Setelah meredakan tangisnya, Dean membawa Almira ke ruangannya. Ia membelikan teh hangat dan juga Americano panas untuknya. Kini keduanya duduk berhadapan di sofa ruangan Dean. Almira mendadak menjadi pendiam dan menikmati tehnya dengan hening. Dean tahu, jika perasaannya akan membuat Almira merasa terbebani, namun apa daya, dirinya pun kesulitan mencegah rasa yang membuncah itu. “Jangan dipikirkan semuanya karna aku nggak mau kamu merasa terbebani. Kita jalani saja hubungan ini dan biarkan semuanya mengalir bagai air.” “Aku nggak bisa terus-terusan membohongi suamiku. Walau dia juga bermain apa di belakangku, itu nggak bisa membenarkan tindakanku juga. Aku nggak seharusnya, memperparah keadaaan dengan bersamamu, Mas.” Almira menatap sendu lelaki itu. Dean tersenyum menenangkan dan meng

