M Alexandriana C : Lo dimana Sheil? Gue di depan udah di depan Aula.
Michellia Lacesya : Gue lagi di jalan, sebentar lagi nyampe, tunggu di dalem aja.
M Alexandriana C : Cepetan lagi 5 menit masuk, jangan sampai telat!
Michellia Lacesya : Tunggu di situ, gue udah deket.
"Dari mana saja sih Sheil? Katanya mau dateng pagi?" ucap Alexa dengan nada kesal.
"Santai Al, yang penting gak telat aja." jawab Michellia sambil berjalan.
"Ohiya Al, lo udah tahu kalo sekarang MOS nya adain camp?" tanya Michellia sambil berajalan bersama Alexa.
"Ngaco deh, gaada informasi sama sekali kan?"
"Ada, gue nge-chat lo kemaren cuma lo ga jawab, cek deh hape lo." perintah Michellia membuat Alexa mengecek benda tipisnya.
"Mampus, gue gak bawa apa apa Sheill!!!
"Oke adik adik, karna sudah semua lengkap, saya akan membagikan tim untuk camp nanti malam, team kalian akan di bagikan oleh pendamping kalian." ucap Keelan dengan nada agak tinggi.
"Michellia Lacesya, Anastashya Anela, Bella Donata, Victoria Sherika, Madison Alexandriana Carolline, James Ascott, Christian Audric, Frans Frederic, Giorrnimo Harrison, Abigail Harald, kalian semua kelompok 1 di dampingin oleh Galvan."
"Yes."
"Gak salah gue masuk sini." ucap Anastashya.
"Yuhuuu." ucap Sherika.
"Hallo guys, Gue Alexa." ujar Alexa menjabat tangan satu kelompoknya.
"Lo kan yang pernah maju jawab pertanyaannya Kak Keelan? Parah sih, lancar abiss." kata James sambil mengacungkan jempolnya.
"Kok lo bisa tahu sih?" tanya Abigail
"Gue dari kecil sampe kelas tiga SMP di Prancis, dan gue pasti tahu asal usul Menara Eiffel."
"Pantesan ada bule bulenya." ucap Giornimo.
"Mantep dehhh." celetuk Frans.
"Ikut gue." perintah Galvan Frans dan kelompoknya.
Mereka mencari tempat untuk berdiskusi siapa yang akan bertanggung jawab atas kelompok ini.
"Siapa?" tanya Galvan.
"Hm.."
"Siapa nih?"
"James saja, dia ngebet."
"Bener?"
"Iya."
"Kak, ketuanya James." ucap Harri kepada Galvan.
"Tenda." kata Galvan.
"Maksudnya kak?" tanya Giornimo kebingungan.
"Tenda."
"Guys, maksudnya apaaa?" bisik Giornimo pada teman temannya.
"Pasang tenda mungkin." jawab Alexa.
••••
Kini matahari tenggelam pertanda camp akan di mulai. Semua tenda sudah tertata rapih.
"Semua berkumpul perkelompok membentuk lingkaran." perintah Keelan berdiri di tengah lapangan sambil memakai speaker.
"Sebentar lagi kita akan mengadakan pos dimana kelompok kalian harus memecahkan misi yang sudah di buat panitia, kalian akan di dampingi oleh pendamping kalian. Pos ini dilaksanakan di hutan kecil seberang sekolah." sambung Keelan.
"Yes, bermalam dengan Kak Galvan." ucap Bella dengan satu kelompoknya.
"Okei, sekarang kalian bawa pakaian yang sudah kemarin diinfokan." ucap Milena kepada semua peserta. Michellia, Bella, Anastashya, Sherika, James, Giornimo, Frans, Christian, dan Abigail bergegas ke tenda masing masing untuk mengambil pakaiannya sementara Alexa berjalan menuju tenda tetapi tidak melakukan hal apapun.
"Al, lo gak bawa pakaian yang udah disuruh?" tanya Bella pada Alexa.
"Emangnya disuruh bawa apa sih?" kini Alexa berbalik tanya.
"Selimut, tikar sama jacket tebel." jawab Sherika.
"Loh, ngapain bawa gituan? Kan kita tidur di tenda?"
"Kalo kita ga bisa selesain misi, kita gak tidur di tenda Al." jawab Bella bersahut sahutan.
"Ah bodo, lanjut aja, gue bisa tidur tanpa pakaian yang kalian bawa." jawab Alexa datar.
"Serius?" tanya Sherika memastikan.
"Kelompok perempuan pendamping Galvan mana?" teriak Nevan sambil menacari gadis gadis itu. Galvan yang memasang wajah datar hanya menunggu dan melipat tangan.
"Kamu kenapa gak bawa pakaian?" tanya Keelan kepada Alexa.
"Saya lupa kak, kemarin saya gak baca info." jawab Alexa datar.
"Hadeh." ucap Nevan menepuk keningnya.
"Kalau begitu cepat jalan bersama pendamping kalian!" perintah Keelan kepada seluruh peserta.
"Kalian kelompok berapa?" ucap salah satu panitia yang berada di pos satu.
"Kami kelompok satu kak." jawab James selaku ketua kelompok.
"Oke, pertanyaannya adalah apa saja karya karya yang sudah dibuat oleh Karl Marx?" tanya salah satu panitia OSIS.
"Eh, apa nih? Gue gak tahu siapa Karl Marx." tutur Giornimo kepada kelompoknya.
"Gue tahu, minggir." jawab Alexa menuju kedepan.
"Karya yang sudah di buat oleh Karl Marx adalah Manifest der Kommunistischen Partei, Achtzehnte Brumaire, Das Kapital, Rozaan Kasyep." jawab Alexa santai membuat Galvan yang berada di belakang dan beberapa panitia di pos satu terkejut.
"E-e-eh kalian lolos pos satu silahkan cari pos dua." pintah panitia itu mempersilahkan melanjutkan misinya.
"Gila Al, hebat banget lo, sayang Alexa deh." kata Frans sambil terkekeh sedangkan yang lain memuji Alexa dengan senyuman dan tepuk tangan.
"Biasa saja, gausah muji muji gue." jawab Alexa. Beberapa menit mereka berjalan sambil melirik kawasan hutan.
"Guys, ini pos dua." tunjuk James yang sudah berada di depan.
"Waw, cepat sekali kalian sampai disini." sambut panitia MOS dengan bertepuk tangan. "pertanyaannya adalah pada tanggal berapa Patung Liberty di resmikan?"
Alexa terdiam kini dia mencoba memikir dengan keras. "Saya tahu kak." Jawab Abigail mengangkat tangannya. "Patung Liberty di resmikan pada tanggal 28 Oktober 1886." jawab Abigail.
"Oke kalian lolos, tapi saat kalian meninggalkan pos ini, kalian harus mengenakan jacket karna sudah masuk kepertengahan hutan." kini kelompok satu berjalan sambil mengenakan jacketnya.
Bodo. Ucap Alexa dalam hati.
Galvan sedari tadi hanya diam dan mengikuti arah kelompok satu, tanpa bimbingan dari pendamping pun kelompok satu berhasil menemukan pos pos yang sudah di tempati.
Sekarang Alexa berjalan paling belakang dan yang belakangnya yaitu Galvan, Galvan mempercepat langkahnya sedikit hingga menyamai barisan disebelah Alexa. Galvan hanya menatap Alexa dengan tatapan tajam sementara Alexa mentapa Galvan dengan ekspresi kebingungan.
Apaan sih ini cowo. Ucap Alexa dalam hati.
"Nah itu guys pos ke tiga." tunjuk Christian sambil mempercepat langkahnyaz
"So proud, kalian cepat sekali berada disini." ucap Nevan berdiri sambil bertepuk tangan. "Oke, pertanyaannya adalah siapa arsitek yang mendesain Tugu Monas?" tanya Nevan sambil melipat tangannya.
"Ini ngejalanin misi atau tanya jawab sih?" bisik Michellia kepada Shakira.
"Saya tahu kak." jawab Anastashya mengangkat tangannya. "Yang mendesain Tugu Monas adalah Frederich Silaban dan R.M Soedarsono." jawaban Anastashya itu membuat Nevan terkejut dan membulatkan matanya kepada Galvan yang berdiri di belakang, jawaban Galvan hanya menaikkan kedua alisnya lalu memindahkan pandangannya ke arah lain.
"Fa-fa-fine, kalian lolos di pos ini, selamat melanjutkan ke pos terakhir." ucap Nevan kembali duduk. Tidak perlu waktu lama untuk menunggu jawaban dari para panitia karna mereka merasa berada di kawasan orang cerdas.
"Yuk Guys, Lanjut." ajak Frans diikuti teman temannya.
"Sheil, gue mulai kedinginan ini." kata Alexa sambil berjalan menyamai langkah Michellia. "Lo peluk gue aja, ini jacketnya hangat luar dalem kok." tawar Frans membuat teman temannya terkekeh geli. "Apaan sih Frans, gue maunya sama Sheilla, bukan sama lo." jawab Alexa sinis.
"Ih jangan gitu dong Darling." bujuk Frans sambil membelai lengan Alexa.
"Darling, darling dikira Hanin Dhiya!" ketus Bella sambil terkekeh.
"Yaudah biarin aja Alexa sama Sheilla, Frans lo jangan ganggu, misinya sudah mau selesai." Lerai James menarik Frans kedepan.
"Guys itu pos terakhirnya." tunjuk Abigail sangat senang. Mereka semua berlari menuju pos terakhirnya. Dari kejauhan panitia pos terakhir terkejut karena sudah ada yang melewati tiga pos dalam waktu kurang dari lima belas menit.
"Wow, hebatnya kelompok kalian. Jika kalian bisa menjawab pertanyaan ini maka kalian dinyatakan pemenangnya. So, pertanyaannya adalah jelaskan secara singkat Monumen Pisa di Italia?" tanya panitia itu pada kelompok satu.
"What?! Gue gak tahu!" celetuk Giornimo.
"Ada yang tahu gak?" tanya James kepada teman temannya.
"Gak."
"Gue juga gak tahu."
"Gue gak tahu karna gue ga pernah ke Italia."
"Gueo gako tauno." (Gue gak tahu) ucap Frans mengikuti gaya bahasa Italia sambil terkekeh.
"Lo tahu Al?" tanya James pada Alexa.
"Engga, gue lupa sama sekali." jawab Alexa mengangkat dua jarinya.
"Mampus deh kita, bisa bisa tidur disini." seru Michellia menepuk keningnya.
"Ada yang bisa jawab? Waktu kalian tersisa satu menit." tanya panitia itu memastikan. Berapa lamanya mereka berdiskusi sementara Galvan hanya diam saja melihat aksi anak buahnya.
"Stop! Waktu habis! Silahkan kalian tidur disana bersama pendamping kalian!" perintah panitian itu menunjuk ke arah kiri hutan.
"Gue kira misinya bakal lancar, malah gue gak bawa apa apa lagi! s**t!" ucap Alexa dalam hati sambil memukul kecil pahanya.
TBC