Hanya Rindu

1288 Words
Ditemani alunan merdu suara Andmesh dengan Hanya Rindunya tampak Disa sedang menuliskan sesuatu di buku merah maroonnya . Hello My Diary Ketika rasa itu ada dia terasa begitu nyaman , namun ketika rasa itu pergi hanya sedikit kecewa yang ada.. Diary .. Masih ada rindu dihati ini , rindu yang belum tuntas entah pada siapa Namun rindu itu akan semakin menekan relung hati saat seseorang menyebut namanya .. Diary.... Aku tau rasa rinduku untuk siapa Tapi aku ragu apakah dia juga merasakan rindu yang sama ... Diary ... Aku ingin melihat wajahnya walau sebentar , wajah dingin dan sikap cueknya yang selalu menjaga pandangan matanya .. Tapi apakah mungkin sementara kami berbeda tentang keyakinan.. Diary ... Tapi hati ini benar -benar rindu pada sosok tinggi , tegap itu .. Sosok yang selalu memenuhi pikiranku dan hati sejak aku kecil dulu.. Sosok yang lebih banyak diam mendengarkan daripada banyak bicara .. Akankah Tuhan mengizinkan hatiku dan hatinya berlabuh didermaga yang sama ? Izinkanlah Tuhan .. let me love someone in your name to convey this unlimited love to her my samurai ( AKY ) Disa mengakhiri coretannya dengan senyum kecil dibibir, namanun saat berikutnya dia menggeleng . "Gimana ya wajahnya sekarang? Kalau di ingat aku sudah tidak melihat wajah Kak Akio sejak enam bulan yang lalu. Apakah semakin tampan dan dewasa atau semakin imut seperti Kabo Chan." Disa terkekeh geli ketika mencoba mengingat wajah yang dirindukan dengan tokoh kartun anime Jepang . Disa melirik jam diatas nakas , menunjukkan angka sembilan malam berarti sudah waktunya untuk tidur. Untuk menjaganya tetap stabil Mommy sudah menetapkan jam istirahat buatnya dan membatasi aktifitas fisik agar tidak terlalu lelah . *** Dengan mengenakan kebaya modern cantik berwarna peach , Disa sudah bersiap sambil menunggu yang lainnya . Kembali dia teringat pertemuannya dengan Joana pada siang dua hari yang lalu di taman fakultas ekonomi . Tampak Joana duduk dengan sedikit gelisah di bangku kayu dihadapan Disa , gadis itu mengajak Disa untuk bicara berdua saja . "Disa, aku bisa nggak minta tolong sama kamu." "Hmmm." Disa mengangkat pandangannya dari buku yang dia bawa, menatap Joana dengan wajah bertanya . "Mungkin ini terdengar egois dan serakah tapi tetap harus aku minta kekamu agar hatiku benar-benar tenang dalam mencintai Devian." Disa mendengarkan apa yang ingin disampaikan Joana dengan tenang tampa berusaha menyela sedikitpun . "Apa yang kamu minta?" Joana tampak menarik nafasnya dan mengeluarkannya pelan . "Aku minta kamu melepaskan Devian seutuhnya, karena sebentar lagi dia menjadi suamiku. Aku tahu pernikahan kami tidak didasari cinta, namun aku yakin cinta akan hadir diantara kami dan aku ingin mendahului untuk mencintai Davin. dan aku nggak ingin berbagi cinta dengan siapa pun walau aku tahu Devian masih sering menyebut namamu saat kami berbicara. Tak pernah dia lupa untuk memgingatmu dan kamu tahu Disa hal itu sangat menyakitiku." kembali Joana menghela nafasnya . Disa tampak tersenyum tulus. , dia paham apa yang diucapkan Joana tadi Diraihnya tangan Joana dan menggenggamnya lembut . "Kamu bisa mencintai kak Davin sebanyak yang kamu inginkan , karena rasa sayangku ke kak Davin hanya sebatas sayang dari adik ke kakaknya, walau ada rasa untuk selalu terus berada disampingnya tapi kuyakin itu hanya keinginan sesaat yang lambat laun pasti akan hilang ." "Kamu yakin, Di?" "Of Couse tentu saja, karena kamu tahu Joana aku memiliki rasa suka pada sosok lain dan itu bukan kak Davin , dan aku masih menunggu dia datang menemui aku," sahut Disa lembut ada rasa hangat dihatinya saat memorynya mengingat wajah sang pujaan hati . "Aku juga punya permintaan kekamu, Jo!" Disa menggantung kalimatnya membuat Joana menatapnya dengan intens hingga kening gadis itu sedikit berkerut . "Aku minta kamu bisa benar-benar mencintai kak Devian dengan hatimu bukan dengan bibirmu , karena cinta yang berasal dari hati itu benar-benar tulus tanpa cela, dan aku yakin kalian bisa saling mencintai asal dirimu bersabar, mungkin diawal kak Davin membutuhkan waktu untuk penyesuaian hatinya." Joana mengangguk dan dia pun mulai meneteskan airmata haru, tak disangkanya temannya ini memiliki hati yang lapang juga bijaksana dalam bertutur kata . Joana bangkit dari duduknya lalu memeluk Disa erat sembari mengucapkan kata terima kasih berulang-ulang . Disa tersadar dari lamunn saat satu tepukan dia radakan pada pundaknya membuat Disa terjengkit lalu menoleh, terdengar tawa abang usilnya menganggu gendang telinga. "Masih pagi ngelamunin apa hayo, lagi patah hati ya ." "Ihhh apaan sih, Bang! siapa juga yang patah hati!" sungut Disa sembari berdiri merapikan kebaya modernnya . "Kalau nggak patah hati jadi apaan dong ? Lagi jatuh cinta ? Ama siapa, Non? Sama Patung pancoran atau Patung Tugu Tani ." Daniz masih semangat menggoda adik kembarannya. Pria muda yang menggenakan stelan jas warna coklat muda itu tampak semakin tampan . "Kepo!" sahut Disa sembari meleletkan lidahnya dan berlari menemui mommynya yang masih riweh dengan Darifa yang tak bisa diam dalam balutan baju muslim imutnya . "Dad, Disa punya pacar !" teriak Daniz dengan rempongnya membuat gadis itu mendelik sewot . "Bawa kedepan Daddy! Kalau dia berani melamar, daddy izinkan tapi kalau tidak maaf pintu keluar terbuka lebar," jawab Rewindra yang baru keluar dari ruang kerja menuju sofa depan TV untuk menikmati kopinya . "Tuh Disa dengerin , jangan backstreet , awas loe!" Daniz masih semangat menggoda adiknya . "Derryl tau Dad , siapa pacar kak Disa ." Tiba - tiba Derryl yang datang dari arah ruang makan ikut nimbrung, ditangannya ada sekotak roti isi . "Siapa, Dek ?" tanya Araela ikut penasaran . "Chanyeol Exo ." sahut Derryl yang langsung mendapat tatapan aneh Daddy dan Mommynya . "Ngaco , Disa kan bukan Fans Kpop!" elak Disa dengan bibir yang cemberut "Kalau bukan Chanyeol berarti Ryo Yosizhawa , kan kak Disa seneng tuh sama yang berbau Jepang, Mom ." Mulut lemes Derryl semakin lancar seperti air dibendungan Katulampa . " Derryl ngaco Dad , Mom! Bang Daniz juga rempong banget deh , udah kayak akun lambe turah aja ! Disa nggak punya pacar lagian mana berani Disa melanggar aturan Daddy," sahut Disa yang bergelanyut manja di pundak mommynya . Araela mengelus kepala Disa yang terbungkus jilbab senada dengan warna kebayanya. "Sudah Daniz lebih baik kamu panasin mesin mobil ." perintah Rewindra melerai keusilan anaknya . "Ishh mobil udah siap dari tadi, Dad! lagian kenapa sih daddy nggak sekali-kali nyuruh Daniz ngitung duit gitu ." "Memangnya kamu tuyul pake ngitung uang segala," sahut Rewindra yang langsung dapat sambutan tawa dari Derryl dan Disa . "Kalau tuyulnya segede Bang Daniz, mana bisa ngilang, Dad! mau dimasukin kebotol juga nggak muat , yang ada bonyok digebukin orang ." tawa Derryl masih berderai diantara kalimatnya . "Karung beras ! awas loe ya ikut gue, loe jalan kaki aja biar kurusan!" ancam Daniz dengan tatapan galaknya, tapi ancaman kakaknya tidak ngaruh buat si gembul Derryl . "Sorry ya , aku ikut Daddy , week," ucap Derryl dengan menjulurlan lidahnya . "Sudah! sudah ayo berangkat! ntar kesiangan. Acara ijab kabulnya jam sembilan pagi kan, Bang ." Araela melerai anak-anaknya, setelah merapikan dasi suaminya. "Iya, Mom!" jawab Daniz yang masih sempat mencium pipi Disa juga Dariffa dan menarik telinga Derryl sebelum berlari ke arah garasi. Araela bersama Disa berjalan menyusul Rewindra yang menggandeng Darifa . "Ihh kamu kok bawa kotak makan sih dek! malu-maluin aja," ucap Disa saat menyadari Derryl masih membawa kotak bekal berisi roti isi ditangannya . "Takut laper kak dijalan, kan dari rumah ketempat acara jauh ." Derryl berkilah lalu masuk kedalam mobil dan duduk disebelah daddynya yang sudah berada di belakang stir . "Bang Derryk kayak anak TK deh bawa bekal ." celoteh Darifa membuat Derryl mendelik dan mencubit pipi gembil gadis berusia enam tahun itu . Araela dan Rewindra hanya menggeleng melihat tingkah ke empat anaknya . Mereka lalu berangkat ketempat acara dan seperti biasa Daniz setia menunggangi motor besarnya 1000 cc . ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD