DUA PULUH SEMBILAN

1033 Words

"Ada apa sih, semalam? Bukannya acara makan malam biasa aja? Silaturrahmi?" Begitu tiba di rumah, aku langsung mendatangi kamar adikku dan bertanya padanya. Pasalnya, aku tak melihat keberadaan papa dan mama di rumah. Sepertinya mereka sedang pergi keluar. "Menurut lo gitu?" "Yaa... mama bilangnya kayak gitu kemarin pagi, sebelum gue berangkat." "Ya kali cuma makan malam biasa. Sebelumnya juga nggak pernah tuh, keluarga Kak Ray ajak keluarga kita makan malam bersama walau udah kenal lama." "Terus ada apaan?" desakku tak sabar. Dari tadi feeling-ku tidak enak. Bagaimana kalau benar yang dikatakan Ervan tentang perjodohan? Atau mungkin saja... lamaran? Tidak. Ray memang mencintaiku, tapi aku sama sekali tidak mencintainya. Dan lelaki itu juga seharusnya sadar kalau aku masih mencintai

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD