Sahabat Untuk Selamanya

1057 Words
Penyelidikan mengenai kasus yang dialami Alya dianggap kecelakaan oleh pihak kepolisian sehingga kasusnya ditutup. Sutoro dan Nian pun sudah ikhlas. Kepergian Alya karena Tuhan menyayanginya dan ingin Alya berada di sisi-Nya. Hardi dan Metta rutin membawa Aleana ke rumah sakit sejak kejadian itu. Kondisi kesehatan Aleana sudah seperti sedia kala. Namun, dokter berpesan agar Aleana selalu menjaga pola hidup sehat dengan makan bergizi dan istirahat cukup. Aleana bersekolah seperti biasa begitupun Ello. Sutoro dan Nian tetap bekerja di rumah keluarga Winata. Masa libur sekolah tiba, libur akhir tahun yang cukup panjang. Pagi ini, Aleana ingin bermain di taman yang ada di komplek perumahan. Metta menemaninya dan mengajak Ello. Mereka bertemu Melisa di taman dan bermain bersama. "Hai, Melisa", sapa Ello. "Hai juga." "Kamu bermain sendiri?" "Iya, kamu mau main sama aku." "Kamu kemari sama siapa?" "Sama bibi. Itu bibi lagi duduk di sana", tunjuk Melisa. "Alea, kita main bareng Melisa ya." "Iya." "O iya, mana kakakmu? Dia tidak ikut." "Kak Alya sudah meninggal. Dia kecelakaan." "Kapan? Aku turut sedih." "Sudah hampir 2 bulan yang lalu, setelah kejadian tempo hari." "Padahal aku baru mengenalnya dan belum sempat dekat dengannya." "Tapi Kak Alya sudah tidak sakit lagi disana." "Iya, Papaku juga bilang seperti itu ke aku saat Mama meninggal. Kata papa, mama sudah sembuh dan hidup bahagia di surga. Mama selalu melihatku dari atas sana." "Mamamu sudah meninggal?" "Iya, mama meninggal setahun yang lalu karena sakit jantung." "Aku turut berdukacita ya." "Jadi Kak Melisa hanya tinggal berdua dengan Papa, Kakak?" "Iya, ehm.... bagaimana kalau panggil aku Mel saja, tidak perlu panggil kakak?" "Tapi kamu kan lebih besar dari aku kayak Kak Ello." "Aku ingin menjadi teman kalian. Kalau sesama teman itu, biasanya panggil nama kecil, terdengar lebih akrab." "Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu, Mel." "Mel, Ello, Alea, gimana?", ucap Melisa. "Bagus, aku suka. Kalau kamu gimana?" "Aku juga suka", ucap Alea. Mereka bermain ayunan, jungkat jungkit, perosotan dengan gembira. Metta mengawasi dari jauh dan senang, Alea bisa bermain dengan riang. Setelah hampir 2 jam, Metta mengajak Alea pulang. "Sayang, kita pulang. Ingat, kamu tidak boleh kecapean. Ayuk." "Iya Ma." "Mel, aku pulang dulu. Besok pagi, kita bermain bersama lagi." "Iya." "Aku juga duluan ya", ucap Ello. Mereka saling melambaikan tangan. Dan setiap hari, hubungan mereka semakin akrab. Sesekali, Melisa bermain ke rumah Alea dan Alea bersama Ello bermain ke rumahnya. Hari ini, malam pergantian tahun, kakek, nenek serta tante dan om Vanessa mengunjungi Aleana. "Wah, cucuku sudah bertambah besar belum ini. Coba kakek gendong." "Ini, hadiah tahun baru dari Tante." "Om juga ada hadiah untuk kamu." "Terimakasih Om, Tante." Mereka merayakan pergantian tahun dengan acara barberque dan bermain kembang api. Melisa juga merayakan tahun baru bersama di rumah keluarga Winata. Papanya Melisa, Frans Handoko hendak menjemput putrinya. Saat ini, Melisa dan Aleana serta Ello sedang bermain kembang api di halaman depan bersama Mitha. Dan tanpa sengaja, Mitha menabrak Frans yang tiba-tiba berada di belakangnya. "Aduh..., maaf." Saat membalikkan badannya, Mitha melihat sosok pria berbadan tegap dan memiliki aroma parfum maskulin, membuat Mitha tidak berkedip. "Gagahnya... ", gumam Mitha. Suara Frans saat berbicara pun terdengar maskulin. "Maaf, saya yang datang tiba-tiba, mungkin membuat Anda terkejut." "Anda mencari siapa?" "Papa... ", panggil Melisa. "Ini putri saya, Melisa. Perkenalkan saya Frans Handoko." "Mitha, saya tantenya Alea." "Saya mau menjemput Melisa, ini sudah larut malam." "Pa, kembang apinya masih banyak. Boleh tidak Melisa menghabiskannya dulu?" "Iya, ini juga belum terlalu larut, baru pukul 22.00. Sesekali anak-anak tidur larut tidak apa, ini juga kan malam pergantian tahun jadi biar mereka bermain sampai puas. Bagaimana bila Anda bergabung bersama kami. Kami juga mengadakan acara barberqu di taman belakang?" "Iya Pa, boleh ya." "Iya Om, Alea dan Ello masih ingin bermain bersama Melisa." "Baiklah, Papa akan tunggu sampai kembang apinya habis." "Maaf, jadi merepotkan Anda." "Sama sekali tidak merepotkan. Saya juga ikut bermain. Selepas bermain nanti kita makan sambil menunggu pergantian tahun." Frans memperhatikan anak-anak dan Mitha yang bermain. "Senyumnya manis, orangnya ceria dan dia sepertinya menyukai anak-anak." Metta hendak memanggil Mitha dan anak-anak untuk makan, dia melihat Frans yang sedang duduk di tangga teras sambil memperhatikan ke arah Mitha. "Pak Frans..... ", sapa Metta. Frans menengok ke arah suara. "Bu Metta. Apa kabar?" "Baik, Anda ingin menjemput Melisa." "Iya, saya pikir ini sudah terlalu larut takut mengganggu." "Kami mengadakan acara barberque, kalau Anda tidak keberatan bisa bergabung bersama kami." "Tentu, saya senang Melisa bisa menikmati malam pergantian tahun bersama. Sudah 2 tahun ini, dia kehilangan momen seperti ini sejak mamanya sakit." "Ini juga momen pergantian tahun pertama untuk Aleana, Anda mungkin tahu, keluarga kami jarang bersosialisasi dengan tetangga beberapa tahun ini, karena Aleana yang sakit. Sekarang, dia sudah sehat makanya kami ingin Aleana menikmati momen yang belum pernah dia rasakan seperti momen pergantian tahun." "Saya pernah mendengarnya dari istri saya, syukurlah bila kini Aleana sudah seperti anak lain." "Iya." "O iya, Mitha itu adik Bu Metta?" "Iya, dia adik saya. Dia masih single." "Ahh, iya", ucap Frans sambil mengernyitkan dahinya. "Mitha, Alea, Ello, Melisa, ayo kita makan dulu. Makanannya sudah siap", panggil Metta. "Mari Pak Frans, kita masuk." Frans memperkenalkan diri kepada orangtua Mitha dan juga Adjie, adik Mitha. Dia juga meminta nomor kontak Mitha. Sejak saat itu, Frans dan Mitha menjalin hubungan dan setelah hampir 1 tahun menjalin hubungan, Frans melamar Mitha untuk menjadi istrinya. Keluarga Metta menerima lamaran Frans dan kini Mitha menjadi ibu sambung Melisa. Melisa sangat senang memiliki mama baru. "Jodoh memang tidak bisa di terka ya, Mit. Jodohmu ternyata tetangga Mbak. Kamu sekarang Nyonya Mitha Handoko, dan kita jadi tetangga juga." "Iya Mbak, aku juga tidak menduga." Sebulan kemudian, ada keluarga baru yang pindah ke komplek perumahan yang sama. Keluarga Natasya, teman satu sekolah dengan Aleana, mereka menjadi tetangga baru. Aleana, Melisa dan Natasya menjadi sahabat. Mereka tumbuh bersama dan semakin akrab. Mereka berjanji menjadi sahabat untuk selamanya. Dua tahun berlalu, Aleana kini telah lulus TK dan akan masuk Sekolah Dasar. Metta memasukkan Aleana ke SD yang sama dengan Melisa. Aleana dan Natasya di tingkat 1 sedangkan Melisa di tingkat 3. Sutoro dan Nian sudah dianggap keluarga oleh Metta dan Hardi. Ello disekolahkan di sekolah yang sama dengan Aleana. Sekarang, Ello di tingkat 5. Ello termasuk murid yang berprestasi namun karena latar belakang orangtuanya, Ello dipandang sebelah mata oleh teman sekelasnya, Zerich Hartawan. Dia adalah anak orang terpandang dan kaya raya. Papanya, Peter Hartawan merupakan mitra bisnis Hardi Winata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD