelaki itu bisa menyendiri. Akan tetapi, pemikirannya salah. Semakin hari, lelaki itu semakin mengabaikan keberadaannya. Jangankan menoleh padanya, lelaki itu pun jarang berbicara, dan marah begitu ditanya. Demian mulai pulang malam dan jarang pulang ke rumah. Sesekali lelaki itu akan pulang dalam keadaan mabuk. Almira tak mengerti mengapa lelaki itu tak lagi sehangat mentari? Masih teringat dengan jelas bagaimana hangatnya lelaki itu di pertemuan pertama mereka. Dirinya adalah mahasiswi baru dan pertemuan mereka terjadi karna sebuah kecelakaan. Motor lelaki itu hampir saja menabraknya yang hendak menyebrang jalan. Lelaki itu panik bukan main walau dirinya sudah mengatakan jika ia baik-baik saja. Almira tersenyum masam mengingat masa yang rasanya tak mungkin kembali lagi. Ia telah kehilangan semua itu. Pemikiran Almira seakan ditarik kembali ke masa itu, saat di mana semuanya masih terasa begitu indah. Saat di mana jantungnya masih bisa berdegub kencang. “Sepertinya, kita harus ke rumah sakit,” ucap lelaki itu sembari mencengkram pergelangan tangan Almira, membuat jantung Almira muda berdegub liar, “naiklah ke motor dan biarkan dokter memperiksamu,” lanjut lelaki itu mengulurkan helm padanya. Entah kebetulan atau emang disengaja, lelaki yang tak berboncengan itu membawa helm yang dikaitkan di jok belakang motor besarnya. Lelaki itu membantu Almira mengenakan helm, membuat Almira semakin salah tingkah dan tersenyum kikuk diperlakukan sedemikian lembut. Tatapan mata teduh lelaki itu seakan menghipnoti saat tak sengaja pandangan mereka bertemu. “Naiklah, aku nggak bisa tenang jika dokter belum memeriksamu.” Mau tak mau Almira naik ke bangku belakang dan motor segera pergi meninggalkan kampus tempat di mana dirinya menuntut ilmu. Beberapa menit kemudian mereka tiba di klinik, Almira langsung diperiksa dan Dokter tak mengatakan keadaan wanita itu baik-baik saja, lelaki yang duduk di samping Almira tersenyum lega, senyum yang menular pada Almira. Sejak saat itu, lelaki bernama Demian berkenalan dan semakin dekat. Hanya butuh waktu sekitar tiga bulan bagi lelaki itu untuk melamarnya. Demian menjamin masa depan dan juga kebahagiaannya. Meski ragu, Almira akhirnya menerima lamaran lelaki itu. Namun begitulah janji, dibuat hanya untuk dilanggar. Demian memang menepati janji untuk menyekolahkan dirinya dan juga adiknya. Keterbatasan ekonomi sempat membuat Almira harus menyerahkan pendidikannya agar Sang adik bisa meneruskan pendidikannya dan dengan ajaibnya Demian hadir, menyelesaikan semua permasalahan itu, hingga Almira bisa melanjutkan kuliah begitu resmi menjadi istri Demian. Mereka pun sengaja menunda keturunan agar Almira bisa fokus pada pendidikannya. Wanita mana yang tak bahagia mendapatkan lelaki hampir sempurna dan begitu pengertian seperti Demian, Almira merasa dirinya beruntung. Suara pintu yang terbuka membuyarkan lamunan Almira. Ia memasang senyum terbaik pada wajahnya dan segera berjalan mendekati pria yang baru saja masuk melaluinya. Lelaki itu melihatnya sekilas, namun tak menghentikan langkah, malah semakin mempercepat, seakan ingin menjauhi Almira. Almira semakin mempercepat langkah dan mencengkram pergelangan tangan lelaki itu, membuat Si lelaki mau tak mau menghentikan langkah. “Apa maumu?” tanya lelaki itu datar tanpa ingin bersusah payah membalik tubuh untuk menatap ke arah istrinya yang sedari tadi menunggu kepulangannya. Almira segera berdiri di hadapan lelaki itu dan menatap lelaki itu penuh tanya. “Kamu dari mana, Mas? Kenapa baru pulang sekarang? Hape mu nggak aktif ya, Mas? Aku khawatir karna dari tadi nggak bisa menghubungimu. Harusnya kamu mengabariku kalau mau pulang malam.” Lelaki itu menghempas kasar tangan Almira dan menatapnya tajam. “Kenapa sekarang kamu menjadi begitu bawel? Aku bebas kemanapun dan melakukan apa pun yang kumau!” Perkataan lelaki itu membuat hati Almira dipenuhi kepedihan yang menyesakkan d**a. Apa ia tak punya hak mengetahui di mana dan apa yang lelaki itu lakukan di luar sana? Lalu, apa arti pernikahan di antara mereka? Apa hanya pengesahan agar mereka bisa bercinta dengan status legal? Apa tak lebih dari seorang asisten rumah tangga yang hanya diperlukan menyiapkan segala keperluannya? Apa hanya ikatan palsu yang tak berarti apa pun? “Aku hanya khawatir dan nggak bermaksud membuatmu nggak nyaman dengan semua pertanyaanku. Kamu nggak pernah seperti ini. Ada apa, Mas? Apa yang terjadi padamu? Kamu bisa menceritakan semuanya padaku. Aku adalah istrimu, Mas,” ujar Almira lirih, sebisanya ia menahan air mata agar tak tumpah di hadapan lelaki itu. “Jika kamu tahu kalau kamu adalah istriku. Lebih baik lakukan peranmu dengan baik. Jadilah istri penurut yang lebih banyak diam dan nggak menuntut,’ ucap Demian sarkastis, “aku merasa sesak napas di dekatmu. Kamu membuatku sangat terbebani. Berada di dekatmu sangat menyulitkan dan aku harap, kamu dapat mengerti keadaanku, Mira.’ Almira menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan tak percaya. Jadi, maksud lain, dirinya adalah penyebab lelaki itu merasa tersiksa? Apa yang telah dilakukannya? Kesalahan apa yang membuat kebersamaan penuh tawa, mendadak berubah menjadi ajang penyiksaan? “Kalau kamu nggak memberitahuku di mana kesalahanku, aku nggak tahu bagaimana memperbaikinya, Mas. Aku juga merasa kehilangan kakek, tapi kamu jangan jadikan alasan itu untuk menjauhi dan mengabaikanku, Mas. Aku akan selalu ada untukmu,” ucap Almira berusaha menggenggam kembali tangan lelaki itu, namun dengan cepat Demian menarik tangannya menjauh. Rasanya tak sudi menerima sentuhan wanita itu. Lelaki itu mempertipis wajah mereka dan menatap tajam wanita di hadapannya. “Kamu punya otak, ‘kan? Kenapa nggak mikir sendiri di mana letak kesalahanmu?” Almira meremas-remas ujung kaos yang dikenakannya. Lelaki itu tak seperti orang yang dikenalnya, tampak begitu asing, dan mengerikan. Almira tak tahu, apa yang telah waktu lakukan pada mereka? Bagaimana bisa lelaki penuh kelembutan dan selalu memperlakukanya bak Tuan puteri berubah menjadi sedingin ini? Apa memang semua ini salahnya? “Mas … maafin aku,” ucap Almira menatap lelaki itu memohon, “aku akan memperbaiki semuanya. Jangan mengabaikanku lagi, Mas. Aku mencintaimu,” lanjut Almira menahan tangis yang memberontak untuk segera dikeluarkan. Ia tak tahu apa yang salah, namun ia tak ingin kehilangan cinta suaminya. Jika bisa, ia ingin memperbaiki semua yang ada di antara mereka. Lelaki itu tersenyum miring. “Aku capek,” ucap lelaki itu pada akhirnya. Demian berjalan meninggalkan Almira yang hanya bisa menatap sendu punggung Demian yang kian menjauh. Tanpa sadar air matanya jatuh dan membasahi pipi. Sebegitu tak berharganya kah dirinya bagi Demian? Tak bisa dijadikan teman berbagi? Sampai kapan Almira harus memaklumi duka lelaki itu yang membuat mereka semakin menjauh? Apa duka hanya sekadar alasan untuk mengabaikannya atau memang cinta lelaki itu telah sirna? Jujur, Almira pun merasakan kedukaan yang sama. Walau bagaimanapun kakek Demian kerap memperlakukannya dengan baik, tak menganggapnya rendah karna datang dari keluarga miskin. Lelaki tua itu malah mendukung keputusan Demian untuk menyegerakan pernikahan mereka. Awalnya, semua terkesan terburu-buru, tapi Almira tak takut. Ia yakin, cinta Demian nyata dan dirinya pun merasakan hal yang sama. Ia pikir, cinta saja cukup untuk membuat kata selamanya menjadi nyata. Akan tetapi pemikirannya salah. Kini, ia mulai bertanya-tanya. Apakah arti pernikahan yang sesungguhnya?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Papah Mertua

read
530.3K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.9K
bc

Orang Ketiga

read
3.6M
bc

Hubungan Terlarang

read
501.4K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.4K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook