DUA PULUH

1127 Words

Aku tak menyangka jika Ervan bisa punya pemikiran sepicik itu terhadapku. "Aunty cantik, mau ke mana?" Aku menoleh saat mendengar panggilan Leo ketika aku baru saja menuruni tangga. Aku mengusap sisa air mataku, lalu tersenyum. Aku berjalan mendekat padanya. Aku sedikit membungkukkan badan begitu tiba di hadapan Leo. "Leo, Aunty minta maaf. Kayaknya Aunty nggak bisa main sama Leo hari ini. Kalau lain hari aja, gimana? Aunty harus buru-buru pulang ke rumah." Tampak raut sedih pada wajah Leo. Aku sebenarnya ingin bermain dengannya walau hanya sebentar. Tapi, apa yang dilakukan papanya padaku barusan dan juga kata-kata yang dilontarkannya membuat hatiku sakit. Ingin segera pergi dari tempat ini agar tak berlama-lama di dekatnya yang telah mengecewakanku hari ini. "Kenapa? Apa papa aku na

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD